04 : Sakit

8.6K 989 92
                                    

Hari ini weekend, dan Caine sudah bersiap untuk jogging pagi di komplek rumahnya.

Caine menggunakan baju set yang sering digunakan jogging oleh orang orang.

"Bunda Caine pergi jogging dulu ya," izinnya kepada Tia yang tengah menyiram bunga pagi pagi.

"Iya sayang, hati-hati ya. Kamu jangan lupa mampir kerumah Mama Shina ya, ambilin pesanan kue mama," kata Tia pada anak yang paling gantengnya itu.

Hati Caine ingin menolak, tapi dia tidak kau durhaka pada sang ibu.

Kenapa ya, semenjak dia menginjak kelas 11, dia dan Rion sering sekali bertemu. Sehari ga mungkin mereka ga ketemu selain disekolah, ada aja yang disuruh orang tua mereka kerumah masing masing.

Misalnya, pas hari libur begini, kalau bukan Rion yang kerumah dia, pasti Caine yang pergi kerumah Rion.

Rumah mereka itu lumayan deket, mungkin melewati beberapa rumah doang, sampe rumah Rion.

Sebenernya dulu Rion dan keluarga tidak tinggal dikomplek ini. Tapi Papa Rizal milih buat pindah ke komplek ini, tepat saat mereka baru naik kelas 11.

"Iya Bunda, Caine berangkat dulu ya."

Caine pun keluar rumah dan pergi jogging mengelilingi komplek mereka. Dikomplek mereka ini sangat lengkap. Ada taman, supermarket, gym bahkan bank pun ada. Jadi emang komplek ini ditempati orang kaya, seperti keluarga Rion dan Caine.

Setelah hampir sejam Caine jogging dan beberapa kali menyapa para tetangga nya. Caine pun menuju arah rumahnyaa, dan tentu saja tak lupa mampir kerumah Rion terlebih dahulu.

Mama Shina membuka toko kue, dan keluarga Caine emang tipikal suka manis manis. Sering kalau tiap libur pesen kue di Mama Shina.

"Tante," panggil Caine sembari memencet tombol saat ia sudah sampai dirumah keluarga Kenzo.

Saat beberapa kali memencet bel, pintu terbuka yang menampilkan Rizal dengan kacamata minusnya. Sepertinya kepala keluarga itu sedang bekerja.

"Loh Caine, cari siapa nak? Rion ya?"

Sotoy banget, pikir Caine.

"Enggaklah om, Caine disuruh Bunda kesini ngambil pesanan kue nya bunda," jelasnya dengan sopan.

"Kok manggil om sih, manggil Papa biar samaan kayak Rion!" tegur Rizal dengan gemas.

"Siapa tamu yang dateng, Pa?" Tibalah sang pemeran yang dicari Caine. Mami Shina.

"Ini loh si Caine, Papa lagi nasehatin dia, kalau gaboleh manggil om om, harus manggil Papa," adu Rizal pada istrinya.

Shina menatap Caine dengan tatapan seperti gemas kepada pria itu, ia mendekat kepada Caine dan mengelus kepala Caine dengan lembut.

"Gaboleh begitu, panggil Mama sama Papa juga biar samaan kayak Rion," ujar Shina menasehati.

Ngapain sama Rion, emang gue sama Rion harus sama gitu?, teriak Caine dalam hatinya.

"Yuk masuk dulu, pasti kamu mau ngambil pesanan Bunda kamu kan?" Caine mengangguk mendengarnya. "Masih diproses kue nya, kamu sana ke atas aja bantuin Mama bangunin Rion yang kesiangan sambil nunggu kue nya selesai."

Caine sedikit terkejut mendengar penuturan enteng Shina, emang ya keluarga ini seneng sekali membuat Caine berduaan terus bersama Rion. Caine tuh capek deket Rion terus.

"Caine tunggu didepan aja ya tante," tolak Caine secara halus, tanpa menunggu balesan Shina. Caine langsung keluar rumah dan menunggu di teras.

Akhirnya ga ketemu si ungu lagi. Batin Caine bahagia.















Hal Indah? #rioncaineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang