CHAPTER 1

25 2 0
                                    

Aruna Athalia seorang siswi cantik dan pintar di salah satu sekolah Elite di ibukota. Sekolah yang hanya diisi oleh orang orang pintar dan tentunya orang kaya, yaps sekolah tersebut di khususkan untuk orang orang pemilik uang berlebih, akan tetapi karna kebaikan hati kedua pemilik sekolah tersebut mereka masih menerima siswa pintar jalur beasiswa.

Ngomong ngomong kedua pemilik sekolah? Ya sekolah tersebut dibangun atas kerjasama dua orang terkaya di ibukota. Mereka sudah berteman sejak dibangku sekolah menengah pertama, mereka berjuang dan sama sama berusaha agar sukses bersama dan akhirnya setelah menjadi konglomerat mereka memutuskan untuk membuka sekolah Elite tersebut.

Biasanya sekolah khusus seperti ini siswa siswi minoritas yakni siswa siswi beasiswa akan diperlakukan tidak baik atau mendapat berbagai macam bullyan dari siswa paling kaya, tapi tidak dengan sekolah ini, daripada merundung anak beasiswa para siswanya lebih memilih untuk bertarung secara sehat siapa yang akan menjadi pemenang diantara semua atau sebut saja siapa yang akan menjadi juara terbaik, siapa yang paling pintar diantara ratusan siswa pintar lainnya.

Pertarungan yang sebenarnya bukan dilihat dari seberapa mahal peralatan sekolahmu, semahal apa mobil yang mengantarmu ke sekolah, tapi seberapa pintar dan sejauh mana kemampuanmu utnuk bertarung dengan yang lainnya, itulah salah satu penyebab Aruna dan Gentala menjadi rival disekolah tersebut.

Sejak pertama kali bersekolah disekolah tersebut yakni sejak kelas satu menengah pertama sampai sekarang kelas dua menengah atas Aruna dan Gentala selalu bersaing siapa paling pintar, dari dulu sampai sekarang posisi pertama dan kedua selalu di isi oleh Aruna dan Gentala, terkadang Aruna posisi pertama Gentala posisi kedua begitu juga sebaliknya.

Ambisi para siswa untuk mendapat predikat siswa siswi terbaik sangatlah kuat, banyak yang bilang jika sebenarnya diluaran Aruna dan Gentala itu baik baik saja mereka hanya menjadi rival saat disekolah saja atau saat sedang membahas pelajaran, yah persaingan orang pintar memang bed dari kita yang otaknya hanya beberapa digit saja.

Sama sama anak pengusaha tentu saja Aruna dan Gentala tak pernah merasakan yang namanya kekurangan uang, bahkan merek bisa mengganti sepatu dan tas sesuka hati mereka tanpa menunggu tas atau sepatu tersebut rusak dan berubah warna.

Gentala adalah anak satu satunya keluarga Bagaswara, sedangkan Aruna memiliki seorang kakak laki laki yang sangat amat posesif pada Aruna, kadang Aruna sampai berniat untuk menitipkan kakaknya ke panti asuhan, kakaknya adalah seorang ekstrovert, rumah yang hanya dihuni  oleh empat orang dan beberapa maid menjadi sangat ramai jika kakaknya sedang dirumah dan hal itu sangat mengganggu bagi Aruna saat sedang belajar.

Arsa Hirawan adalah kakak satu satunya Aruna, Arsa memiliki sifat yang baik, ramah, ceria,humoris dan penyayang, Saat ini Arsa duduk di bangku kuliah tahun kedua, siapapun yang melihatnya maka percayalah tidak akan ada yang percaya jika Arsa seorang mahasiswa kedokteran, Arsa adalah ketua salah satu geng motor terbesar di ibukota, ia memang terlihat tidak menyeramkan dari wajahnya yang tampan dan ceria tapi siapa sangka jika salah satu anggotanya diganggu maka seketika aura tajam dan bringas akan terlihat dari Arsa.

Orangtuanya tentu saja tau kalau Arsa adalah salah satu bagian dari geng motor yang sering tawuran dan balapan saat malam hari, tapi orangtuanya tak pernah melarang itu. Apakah orangtuanya tidak perduli? Tentu saja tidak, orangtuanya bahkan memberikan uang pada Arsa untuk membeli tanah yang jauh dari perumahan warga dan menjadikannya sebagai arena balapan agar tidak menganggu ketenangan orang orang yang sedang beristirahat di malam hari, Arsa membeli beberapa hektare tanah untuk dijadikan sebagai lintasan untuk balapan dengan geng motor lainnya. Tidak semua orang bisa masuk dan bisa bertanding ke arena tersebut, bisa masuk belum tentu bisa ikut balapan, untuk memasuki arena tersebut harus lulus dari beberapa persyaratan, bahkan untuk seorang penonton saja tidak bisa masuk sembarangan.

KARENA DIA JADI KITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang