Pool | 03

3K 260 36
                                    










Sesenggukan, Freya menangis sesenggukan sembari meremat selimut tebal yang menutupi setengah tubuhnya. Ellard, pria bajingan itu baru selesai menyetubuhinya dengan paksa membuat tanda disekujur tubuhnya hingga tubuh Freya terasa sakit.

Ellard duduk dipinggir mematikan rokok yang ia apit dari bibirnya hendak mendekati Freya namun gadis itu menghindar. Ellard mendapati itu bukannya marah malah tersenyum hingga terlihat sangat menyeramkan dimata Freya. "Semakin kamu nolak, semakin pengen aku masukin tau."

Freya menggeleng kuat dibalik tangisnya membuat Ellard sontak terkekeh. "Makanya sini!"titah Ellard.

Freya ragu ia hanya menunduk tanpa respon lebih, melihat itu Ellard bergerak menyentuh pipinya membuat dua netra itu beradu. "Kok nangis hm, kan enak dimasukin."

"No, ini salah. Gaboleh gini.."terang Freya suaranya lirih atas keputusasaan. Ellard terdiam masih mengelus pipi tembam itu yang dibasahi air mata. "Gaboleh gimana sayang, udah lima kali loh."

Freya menggeleng. "Udah Freya gamau lagi, stop sampai disini. Kita balik ke hidup kita masing-masing. Kamu udah ambil semuanya, sekarang kamu mau apalagi?"

Ellard menggeleng mencengkram pipi Freye sedikit keras. "Gue gamau ini berakhir, gue mau lo sepuas gue."

"Pikirin Monica, lard. Monica sepupu aku, kita gak boleh nyakitin dia terus-terusan."

Ellard menggeleng tidak menerima pendapat Freya membuat gadis itu menunduk hendak menangis lagi. "Monica gakan tau kalo kita diam aja, Frey. Gue gabisa terima, gue candu akan diri lo."

Freya terdiam tidak merespon apa-apa lagi membiarkan Ellard memeluknya erat, Freya hanya melamun menatap langit yang mulai gelap.

"BANGSAT! LO GAK BECUS NYARI FREYA LAGI?!"maki Ellard pria itu mengamuk karena Freya kabur lagi tanpa ia sadari. Udah tiga harian Ellard datangi butik milik gadis itu namun gadis itu tidak pernah ada. Ellard frustasi, sudah semingguan ia gila mencari Freya sekarang Freya menghilang lagi.

Semua pesuruh nya menunduk, takut pria itu melempar mereka dengan botol wine di meja yang sejak tadi diremat kuat pria itu. "Sekarang lo cari Freya sampe ketemu atau lo semua gue habisin."titah Pria itu penuh ancaman membuat mereka semua takut dan lekas membubarkan diri.

Ellard menatap gelas ditangan dengan kesal. "Sialan Freya, kalo sampe gue ketemu lo lagi gue ikat gue kurung lo sampe lo gabisa kabur kemana-mana."guman pria itu.

"ELLARD!"

Ellard berdecak berusaha tersenyum menutupi kegilaannya saat Monica datang tanpa izin darinya. "Iya sayang."

Monica tersenyum memeluk Ellard erat lantas bersandar pada tubuh shirtless pria itu. Monica mengenakan baju seksi seperti biasanya namun Ellard seperti tidak tertarik dengan pemandangan itu. "Liat? Gue baru beli baju baru, bagus ga?"

Ellard tersenyum tipis lantas mengangguk kembali menenggak Wine di gelasnya. "Kok gitu biasanya lo pegang-pegang gue."katanya mengerucut.

"Sorry Nic, gue lagi gak mood."

Monica memutar bola matanya malas lantas duduk tegak ikut menenggak Wine di tangannya. "Lo gitu mulu dari kemaren-kemaren, setau gue lo bisa handle kerjaan gak pake lama."

"Ini beda."singkat Ellard.

Monica melirik Ellard yang tampak malas berinteraksi dengannya, namun bukan Monica kalau menyerah. Gadis itu melepas pakaiannya sendiri dengan gelagat menggoda mencoba menghibur Ellard yang mungkin lelah bekerja. Ellard bukan tidak sadar gelagat itu, tapi sialan kenapa dirinya tidak tergoda sama sekali. Padahal dulunya pria itu maniak Monica atau lebih tepatnya apapun yang gadis itu lakukan tampak menggoda dimatanya, namun belakang ini... "Monic, gue gak napsu."

[ADULT] POOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang