9-DEELUNA

19 15 3
                                    

"Kehidupan adalah tentang perjalanan, bukan tujuan akhir. Nikmatilah setiap langkah yang kamu ambil."-oceng

🌊🌊🌊

Keadaan di bawah laut terlihat begitu kacau. Deeren saat ini sedang berada laut, ia menatap ikan-ikan yang berenang tak tentu arah, dengan gelombang yang semakin meninggi.

Dia menggerakkan ekor indah berwarna biru muda itu dengan cepat, menuju istana para mermaid. "Apa yang terjadi?" tanya Deeren kepada salah satu penjaga istana dibawah sana.

"Bangsa siren menyerang bangsa mermaid pangeran!" jawab penjaga itu.

"Dimana mereka sekarang?"

"Di laut sebelah utara, pangeran."

"Kerahkan seluruh pasukan kita untuk melawan bangsa siren. jaga diri kalian, jangan sampai terluka," suruh Deeren yang di Angguki penjaga itu.

"Baik pangeran, Laksanakan!"

Deeren langsung berenang menuju ke arah Utara, bertujuan untuk membantu para bangsanya. karna ini memanglah kewajibannya sebagai seorang pangeran.

🌊🌊🌊

Kayla dan Navarez saat ini sedang berada di kafetaria yang tak jauh dari pantai. Mereka berdua singgah disini sejenak, karena melihat cuaca yang terlihat tidak terlalu bagus.

"Cuaca di luar ga bagus, kita disini aja dulu, kalau pulang duluan nanti kamu sakit." Navarez menatap Kayla dengan senyuman manis membuat ketampanannya menjadi lebih dua kali lipat.

Kayla tentunya mengangguk patuh, dan senang akibat Navarez yang mengkhawatirkan dirinya akan jatuh sakit. "Navarez, kamu baik banget."

Navarez mengelus lembut Surai coklat milik Kayla, membuat jantung Kayla berdetak kencang, dan pipinya memerah malu.

"Navarez." Kayla mencicit kecil, dia malu saat pengunjung cafe menatap mereka berdua yang terlihat begitu sosweet sekali.

Navarez terkekeh kecil melihat sifat malu-malu kucing Kayla. "you are so beautiful, when you blush," ucap Navarez pelan, hampir membuat Kayla kejang-kejang.

"ihhhh malu." Kayla menepuk pelan lengan Navarez.

"Gak usah malu, emang bener kok yang aku bilang."

"Kalau emang bener aku cantik, coba ajak aku pacaran, hayoo," pinta Kayla membuat Navarez tiba-tiba terdiam dan senyumannya perlahan menghilang.

"Ekhem." Navarez berdehem menetralkan wajahnya.

"Tunggu disini sebentar. aku mau keluar, jangan kemana-mana, dan jangan ikuti aku, oke?" Deeren menatap manik Kayla.

Kayla hanya mengangguk mengiyakan ucapan Navarez. melihat Kayla mengangguk Navarez segera berdiri dari duduknya dan melangkah pergi keluar dari kafetaria, padahal cuaca masih belum cerah.

Kayla menarik salah satu sudut bibirnya melihat kepergian laki-laki itu, kemudian mengunyah desert yang dari tadi tak dia sentuh.

🌊🌊🌊

C

uaca langit yang suram membuat para penghuni pantai takut untuk keluar, dan enggan membuka pintu rumah mereka. Namun berbeda dengan perempuan satu ini. Lavinia.

Lavinia keluar dari air dengan wujudnya yang sudah berubah menjadi manusia seutuhnya. mereka para bangsa mermaid memiliki kemampuan untuk mengubah tubuh mereka menjadi manusia hanya dengan sekejap.

Kaki telanjangnya yang putih itu melangkah menuju darat, ternyata seorang pria sudah menunggunya di bibir pantai.

Senyuman manis namun terlihat sinis terukir di bibir pria di depannya. "məni çağırmağa nə vadar etdi?" (apa yang membuatmu memanggil ku)

Lavinia mengerutkan dahinya melihat tingkah aneh pria ini. "Mən sadəcə planımızın nə qədər səliqəli olduğunu bilmək istəyirəm. Tapşırığı nə qədər yerinə yetirirsiniz?" (Aku hanya ingin tahu seberapa rapi rencana kita. Seberapa jauh Anda menjalankan tugas tersebut)

"Uzun bir yol keçdi və təbii ki, onların məhvi tezliklə gələcək və biz qalib olacağıq." (Sudah jauh, dan tentunya kehancuran bagi mereka akan segera datang, dan kita lah sebagai pemenang)


Lavinia tersenyum smirk, begitupun pria di depannya. Mereka sudah tidak sabar menunggu kehancuran dan mendapatkan kemenangan.

🌊🌊🌊

Dua Minggu telah berlalu, dan sudah dua Minggu pula dia tidak ada datang lagi ke pantai. Bahkan tidak ada tanda-tanda adanya Deeren kembali.

Aluna sekarang sudah tidak memperdulikan hal itu, dia tidak peduli jika Deeren akan datang atau tidak nantinya, dia tak akan menunggu lagi.

"Ma, pa, luna mau keluar bentar jalan-jalan." Aluna mendatangi Rosa dan Gibran yang berada di meja makan.

"Ga sarapan dulu?" tanya Gibran di gelengi Aluna.

"Tidak, luna pergi sebentar aja kok, cuma ke taman." Aluna menyalami tangan kedua orang tuanya.

"Kalau gitu Aluna pamit ma, pa." Aluna melangkah keluar mengambil motor Scoopy miliknya yang berada di garasi.

Kemudian berpas-pasan dengan Angkasa sedang asyik-asyiknya memandikan motor kesayangan dengan diringi musik yang membuat tubuhnya ikut berjoget.

"Wah gak jelas tu anak," gumam Aluna bergeleng kepala.

Aluna menghidupkan mesin motornya lalu mulai mengendarai dengan kecepatan yang maksimal.

Keadaan jalan raya terlihat ramai dengan kendaraan yang berlalu lalang. di tengah-tengah jalan yang luas itu, terdapat beberapa lampu yang bersusun rapi. dengan pohon yang tumbuh lebat, membuat setengah jalanan menjadi teduh.

Aluna menikmati pemandangan ini. jalan-jalan untuk refreshing pikiran dari tugas kampus yang banyak itu, tidak begitu buruk juga.

Motor Scoopy itu berbelok menuju ke taman. Aluna memarkirkan motornya, berjalan santai mencari tempat duduk yang menurutnya pas untuk menggalau.

Aluna memilih kursi di bawah pohon yang tak jauh dari danau buatan itu. pemandangan disana sangat memanjakan mata, terdapat angsa putih yang sedang mengapung di atas air.

🌊🌊🌊

Jangan lupa vote🥰⭐ dan jangan lupa tungguin aku update yaaaa, komen jugaa, soalnya aku suka baca-baca komen wkwkw.


DEELUNA(Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang