Pool | 05

2.4K 236 22
                                    













Freya membuka mata lebih dulu menatap pada sosok kekar disebelahnya masih tidur pulas bergelung selimut tebal dengan nyaman. Freya menghela nafas sedikit merenggangkan tubuhnya meraih air putih disamping nakas lalu meminumnya. Freya bangkit membuka gorden jendela sehingga cahaya masuk menerangi seisi ruang.

Freya terkejut sedikit mendengar suara melenguh dari Ellard yang cukup keras ia menatap sedikit ternyata pria itu tidak bangun. Gadis itu sedikit bernafas lega jalan perlahan-lahan lalu menutup pintu kamarnya pelan.

Mata Freya mengedar menatap seluruh ruang Penthouse baru yang dibeli Ellard kontan beberapa hari yang lalu untuk keduanya tinggal. Gadis itu menghela nafas sedikit mengikat asal rambutnya lalu jalan menuju ke Pantry. Membuka kulkas ada beberapa sayur dan daging hendak ia masak untuk sarapan Ellard nanti.

Freya bersenandung seolah-olah tampak biasa dengan aktifitas memasaknya itu tanpa sadar seseorang dibelakang memperhatikannya dalam diam sembari tersenyum kecil. Bergerak perlahan-lahan menuju Freya lantas memeluk gadis itu hingga Freya memekik kecil. Ia terkekeh kecil mendapati ciuman brutal pada leher dan pipinya. "Aw Ellard mandi dulu!"

Ellard menggeleng tidak mendengarkan Freya malah semakin mencium gadis itu alhasil Freya mencubit nya sedikit. Walaupun tidak terasa apa-apa bagi Ellard, pria itu langsung melepaskan pelukannya dan menggigit roti panggang di meja Pantry. "Kebiasaan."cibir Freya kembali sibuk meracik masakannya.

Ellard tampak bodoamat jalan dengan kekehan kembali duduk di meja makan dan berkutat dengan laptop juga sesekali ponselnya saat pekerjanya butuh konfirmasi darinya. Tampak benar-benar fokus dan keren diwaktu bersamaan. Freya melirik sedikit, saat-saat serius seperti ini Ellard benar-benar sesuatu. Freya berdeham kecil melupakan hal-hal itu kembali fokus kedepan dengan sesekali berusaha mengumpulkan keberanian.

Sudah tiga hari sejak Freya tinggal bersama Ellard sampai saat ini gadis itu tidak kunjung pulang kerumah. Bunda dan Ayah khawatir karena biasanya Freya tidak pernah tidak pulang ke rumah, pasti pulang walaupun itu tengah malam. Sedikit merasa bersalah karena ia berbohong pada Bunda dan Ayah dengan alasan menginap dirumah Lili. Terlebih ia melibatkan Lili dalam kebohongan ini.

Freya baru saja melepaskan celemek setelah menyajikan sarapan mereka pagi ini, gadis itu bergerak meraih kursi lalu duduk di hadapan Ellard. Pria itupun tanpa diberitahu segera merapikan pekerjaannya lalu ia kesampingkan disudut meja. "Kita sarapan sayangku?"

Freya tersenyum tipis lantas mengangguk. Keduanya sarapan dengan damai sesekali Ellard memuji masakan Freya seperti akhir-akhir ini pria itu lakukan. Ditengah momen damai itu entah kenapa terbesit rasa keberanian Freya untuk mengatakan sesuatu pada Ellard. "Ellard.."

"Hm, sayangku?"

Freya menunduk tampak mulai ragu padahal sudah berani tadi, namun tatapan Ellard itu membuatnya takut. "A-ku udah boleh pulang kan?"

Benar saja senyum manis Ellard berubah jadi tatapan tidak suka. "Apa?"

Freya tahu, Ellard bukan tidak dengar itu hanya sebuah gertakan ketidaksukaannya terhadap apa yang Freya katakan. Tapi Freya harus berani, ini juga demi kebaikan keduanya. "Ini udah tiga hari Freya gak pulang, Bunda sama Ayah khawatir Lard. Freya udah banyak bohong."

Ellard membuang pandangan bersandar kasar pada kursi meja makan. "Ayah lagi Bunda lagi? Kamu itu udah dewasa Freya, seharusnya kamu bebas mau gak pulang berapa lama."

Freya sedikit tersentak lalu meneguk ludahnya. "Freya anak satu-satunya, Lard. Wajar kalo Ayah dan Bunda khawatir, apalagi Freya gapernah gak pulang selama ini."

[ADULT] POOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang