Bagian 3 - Tragedi

8 1 0
                                    

Derisa dan Tresha pun menghabiskan makanannya dengan terburu-buru, hal tersebut membuat Heira kebingungan dengan kelakuan kedua anaknya.

"Mengapa kalian buru-buru?"

Keduanya pun saling pandang, mereka berusaha mencari alasan yang tepat untuk beralasan kepada ibunya.

"Ehm..."

"Kami mau main ma." ucap Tresha buru-buru, ia takut kakaknya akan berkata jujur kepada ibunya.

Derisa melirik Tresha sambil tersenyum ragu-ragu, Sedangkan ibunya hanya bisa menggelengkan kepalanya pelan.

Heira pun menyelesaikan makanannya, ia heran mengapa Salna masih belum keluar dari kamarnya. "Mama mau panggil Salna dulu, tolong kalian bereskan piring-piring kalian, biar mama yang cuci."

"Baik ma..." Jawab keduanya.

Heira pun menaiki anak tangga dan diwaktu yang sama Tresha menarik tangan Derisa sambil berkata.

"Ayo, ini saatnya." Ucap Tresha yakin.

Keduanya berlari kearah pintu dan membuka kunci pintu kayu tersebut.

~Tok tok tok

"Salna, mari makan..." Panggil Heira dengan Seiring ketukan pada pintu kamar Salna.

Tidak ada jawaban, lalu Heira mengetuk lebih keras lagi dan juga memanggil Salna dengan nada suara yang lebih keras.

Salna terlonjak dari tidurnya, namun kesadarannya masih belum sepenuhnya sadar, ia masih mengantuk, samar-samar ia mendengar teriakan dari Derisa, ia terbangun lalu berusaha mengumpulkan nyawanya.

Sedangkan didepan kamarnya Salna, Heira langsung bergegas turun saat mendengar teriakan anaknya.

Sebelumnya...

Tak disangka ternyata gerimis hujan sudah turun membasahi seluruh hutan dan desa.

Derisa dan Tresha pun bergegas menuju samping rumahnya dan tepat didepan mereka Boneka beruang itu tergeletak diatas tanah bahkan terlihat kotor dan agak sedikit basah.

Tresha berlari mengambil bonekanya, dengan cepat di peluknya boneka tersebut lalu segera berlari kearah Derisa namun...

slek~

Darah segar keluar dari mulut Tresha sehingga membuat Derisa berteriak kencang, sebuah pedang baru saja menghunus punggung Tresha hingga menembus jantungnya.

Crassh~

Pedang itu ditarik dan Boneka beruang itu pun jatuh seiring dengan jatuhnya tubuh Tresha.

Terlihatlah seorang laki-laki bertubuh besar dengan cadar yang menutupi wajahnya, semakin melihat itu Derisa semakin berteriak dengan sekuat tenaga, kaki nya lemas hingga membuatnya terjatuh.

Heira terkejut saat keluar dari rumah, ia melihat Derisa yang menangis dengan suara serak sedangkan Tresha sudah terbaring kaku ditanah.

"JANGAN!!!" Teriak Heira.

Ia pun berlari kearah laki-laki tersebut, ia berusaha melindungi Derisa, dicabutnya sebuah tongkat kayu yang tertancap ditanah lalu diayunkan nya kearah laki-laki itu hingga menepis pedang tersebut..

"PERGI JANGAN GANGGU KAMI!!" Pekiknya keras, dengan tangan yang gemetar.

"JIKA KAU INGIN MENCURI, AMBILLAH SEMUA HARTAKU DAN PERGILAH SEKARANG!!" Heira semakin marah.

"Aku memang ingin mengambil semua hartamu tapi bukankah anakmu juga termasuk hartamu." Ucap laki-laki tersebut.

"SIALAN, PERGI ATAU KU BUNUH KAU!"

TAKDIR (Wellcome To Dumastral)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang