Di sisi lain Tepatnya di kediaman keluarga Adiwijaya Gus Bara yang sudah bersiap Untuk menunaikan ibadah Sholat isya berjamaah di Musholla bersama para santri pun terkejut sa'at melihat Om Azwan pengacara keluarga mereka ada di ruang tamu bersama ayah dan bundanya"Bara sini nak duduk dulu"
Ucap lembut Sang bunda dengan senyuman tipis di bibirnya yang seakan terpaksaPerlahan Bara pun duduk tepat di samping Sang ayah yang ntah mengapa tapi Raut wajahnya sangat datar dan sorot matanya kosong Seperti sedang memendam sesuatu di hatinya namun tak sempat di ucapkan oleh lisannya
" MasyaAllah Bara kamu Mirip sekali seperti Almarhum pak kyai Wajah kamu vibes Arab banget"
Ujar om pengacara tersebut sembari mengulas senyum bahagianyaNamun bara hanya tersenyum hangat menjawab om Azwan pengacara tersebut karena Bara sudah berkali kali Melihat ke arah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 18.41 Sebentar lagi akan masuk waktu isya
Namun Gus Bara seketika itu juga di buat sedikit kebingungan sa'at melihat sikap ayah dan bundanya yang tidak seperti biasanya " Ayah Bunda ada apa? " Ucapnya lembut dengan tersenyum sembari duduk di antara Ayah dan bundanya
Perlahan Sang Bunda pun menarik nafas sembari berkali kali menengok ke kanan ke arah suaminya Seakan tidak ingin mengatakan hal ini pada Bara putranya dan dengan hati yang teramat sangat berat Sang Bunda pun terpaksa mengatakannya " Nak Sebenernya kakek kamu Sebelum beliau wafat Beliau sempat menuliskan Wasiat untuk kamu nak"ucapnya lirih sembari memegang tangan Gus Bara
Tiba tiba Ayah Bara langsung berdiri tanpa sepatah katapun dengan gelagat emosi meninggalkan ruang tamu
Perlahan Om pengacara pun mengeluarkan selembar kertas dari dalam tasnya " Bar ini surat yang di tulis pak kyai kakek kamu sebelum beliau wafat" Ucapnya dengan raut wajah serius
Perlahan Bara pun membuka kertas yang nampaknya sudah tua tersebut karena Kertasnya sudah berubah warna dan rentan sobek sa'at di pegang Awalnya Bara tersenyum sa'at membaca surat tersebut namun perlahan Senyum Bara pun berubah menjadi kesedihan yang amat sangat terlihat di sorot matanya yang perlahan berkaca kaca sa'at membaca surat tersebut
"Al Bara cucuku Sa'at ini usia mu sudah menginjak 4 tahun nak
tapi kenakalan mu semakin bertambah dan tidak berkurang sama sekali
pipi kakek rasanya nyut nyutan tadi pagi Di timpuk Bara pake Gangsingan Astagfirullah Anak nakal
Tapi Rasa syukur tak hentinya kakek panjatkan pada ALLAH Sang Maha pencipta
Karena kakek masih di izinkan hingga sa'at ini untuk melihat kenakalan
Al Bara yang semakin menjadi setiap harinyaHarapan kakek hanyalah dua nak..
Kakek Ingin melihat Al Bara tumbuh menjadi seorang pria yang sholeh dan menikah dengan wanita yang sholehah pula Tapi mungkin kakek tidak akan bisa melihat dan bersama Bara hingga sa'at itu tiba
Sebelum kakek berpulang ke pangkuan sang Khaliq kakek hanya ingin mengatakan ini Semoga Kelak Al Bara bisa mewujudkan harapan kakek karena inilah satu satunya impian kakek untuk Al Bara
Tolong Al Bara pimpin pesantren jaga pesantren agar tetap Seperti ini nak jadilah kyai pengganti kakek kelak untuk memimpin pesantren jika kakek sudah tiadaRumah yang berada di luar kota
Restoran dan toko mukena nenek semua sudah nenek wariskan untuk Al Bara jauh sebelum Al Bara lahir
Ketahuilah nak Nenek dan kakek sangat menyayangi mu
Isi surat pertamaDan perlahan Bara pun membuka lembar surat berikutnya dengan hati hati karena kertasnya sudah sangat rapuh
"Asma Nadya Nuha Zulaikha Adalah Nama indah yang di berikan nenek mu untuk Seorang anak yatim piatu yang dulu Nenek mu temukan menangis seorang diri di depan gerbang masuk pesantren sa'at usianya masih 2 tahunan..kakek sudah berusaha untuk mencari orang tua anak itu namun hingga bertahun tahun sama sekali tidak ada kabar atau berita tentang keluarga gadis kecil itu hingga Abhimanyu pun datang bersama istrinya mereka adalah pasangan yang sudah menikah cukup lama tapi mereka tak kunjung di karuniai seorang anak..lalu
Santri kebanggaan kakek dan nenek itupun
Resmi mengangkat Asma Nadya Zulaikha sebagai putri mereka..
yaa nak. Abhimanyu menganggap bahwa Zulaikha adalah malaikat kecil yang di kirim ALLAH untuk mewarnai hidup mereka yang begitu sepi tanpa tawa seorang anak di dalam hidupnya
Hingga ketulusan hati mereka pun membuat hidup gadis kecil itu kini menjadi Bahagia bersama mereka dengan keluarga yang utuhAl Bara
kami berharap kelak jika Al Bara sudah cukup umur dan siap untuk berkeluarga Segeralah pinang Nuha Zulaikha untuk menjadi pendamping Al BaraPinanglah Zulaikha nak.. jadikan lah Zulaikha sebagai teman hidupmu di setiap langkahmu
Dan jadilah imam yang baik bagi Zulaikha
Meskipun kakek sudah tidak bersama mu hingga tiba sa'at nya untuk kamu meminang Zulaikha menjadi istrimu
tapi Restu kakek selalu menyertai kalian Semoga kalian menjadi keluarga yang sakinah mawadah dan warahmah "
Isi Surat kedua tersebut yang berisi wasiat dari pak kyai untuk Gus Bara cucunyaPerlahan Bara pun menaruh ke dua surat tersebut di atas meja Sembari berdiri dan Gus Bara pun pergi meninggalkan ruang tamu tanpa sepatah katapun dengan mata berkaca keca
Tiba-tiba Ayah Gus Bara pun datang dan langsung marah besar pada Sang istri sa'at melihat hati putranya hancur hanya karena surat wasiat dari Sang ayah mertuanya
" Astaghfirullah Kamu tega Nurma
kok kamu tega!! main jodoh jodohin Bara! Emang kamu nggak mikir gimana perasaan Bara!! jika harus Menikahi seseorang yang tidak dia cintai... rasanya sakit Nurma rasanya sakit !"ucapnya dengan sedikit berteriak karena emosiDan seketika Om pengacara pun seakan terjebak di dalam riuh pertengkaran keluarga mereka Dengan raut wajah agak pucat karena takut dengan Emosi ayah Bara yang meledak Om pengacara pun berpamitan
" Ramdhan Nurma saya pamit yaa" Ucapnya meski tidak ada yang menjawab karena suasana semakin memanas" Aku nggak tau Mas Ternyata Abi semasa hidupnya sudah menjodohkan Bara dengan gadis itu aku nggak bohong aku bener bener nggak tau apapun soal hal ini"
Ucap Bunda Bara dengan berlinang air mata hingga membasahi pipinya
KAMU SEDANG MEMBACA
Gus Bara
RomanceAngin yang berhembus membawa duka sedalam rasa tiada satu yang tercurah tiada satu yang tersayat ketika senja datang menggoreskan luka yang perlahan abadi menjadi sejarah di setiap hembusan nafas Ketika dua hati yang saling bertentangan terpaksa har...