Sudah seminggu setelah pertengakaran kecil Nata dan Raka mengenai perkuliahan.
Nata juga sudah berdiskusi dengan mama Raka, ia juga sudah berani mengatakan.
"mah, Nata makasi banget sama mamah udah ngenalin dunia ini sama Nata-
tapi Nata minta maaf gak bisa lanjutin, Nata pengen jadi arsitek, Nata mau kuliah, omongan Raka ternyata bener" Nata mengusap air mata yang sedari tadi jatuh.
Ia benar-benar merasa tidak enak dengan mamahnya ini, menurut Nata mamah Raka ini terlalu baik dengannya jadi Ia jarang berani menolak apapun yang mamah Raka minta, sekali pun ia tidak suka.
"ihh cantik, kenapa minta maaf sih, udah jangan nangis mahal skincare mu"
"MAMAH"
Nata gak habis pikir, masih sempet-sempetnya ngebahas skincare?
"becandaa, mamah seneng Nata mau jujur, maaf klo mamah sering terkesan maksa Nata ya, mamah udah anggep Nata mamah anak sendiri, mamah pengen punya anak perempuan, tapi sudah terwujud lewat kamu, sekarang kejar apa yang jadi cita-cita kamu ya" Setelah itu Nata memeluk erat mamahnya.
.
.
.
.Sudah seminggu juga Nata berhenti? atau lebih tepatnya Nata hiatus dari semua acara model dan photoshootnya.
Seminggu juga ia jadi orang yang uring-uringan gatau mau ngapain, Raka juga jarang keliatan. Dia juga jarang menghubungi Jevan.
Raka jarang dihubungi karna dia megikuti les utbk, padahal Nata tau Raka pasti bisa lulus tanpa jalur tes tersebut, masalahnya ada di Nata sendiri, ia tidak masuk peringkat eligible tpi ingin masuk di univ yang sama dengan Raka bermodal tes jalur nembak saja.
Nata gak suka belajar, kalau dia tidak lolos pun, rencananya masuk swasta saja kalau memang tidak bisa masuk negeri.
Saat asik mengscroll sosmed Raka muncul di balik pintu kamar Nata.
Raka tidak mengucapkan apapun, ia langsung pergi ke kamar mandi, Nata sudah biasa di cueki seperti itu. Kadang Raka kesini hanya numpang mandi, tidur siang lalu pergi lagi, tanpa ngobrol apapun ke Nata.
Nata juga males lah meladeni, bodo amat, dia juga sedikit kesal dia jadi pengangguran karna mendengar omongan Raka.
"ambilin baju!" teriak Raka dari kamar mandi, Nata hanya berdecak malas, tapi tetap mengambilkan baju gantinya.
Nata mengetuk pintu kamar mandi.
"Nih!"
Brak
"Napa sih, gila apa ya, biasa aja kali nutup pintunya" tentu saja Nata mengucap pelan, mana berani dia menegur Raka kalau mode diam-diaman seperti ini.
.
.
.Sore hari, Nata memandang Raka yang masih tidur, sebenarnya ia juga mengantuk tapi Raka menguasai semua kasurnya, kan bisa agak di kanan atau di kiri sedikit, jangan di tengah-tengah.
Nata hanya memandang Raka tidur terlelap sambil duduk di meja belajar, entah ia bingung ingin mengerjakan apa, dari tadi juga hanya bermain HP saja.
Beberapa saat bunda mengetok pintu kamar Nata dan membukanya setengah.
"bangunin itu abang mu, udah sore banget belom makan dia abis pulang les"
"dih, abang banget sebutannya"
"udah ah, bangunin"
"gamau, bunda aja, nanti Nata di marahin"
"cepet gak! kamu juga keluar kamar kek, kalo gak ikut les sana, biar gak swasta"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bestfriend? | Markhyuck gs
General FictionEmang ada orang yang bisa sahabatan cowo cewe tanpa melibatkan perasaan? gak mungkin gasi? cerita ini beneran klasik, aku tulis apa yg mau aku tulis, thats it. agak rated+