Bagian 4 - Orang Baik

3 0 0
                                    

Rintik hujan perlahan berhenti kini hutan semakin terlihat jelas dikarenakan cahaya bulan yang mulai bersinar terang, Langkah kaki Salna perlahan melambatkan, rambutnya sudah basah bahkan gaunnya juga kotor terkena tanah namun sepertinya gaun tersebut sangatlah mahal sehingga tidak tembus pandang ataupun transparan meskipun gaun itu sudah basah terkena hujan.

Salna memeluk erat buku yang dibawanya bahkan air matanya tidak berhenti mengalir, ia tak bisa mengatakan apapun bahkan untuk bernafas saja rasanya tidaklah mudah.

Ia mencoba mengatur nafasnya yang sedari tadi tidak beraturan, kini ia hanya bisa berjalan pelan sambil memeluk buku yang dibawanya sejak tadi, ia tidak tahu harus kemana bahkan ia sama sekali tidak mengenali arah hutan tersebut.

Gaun putih itu pun terlihat berantakan dan kotor terkena tanah yang basah, bahkan beberapa daun menempel pada gaun tersebut.

Ia sama sekali tidak menyangka kalau dirinya baru saja kehilangan keluarga yang satu-satunya ia miliki.

Air matanya terus mengalir meskipun sudah beberapa kali ia hapus.

Setelah lama berjalan akhirnya ia pun melihat sebuah desa, matanya berbinar penuh harapan, ia berdoa semoga saja ada penduduk disana yang mau menolong keluarganya.

"Kumohon siapapun..." Lirihnya pelan.

Langkah nya pun semakin cepat saat melihat seorang wanita tua yang hendak masuk kedalam rumah, ia berusaha meminta pertolongan dan dengan cepat menghentikan wanita tua tersebut.

"Tolong saya Bu..." Lirihnya sambil meraih tangan wanita tua tersebut.

Wanita tua itu terkejut melihat kehadiran Salna dengan keadaan yang sangat berantakan, namun wanita tua itu berusaha untuk tenang dan langsung bertanya kepada salna.

"Ada apa nak? kamu tersesat?" Tanya wanita itu.

Tubuh Salna semakin lemah. "Selamatkan keluarga saya, tolong..." Lirihnya dengan sisa tenaganya.

"Apa yang terjadi?"

"Rumah saya ditengah hutan, tolong selamatkan kel..." Lirih terputus seiring dengan dirinya yang pingsan.

Wanita tua itu terkejut seraya menopang tubuh Salna agar tidak jatuh ke tanah dan ia berteriak berusaha membangunkan Salna.

"Hei, Bangun Nak Bangun!"

Tanpa disadari teriakan wanita tua itu didengar oleh suami dan kedua anak nya.

"Kenapa Bu?" Tanya anak laki-lakinya.

"Siapa gadis ini?" Tanya anak perempuan nya.

"Apa yang terjadi Bu, siapa ini?" Tanya suaminya.

Sang ibu sedikit kesal karena terus saja di beri pertanyaan.

"Bawa masuk dulu." Ucap sang ibu.

Anak laki-laki nya pun dengan sigap membopong tubuh Salna dipunggung nya yang dibantu oleh anak perempuan dan juga suaminya.

Salna pun dibaringkan diatas tempat tidur yang sederhana.

"Reson ambilkan air hangat, obat-obatan dan juga kain, Sofia tolong bersihkan tubuh gadis ini dan obati luka-luka dikakinya." Ucap sang ibu.

"Baik Bu." Sahut kedua anaknya.

"Pak bisa kita bicara sebentar?" Tanya sang ibu.

"Ada apa Bu?"

"Kita bicara diluar saja." Ucap sang ibu sambil berjalan keluar rumah.

Sang ibu dan bapak pun duduk diteras kayu didepan rumahnya.

TAKDIR (Wellcome To Dumastral)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang