5

89 16 1
                                    

Berlari, berlari, berlari, terus berlari. Kaki kecil milik Hina terus melangkahkan kakinya dengan cepat di tengah hutan tersebut. Mengikut cahaya-cahaya lampu yang membimbingnya untuk kembali ke kota. Kepalanya begitu berisik, sangat berisik dari sebelumnya. Untuk pertama kalinya, ingatan dari kehidupan bocah yang sebelumnya menempati tubuh ini, berputar kembali dikepala Hina.

Hina berhenti sejenak, dirinya sudah mulai mendengar keramaian manusia yang artinya dia sudah dekat dengan kota. Menghirup udara untuk mengatur nafasnya yang tidak beraturan sejak berlari tadi, punggungnya bersandar disalah satu pohon dan kemudian terduduk.

"Tadi itu... ingatan bocah di kehidupan sebelumnya..?!" Ucapnya dalam hati. Badan Hina gemetar, ingatan itu masih terus berputar di dalam pikirannya, ingatan menyedihkan, ingatan dendam, ingatan marah, bercampur dikepalanya. Bagaimana bisa ingatan dari kehidupan bocah sebelumya bisa muncul dikepalanya? Para tukang bangunan itu.. ya.. mereka, sejak mereka berkata bahwa mereka adalah tukang bangunan yang disewa oleh pemerintah, kemudian berkata bahwa rumah yang mereka buat adalah untuk pemerintah tersebut, dan itu adalah.. Tenryubito.

"Tenryubito... tidak aku sangka kehidupan bocah ini sangat suram saat berumur 9 tahun."

Para rakyat yang berada dipulau ini pernah dijadikan budak oleh para tenryubito yang saat itu sedang berkunjung, dan bocah ini menyaksikan ayah dan kakak perempuannya meninggal di depan matanya karena melindungi dirinya. Pantas saja saat Hina menanyakan keberadaan ayahnya kepada ibunya, ibunya langsung terdiam.

"Tunggu dulu... buat apa tenryubito ingin tinggal di pulau ini? Setauku tenryubito tidak akan tinggal di tempat yang penuh dengan orang miskin dan biasanya mereka tinggal di mariejoe kan?"

"North blue, pulau yang bukan daerah pemerintah dunia, tenryubito yang akan tinggal disini."

Hina membolakan matanya, ingatan tentang episode flashback masa kecil Donquixote Doflamingo berputar kembali dipikirannya.

"Donquixote... aku baru ingat kalau keluarga mereka adalah mantan tenryubito yang tinggal di sekitar wilayah north blue. Apa mungkin rumah yang tadi adalah rumah Doflamingo dan keluarganya?!" Batin Hina mengerutkan keningnya, tidak ia sangka bahwa dia akan benar-benar bertemu kembali dengan Corazon.

"Tapi jika itu benar... BERARTI SEKARANG ADALAH 33 TAHUN YANG LALU!!??" Teriak Hina dengan ekspresi wajah sangat kaget. Dia langsung menutup mulutnya menggunakan kedua tangannya, karena menyadari bahwa teriakannya terlalu kencang. Hina mengintip sedikit ke arah kerumunan kota, sepertinya tidak ada yang menyadari teriakannya, dia menghela nafasnya lega.

"Sungguh takdir macam apa ini. Ku pikir aku hanya bereinkarnasi disalah satu tubuh npc yang bahkan tidak pernah dilihatkan di cerita One Piece. Tapi... walaupun aku tinggal dipulau yang sama dengan Corazon dan Doflamingo, itu tidak memungkinkan untuk ku mengubah takdir mereka sepenuhnya."

"Tapi... aku tidak ingin Corazon meninggal lagi. Padahal aku sudah reinkarnasi ke dunia One Piece, aku harus bisa merubah sesuatu!" Ucap Hina yang kini sudah berdiri tegak, kemudian dia berlari menuju ke kerumunan orang-orang yang berada di pasar, ia sudah meninggalkan ibunya cukup lama dirumah karena tersesat.

Sesampainya di kerumunan pasar, Hina menoleh kanan kiri untuk mencari dagangan yang menjual susu, ibunya sempat bilang Hina disuruh beli susu di tempat pamannya, tetapi Hina tidak tau siapa nama paman dan bagaimana penampilannya. Jadi Hina pikir mungkin tidak apa jika beli di dagangan susu yang lain.

"Kira-kira kapan ya keluarga Doflamingo dan Corazon sampai ke pulau ini? Dari yang kulihat tadi di hutan, rumahnya masih setengah jadi." Batin Hina, matanya masih fokus menoleh kesana kesini untuk mencari dagangan susu.

Disaat sedang memperhatikan dagangan-dagangan yang dipasar, Hina merasa seperti ada suara pria yang memanggilnya, suara itu tidak terdengar jauh. Hina yang tadinya memerhatikan dagangan, sekarang beralih menoleh ke asal suara yang memanggilnya.

"Oii Hinaa!! Apakah itu kamu?!"

Hina langsung menghampirinya, dia melihat didepan pria itu terdapat meja dagangan yang sepertinya menjual susu. Kebetulan sekali Hina sedang mencari pedagang susu. Pria tua yang memanggil Hina, menatap Hina dan kemudian tersenyum haru.

"Sudah ku duga kamu pasti Hina!" Ucapnya, kemudian memeluk Hina dengan erat. Hina yang terlihat kebingungan hanya terdiam membiarkan orang itu memeluknya, dia merasa pria ini tidak berbahaya. Tiba-tiba ingatan bocah kehidupan sebelumnya memutar dikepalanya, menampilkan wajah pria tua yang memeluknya saat ini, sekarang Hina tau bahwa pria ini adalah pamannya.

"Aku tidak melihatmu selama 6 bulan dan ibu mu juga terlihat murung semenjak kejadian setahun yang lalu, dan juga aku hanya melihatnya saat dia sedang bekerja di sawah." Ucap Pamannya Hina kemudian melepaskan pelukan mereka, tangannya mengusap air mata hampir jatuh dari matanya. Hina tersenyum melihatnya, tidak pernah ia merasakan orang mengkhawatirkannya, bocah di kehidupan sebelumnya sungguh beruntung mendapatkan orang-orang yang menyayanginya.

"Aku sudah baik-baik saja paman! Oh iya, aku beli susunya hehe!"

"Baiklah baiklah, kau mau berapa? Akan ku berikan gratis, 5 botol apakah cukup?" Ucap pamannya sambil membungkus 5 botol susu, tentu saja Hina terkejut dengan tindakan dari pamannya, 5 botol terlalu banyak untuk 2 orang.

"T-Tapi 5 botol kebanyakan paman, aku dan ibu kan hanya tinggal berdua." Ujar Hina menolak tawaran pamannya, ia hanya merasa tidak enak karena dikasih 5 botol susu secara gratis. Pamannya itu menyerahkan kantong plastik berisikan 5 botol susu ke tangan Hina.

"Tidak apa-apa, kau kan keponakan tersayang ku! Tumbuhlah menjadi gadis sehat."

"Terima kasih paman!! Kalau begitu aku akan kembali kerumah." Ucap Hina sambil tersenyum dan membungkuk, pamannya hanya mengangguk sambil membalas senyuman Hina. Saat Hina hendak untuk pergi dari situ, ia teringat bahwa dirinya tidak tau arah jalan pulang, untung saja dia belum meninggalkan tempat pamannya, kemudian Hina berbalik menatap pamannya.

"Arah rumah ku... Dimana ya paman?"

Pamannya tertawa, tidak disangka bahwa keponakannya lupa jalan arah rumah setelah tidak keluar rumah selama 6 bulan.
"Kau lurus saja, nanti saat ada dagangan buah melon, kau belok dan lurus terus sampai menemukan beberapa perumahan."

"Terima kasih paman!!"

Hina pun meninggalkan paman itu dan berjalan menuju arah yang ditunjukan oleh pamannya.


TBC...
Jangan lupa votenya yaa >_0

Reincarnation to change the fate of the Donquixote brothers || One Piece FanficTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang