Kini, Rion tengah dibalkon rumahnya dengan sebatang rokok miliknya.
Rion pusing, entahlah. Kenapa hati nya seberantakan ini setelah bertengkar dengan Caine? Biasanya pertengkaran mereka hanya angin lalu bagi Caine. Dan tentu saja Rion dan Caine akan bertengkar terus kedepannya.
Namun, Rion rasa pertengkaran mereka kali ini, bakal lebih rumit. Rion yakin kalau pertengkaran ini membuat mereka menjauh.
Rion tidak tau kenapa dia gelisah, padahal kalau memang Rion dan Caine tidak dekat lagi, bukan masalah baginya.
Lalu kenapa hati nya seperti gelisah begini. Rion berada di kekacau.
"Si Caine anjing yang emang gatau terima kasih. Kenapa sih tuh anak seenggak bisa dibilang begitu?" gerutu nya kesal.
Rion ingat pesan Bunda yang suruh jaga Caine, namun harus Rion ingkari karena keburi kesal dengan lelaki rambut merah itu.
"Biarin dah, untuk apa gue peduli. Orang itu kagak penting!"
Kacau, benar-benar kacau. Rion rasanya ingin membanting semua barang yang ada dikamarnya. Dia benar-benar pusing saat ini.
Entah kenapa, timbul rasa benci pada dirinya sendiri.
Dia benci dirinya yang begini, dia benci dirinya yang tidak mengerti apa yang hatinya mau. Rion benci dirinya yang sekarang.
Rion tau penyebabnya, ini semua karena kehadiran Caine dihidupnya. Kenapa Caine harus ada dihidupnya?
-
Suasana dikelas cukup sepi hari ini, tidak ada keributan sedikit pun. Semua orang pokus pada kegiatannya sendiri. Biasanya jam kosong gini, Caine dan Rion akan meramaikan kelas dengan keributan mereka, lalu diikuti oleh Krow, Garin dan Riji yang tukang mengompori. Mia dan Echi tim hore nya mami, sedanglan tim hore papi itu kagak ada.
Namun, hari ini suasana kelas sangat suram. Apalagi aura antara ketua kelas dan wakil mereka. Caine dan Rion benar-benar bungkam. Terutama Caine yang tidak sedikitpun buka suara hari ini.
Dan Rion yang juga diam seribu bahasa kecuali untuk tugas nya sebagai ketua kelas dia baru bersuara. Selain itu dia benar-benar diam.
Tidak ada lagi ejek-ejekan dari Rion kepada Caine hari ini. Biasanya keributan mereka tuh hal sepele, seperti...
"Lo kalau taroh buku-buku itu geseran dikitlah, jangan ketengah"
"Ya selagi ga jatoh kenap sih, ribet lo!"
"Lo tau antisipasi gak sih? Kan gue ngomong yang baik."
"Berisik deh, suka-suka gue lah mending lo ngerjain tugas lo aja, jangan ngurus gue."
Biasanya hal sekecil letak buku, ikat sepatu, rambut atau seragam mereka debatkan. Dan debat itu selalu dimulai Rion dan diakhiri Rion juga. Kadang kadang Rion juga suka menggoda Caine.
"Duh cantik kali hari ini, sarapan apa tuh?"
"Gue cowok anjing, mulut lo mau gue ratain semen?"
"Ganas amat sih, lagi hamil ya?"
"Iya hamil anak bapak lo, kenapa? Lo bakal punya adek nih."
"Najis anjing."
Caine selalu meladeni ucapan Rion, Caine selalu ikut berdebat dengan Rion.
Mereka berdua itu kadang kayak prangko, nempel terus. Dimana ada Caine disitu ada Rion.
Sedangkan hari ini, Caine hanya tidur di meja miliknya, tanpa pergi kekantin untuk membeli makanan saat jam istirahat. Sedangkan Rion pergi meninggalkan kelas entah kemana.
"Mami Caine!" panggil Echi membuat Caine mengangkat kepalanya untuk melihat sumber suara yang memanggilnya.
"Kenapa, Chi?" tanya Caine sembari meletakkan tangan didagunya.
Echi terkejut melihat penampilan Caine yang sangat pucat hampir seperti mayat.
"Loh, Mi. Kenapa pucet banget Mami?" bukannya menjawab, Echi malah bertanya balik dengan kekhawatiran yang kentara.
Caine hanya menutup matanya dan lanjut menidurkan kepalanya di meja. "Gapapa, soalnya gue ga pake liptin."
"Lawak ah anjing, masa gitu. Lo masih sakit ya, Mi?" Echi saat ini bener-bener khawatir, apalagi melihat suara Caine yang sudah benar-benar lemah.
"Gapapa kok, udah enggak sakit gue. Udah sehat," jawab Caine seadanya. "Gue mau tidur, jangan ganggu gue Chi."
Echi tidak bisa berkata apa-apa, ia tidak mau mengganggu waktu tidur orang. Karena gabaik mengganggu orang tidur, karena tidur itu bagian terbaik dalam hidup.
Jujur, Caine capek sekali dengan semuanya. Caine sadar diri, kalau dia tidak tau terima kasih pada Rion yang sudah menjaga nya. Namun tetap saja Rion tidak punya hak berbicara seperti itu padanya.
Caine sakit hati, rasa benci nya pada Rion benar-benar bertambah. Namun, rasa benci nya dikalah kan oleh rasa cinta nya kepada Rion.
Jangan tanya kenapa Caine bisa mengklaim dirinya mencintai Rion, Caine sadar dengan perasaannya setelah melihat hatinya yang sering tak karuan didekat Rion dan jauh dari Rion.
Caine sadar akan perasaannya yang dari benci ke cinta. Caine tau ini salah, kenapa harus dia yang jatuh hati duluan pada pria yang membuat dirinya benci akan kenangan satu tahun lalu?
Kenapa dia harus jatuh cinta pada lelaki yang sudah merusak hubungannya satu tahun lalu? Kenapa Caine harus jatuh cinta pada lelaki yang bahkan sepertinya mengganggu Caine tiap hari karena lelaki itu membenci nya.
Caine sekarang mencintai Rion, bukan membenci Rion. Dan Caine benci fakta bahwa dirinya mencintai Rion.
Kenapa perasaannya harus pada Rion Kenzo itu?
Kenapa dia harus menerima fakta itu?
Caine marah pada dirinya sendiri, Caine tau Rion tidak menyukai laki-laki. Rion normal, sedangkan Caine harus memendam perasaan ini dengan sendirinya.
"Anjing, gue bener-bener benci Rion, tapi gue lebih benci diri gue sendiri," lirih Caine.
Tidak ada yang tau tentang perasaannya, dan Caine suka jika tidak ada yang tau tentang perasaannya pada Rion.
-To be continued
Maaf telat update, lagi malmingan😄
Chapter depan bakal penuh dengan flashback ya. Jadi semoga kalian suka alur mendadak aku.
Makasih semuanya, dan sorry chapter kali ini dikit lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hal Indah? #rioncaine
Teen FictionApakah cinta emang serumit itu? Namun satu yang Caine tau, dia mencintai Rion lebih dari apapun. - Warning : ⚠️BXB AREA! ⚠️Hanya cerita fiksi. ⚠️Banyak kata-kata kasar. ⚠️Sorry for typo Inspirasi dari : https://vt.tiktok.com/ZSFQBL9Je/