Bandara menjadi penghubung untuk datang dan pergi dari satu tempat menuju tempat lainnya. Bandara tidak pernah sepi pengunjung. Setiap detik ada saja yang datang ke sana.
Anarki menjadi salah satunya. Datang untuk menjemput sang istri setelah enam tahun lamanya tidak bertemu. Anarki bisa saja mengutus sopir atau asisten pribadinya untuk menjemput sang istri, tapi dia ingin melakukannya sendiri menyambut sosok yang selama ini sudah menuruti permintaannya.
Anarki menatap lurus ke depan dan menangkap sosok yang telah ditunggu-tunggu selama lima belas menit. Perempuan berambut panjang sepunggung berwarna cokelat tua itu berjalan ke arahnya. Perempuan itu mengenakan dress berwarna biru dengan corak polkadot sebatas lutut. Anarki terpesona sesaat.
"Apa boleh seanggun itu?" gumam Anarki pelan, yang berhasil membuat asisten pribadi di sampingnya menoleh.
Awalnya perempuan itu berjalan lugas dan tenang memakai sepatu berhak tinggi berwarna biru. Namun, ketenangan itu berakhir setelah kaki tersandung kaki lainnya. Hal itu membuat tampilan anggun perempuan itu runtuh. Belum lagi bibir terlihat menggerutu malu.
Anarki tertawa geli. "Haha ... sialan. Gue tarik lagi kata-kata barusan. Istri gue memang nggak pernah anggun."
Tidak mau hanya diam saja Anarki berjalan maju memangkas jarak yang tersisa. Anarki melihat istrinya sudah kembali berjalan. Mereka bertemu di tengah-tengah. Seperti salah satu adegan film romansa yang cukup romantis. Bedanya pertemuan mereka tidak ada nuansa romantis atau menggelitik.
"Saya telah kembali," ucap perempuan itu seraya membungkukkan badannya seakan berbicara kepada atasan.
Anarki menghela napas. "Saya bukan bos kamu kenapa harus bungkuk gitu?"
"Oh, maaf." Perempuan itu berdiri tegap dan menatap Anarki.
Anarki menarik senyum miring, lalu memanggil asistennya dengan gerakan jari untuk mengambil alih koper yang dibawa sang istri. Setelah koper telah diambil alih, Anarki menggamit tangan istrinya dan menaikkan sampai batas bibirnya. Anarki mengecup punggung tangan perempuan itu sambil menatap penuh arti.
"Welcome home, Wife."
Perempuan itu mengulas senyum dan membiarkan Anarki melakukan yang laki-laki itu mau. "Makasih, Mas."
Menit berikutnya Anarki menurunkan tangannya dan menggenggam tangan sang istri. Sambil menatap perempuan itu, dia berkata, "Udah siap balas dendam, Sayang?"
Perempuan itu mengangguk mantap dan tersenyum menanggapinya. Anarki melebarkan senyum liciknya.
Mulai hari ini Anarki akan mengibarkan bendera perang kepada semua targetnya. Jangan dipikir Anarki mengirim istrinya untuk berkuliah di luar negeri hanya untuk menaikkan derajat saja, tidak. Anarki melakukannya karena dia membutuhkan alat untuk balas dendam. Tentu saja, istrinya pun membutuhkan dirinya untuk hal yang sama.
Mereka siap menyambut hari pembalasan dendam dengan senyum mantap dan yakin. Tidak ada yang boleh lolos dari kehancuran yang telah mereka siapkan bersama-sama.
❤️🔥❤️🔥❤️🔥
Yuhuuuu tes ombak dulu hehehe
Temanya masih soal balas dendam. Kalo Thank You For Cheating balas dendam Kasih ke mantan tunangan, maka ini dua2nya mau balas dendam sama beberapa orang toxic.
Terus apakah banyak uwu-uwu? Tentu dong hehehe
Follow IG: anothermissjo
KAMU SEDANG MEMBACA
Thank You For Loving Me
Romance(18+) #2 ThankYouSeries Setelah Solar Soemaji sibuk menyelesaikan studi di luar negeri selama enam tahun lamanya, dia bertemu kembali dengan suaminya, Anarki Adipranas. Mereka memiliki tujuan sama terhadap keluarga toxic mereka yakni, balas dendam. ...