PROLOGUE

1.1K 92 18
                                    


• • YUSION • • •

Seperti yang diharapkan oleh Yushi. Pagi ini cuaca begitu cerah dengan matahari yang seperti tengah tersenyum kepadanya. Yushi juga terlihat senang karena hari ini dia akan pergi ke ladang strawberry milik neneknya bersama Anton sambil bersepeda.

Saat dirinya kebingungan harus mengenakan pakaian apa, ponselnya tiba-tiba berdering. Yushi pun segera mengangkatnya karena ia pikir itu Anton.

"Hal-"

"Good morning, sayang..."

Oh tidak, lagi-lagi suara bariton ini. Yushi menghela nafas panjang sebelum adu rap dengan sosok menyebalkan yang setiap pagi selalu mengganggu ketenangannya.

"Jangan bicara aku malas mendengar suaramu." Ucap Yushi lalu setelahnya mematikan ponsel.

Beberapa menit kemudian, Yushi akhirnya sudah siap dengan sweater putih dan celana pink kesayangannya. Ia juga sedikit memoles wajahnya dengan make up.

"Apa aku sudah terlihat tampan?" Gumamnya didepan cermin.

Ting nong!

Ah, Anton-nya sudah datang!

Dengan kecepatan kilat Yushi segera membukakan pintu rumahnya. Dan betapa kagetnya Yushi saat mendapati Sion yang berdiri disana dan bukan Anton.

"Kenapa kau disini? Pulang sana." Usirnya sembari menatap sinis.

Yang diusir hanya mengangkat bahu kemudian menerobos masuk ke dalam rumah Yushi. Astaga tidak sopan sekali anak ini. Didikan siapa sih?

Yushi hendak protes saat melihat Sion duduk diatas sofa dengan wajah songong, tapi tidak jadi karena Sion mengkode agar ia duduk disampingnya.

Dih, Yushi mana mau. Yushi pun memilih duduk di sofa yang lain.

"Kemarilah sayang."

"Apa sebenarnya yang kau inginkan?" Tanya Yushi to the point.

Sion tersenyum sambil menyilangkan lengannya, "kau menutup panggilanku jadi tidak ada pilihan lain selain-."

"Ck! langsung ke intinya saja bisa tidak?!"

Sion tertawa gemas. Lucu sekali kucingnya sedang dalam mode marah.

Sion bangun dari duduknya lalu mendekati Yushi yang sudah berdiri. Bahkan, sekarang kucing kecilnya itu terlihat seperti ketakutan saat dirinya sudah sangat dekat.

Yushi meneguk ludahnya kasar. Pantatnya kembali mendarat diatas sofa dengan tubuh yang terkurung oleh Sion.

"Kau berdandan sangat cantik, mau menemui Anton, huh?" Bisik Sion ditelinga Yushi.

Yushi bergidik geli merasakan hembusan nafas hangat Sion di telinganya.

"Ya, jadi menyingkir lah dariku!"

Yushi mencoba mendorong tubuh Sion, tapi sayangnya itu tak berhasil membuat Sion menjauh. Pria itu malah semakin mendekatkan diri dan sekarang Yushi harus dibuat menahan nafas karena wajahnya dan Sion sudah tak memiliki jarak sama sekali. Bahkan, hidung keduanya pun sudah benar-benar menempel.

"Kau hanya boleh menunjukkan wajah cantikmu padaku, Yushi...

...sekarang hapus riasan wajahmu, hm."

Yushi menggeleng cepat. Enak saja! Dia sudah menghabiskan banyak waktu hanya untuk terlihat cantik dimata Anton dan seenak jidatnya Sion malah menyuruh dirinya untuk menghapusnya?! Memang dia itu siapa bjir.

Terlihat raut wajah Sion mengeras.

"Hapus atau kau tidak pergi sama sekali?" Ancamnya. Kali ini Sion mencengkram kuat pipi Yushi sampai membuat sang empunya mengadu kesakitan.

"L-lepaskan sialan-"

"Sepertinya kau memilih untuk tidak pergi ya? Baguslah. karena sekarang hanya aku yang bisa melihat kecantikanmu."

Sion tertawa bak iblis, dan Yushi hanya dapat memejamkan matanya pasrah. Oh Sion benar-benar sudah gila.

Dan, apakah kalian masih ingin melihat kegilaan dari seorang Oh Sion?

Jika iya, you should wait for the continuation of this story.





Mau lanjut?

Yes?
or
No?

The Madness of Oh SionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang