Bayangan indah yang tercipta di dalam otaknya kini hancur menjadi berkeping-keping. Menyisakan rasa jengkel yang mendalam.Jika tidak malu, sudah di pastikan gadis itu akan menangis meraung-raung saat ini juga.
Untung saja kewarasannya masih tersisa, walaupun tak banyak. Mungkin sekitar 0,001% saja tak sampai.
Tatapan lelah dia layangkan pada pemuda yang tengah mengusap pipi chubby- nya. Gadis itu berharap agar pemuda itu mau berbaik hati dengannya kali ini saja.
"Kamu tau kesalahan kamu hari ini apa?" Pertanyaan bernada ramah itu mampu membuat gadis itu mengutuk lawan bicaranya yang telah memporak-porandakan keberaniannya.
Menyengir lebar, lalu menatap arah lain-- asal jangan menatap bola mata yang terlihat sangat tenang itu.
"Jangan takut, jangan panik. Dia.... Dia ... Ya betul. Kata orang cewe selalu memang!" batinnya menguatkan diri menatap pupil mata pemuda di seberangnya itu.
"A-- aku.... Ngga-- maksudnya aku salah, udah ngga mikirin perasaan kamu," jawabnya gugup. Gadis itu merasa sedang bertemu dengan malaikat pencabut nyawanya saat ini.
Hei coba kalian di posisi gadis itu! Kalian pasti akan paham rasanya Jangan pernah menangkap ikan di air laut yang terlihat sedang tenang!
Pemuda itu mengangguk puas dengan jawaban gadisnya, walaupun dia tau gadisnya menjawab secara tidak tulus.
"Jangan mengulanginya lagi! Atau kita akan menikah secepatnya," tegas pemuda itu sembari menuntun gadisnya keluar dari tempat mereka saat ini.
Gadis itu mendelik tak terima, sebab usahanya berakhir sia-sia hanya karna mantannya! Ingat mantan, IYA MANTAN!
"Kav, aku lagi nyidam banget lho ini. Masa kamu tega banget sama aku sih?" gadis itu seolah tak peduli dengan aura tak bersahabat pemuda yang bersamanya itu.
Tangan kekar pemuda itu menahan bahu gadisnya, mengunci tatapan mata mereka berdua. Rasa panas menjalar di hatinya ketika mendengar kalimat dari kekasihnya itu.
"Kamu kenapa?" Pemuda itu menahan diri agar tak sampai menyakiti gadisnya. Kesabarannya benar-benar sedang di uji.
Bukan di uji, tapi memang dia tak memiliki kesabaran. Tapi entah racun apa yang di berikan gadisnya itu, dia jadi serasa pemuda paling sabar sedunia.
Melihat keterdiaman kekasihnya, membuat pemuda itu menghela nafas panjang. Memejamkan matanya sejenak, lalu memindahkan telapak tangannya ke pipi bulat gadis itu.
"Kamu kenapa berubah?" Gelombang kerutan terlihat jelas pada jidat gadis itu.
"Kenapa kamu manggil aku Kav, bukan Lean seperti biasanya?" Pertanyaan dengan nada penuh tuntutan itu membuat gadis itu kembali kesal.
Menjauhkan tubuhnya dari pemuda itu, lalu mengibaskan rambut panjangnya.
"Kayaknya aku terlalu baik udah ngasih kamu waktu seminggu untuk merenung, sekarang saatnya......."
"Aduh, aku lupa belum pamit sama ibu kost kalau mau pergi." Potong gadis itu cepat. Sepertinya dia tak ingin mendengar kalimat mengesalkan dari mantannya lebih banyak lagi.
Menurut gadis itu, mantannya terlalu suka berbuat semena-mena terhadapnya. Mentang-mentang dia mendapatkan restu dari sepupu gilanya!
"Kita udah jadi mantan. Jadi sudah seharusnya kita menjadi asing," sengit gadis itu memperjelas hubungan mereka saat ini.
Pemuda itu merasakan gemuruh hebat pada tubuhnya, darahnya berdesir, ada sesuatu yang tak bisa dia jabarkan.
Namun yang jelas, dia ingin membawa gadisnya yang telah kurang ajar itu ke apartemennya, lalu melakukan hal yang bakal di ingat selamanya oleh gadis nakalnya itu!

KAMU SEDANG MEMBACA
ORANG YANG TEPAT
Krótkie OpowiadaniaSetelah putus, langsung di nikahi hanya karna posting story jalan dengan cowo lain? Terdengar gila, tapi itu realitanya. Leandro itu gila, Leandro itu terlalu mengekang, Leandro terlalu licik! Itulah penilaian Shelita. Hubungan kandas hanya karna ke...