Chapter 6

7 1 0
                                    

Malam itu juga Aruna membawa Kaivan ke apartemen miliknya, sebenarnya Aruna ingin sekali meninggalkan Kaivan dan menitipkan nya pada pihak rumah sakit, tapi lagi lagi bibi Siska memaksanya untuk membawa Kaivan pulang, bibi Siska bahkan meminta agar selama Kaivan sakit biar dia saja yang mengurus Kaivan asalkan jangan meninggalkan bayi malang itu.

Aruna benar benar akan membunuh Gentala karna sudah membuat Kaivan masuk rumah sakit dan sekarang meninggalkannya. Terhitung dua hari sejak kepulangan Kaivan dari rumah sakit, selama itu pula Aruna tak bertemu dengan Gentala, Gentala tidak datang ke apartemen Aruna, benar benar seperti bajingan yang lepas tanggung jawab.

Hari ini Kaluna memutuskan untuk bertanya pada Gentala, ia tak dekat dengan Gentala tapi tak ada cara lain karna satu satunya orang yang tau rumah Aruna hanya Gentala menurut Kaluna, Kaluna memang sahabat Aruna tapi Aruna tak pernah memberitahu dimana rumahnya bahkan apartemen nya pun, ntahlah Aruna terlalu tertutup bahkan pada sahabatnya sendiri.

" Anu... Gentala maaf mengganggu tapi aku mau nanya sesuatu"

" Hah?, kamu temannya Aruna kan? Aruna kemana kok nggak masuk sekolah sampai dua hari? "

" Aku juga tidak tau, dia tidak mengabariku sama sekali"

" Ck, bener bener ya temen lo terlalu tertutup bahkan sama sahabat sendiri, heran banget gue, yaudah lo mau nanya apaan? "

" Mmmm, aku mau nanya alamat rumah Aruna "

" Hah? Kenapa nanya sama gue? Atau jangan bilang lo juga nggak tau dimana dia tinggal? "Kaluna hanya mengangguk

" Waaaah parah banget, trus selama ini ngapain sahabatan sama manusia kaya dia? Sama sahabat sendiri aja begitu, lagian kenapa lo nanya alamat rumah di sama gue? Emang gue bapaknya? "

" Waktu itu yang bantuin aku sama ibuku kan Aruna sama kamu, dan kamu pulangnya sama Aruna jadi kamu pasti tau dimana rumah Aruna "

" Hahaha, maaf ya tapi gue nggak ngantar Aruna sampai rumahnya, gue cuma ngantar sampai tengah jalan setelah itu dia pulang naik taksi, mungkin dia juga nggak mau kalau gue tau rumah dia" bohong Gentala, untung saja otak Gentala bekerja dengan cepat, kalau tidak bisa bisa Kaluna datang ke apartemen Aruna dan melihat Kaivan, Gentala belum siap dirumorkan dengan Aruna, dia masih ingin hidup tenang, yah meski tidak dipungkiri jika ia sedikit senang kalau hal itu terjadi.

Ya, sudah dua hari ini Aruna tak masuk sekolah, tak ada yang tau apa penyebabnya bahkan guru pun tak ada yang tau, sebenarnya Gentala sedikit penasaran pasalnya ini pertama kali Aruna seperti ini, biasanya jika ia tak masuk sekolah paman Jordi pasti selalu mengantar surat izinnya, tapi kali ini berbeda, Aruna benar benar tak ada kabar sama sekali.

Keesokan harinya Aruna sudah mulai menampakkan diri di sekolah, setelah hilang tak ada kabar dua hari akhirnya Aruna muncul juga. Kaluna yang khawatir tentu saja langsung mendekat dan memberikan beberapa pertanyaan yang mampu membuat Aruna tersenyum.

" Runa kamu dari mana aja? Kamu nggak ada kabar selama dua hari ini, aku khawatir banget tau, kamu baik baik saja kan? "

" Tanya Kaluna tanpa jeda"

Mendengar Kaluna sangat mengkhawatirkannya Aruna tersenyum cukup lebar yang menampilkan senyum termanisnya yang tidak banyak orang tau jika Aruna bisa senyum semanis itu, bahkan hal itu tak luput dari pandangan Gentala, pertama kalinya dalam hidup Gentala melihat Aruna se manis ini saat tersenyum, yah Aruna memang wanita yang dingin jadi akan sangat jarang melihat ekspresi nya selain selalu bermuka datar.

" Terimakasih sudah mengkhawatirkanku, aku baik baik saja kok aku cuma demam karna kelelahan saja"

" Memangnya kamu ngapain sampai bisa se lelah itu? "

KARENA DIA JADI KITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang