05.

151 19 0
                                    

“ Aku mendukung semua keputusanmu, asalkan kau melibatkan diriku. ”

Kacau. Setelah pulangnya kalian dari Marley dengan membawa kemenangan, kalian harus kehilangan beberapa orang berharga—salah satunya Sasha. Banyak yang bersedih dan menangis atas kematiannya yang disebabkan bocah Marley.

Namun, saat itu pula terjadi keributan antara Levi dan Eren. Levi menendang Eren karena Eren tertawa atas kematian Sasha. Kau sendiri tidak mengerti, bagaimana bisa ini semua terjadi. Hatimu tetap percaya bahwa Eren tidak pernah berubah.

Kau berpikir Eren bukan menertawakan kematian seseorang karena hal itu lucu. Eren juga merasa kehilangan, ia menertawakan dirinya sendiri yang tidak bisa mencegah kematian itu.

Lalu saat ini juga Armin dan Eren bertengkar hebat. Kau bahkan tidak percaya, padahal mereka berdua itu teman dekat. Jauh sebelum Eren mengenalmu, ia lebih dulu kenal dengan Armin dan Mikasa.

Namun, yang paling membuatmu tidak percaya adalah perkataan Eren pada Mikasa. Eren menyebut Mikasa sebagai pembantunya saja. Bagaimana bisa Eren berkata begitu? Mengapa Eren sejauh ini?

Armin, Mikasa, dan yang lainnya ditahan oleh Floch. Lalu, Eren hanya diam saja. Kau pikir dirimu juga akan ditahan tapi ternyata Eren berkata pada Floch bahwa,

"Untuk yang satu itu jangan," ujar Eren. Lelaki itu mengisyaratkan sesuatu padamu. Seakan menyuruhmu untuk mengikutinya. Kau pun menurut, ini waktunya kau bertanya banyak hal pada Eren.

"Aku tidak tahu apa yang terjadi padamu, Eren. Tapi perkataanmu pada Mikasa keterlaluan!" Baru kali ini, pertama kalinya kau membentak Eren.

"Kau tidak akan mengerti, (Name). Tenanglah, ayo kita pergi ke tempat biasa," ujar Eren menarik tanganmu.

Di tempat biasa kalian bertemu. Tidak jauh berbeda. Pohon yang lebat, bunga-bunga yang indah, walau tidak sesegar dulu.

Eren menceritakan banyak hal padamu. Kau pun mendengarkan dengan baik. Walau sebenarnya pikiranmu hanya tertuju pada Eren. Lelaki itu nampak tampan dengan rambutnya yang diikat.

"Aku berencana melakukan rumbling dan meratakan seluruh umat manusia di luar dinding. Apa kau mendukungku?" Tanya Eren padamu.

Kau mengangguk pelan. "Aku mendukung semua keputusanmu, asalkan kau melibatkan diriku," balasmu.

"Tidak. Kau tetap diam disini, (Name). Demi keselamatanmu sendiri," tolak Eren. Ia jelas tidak ingin dirimu ikut dalam rumbling itu. Karena pasti akan banyak hal yang terjadi saat itu dan jelas akan membahayakan dirimu.

"Tapi Eren, aku ingin selalu berada disampingmu. Cukup kau pergi menyusup ke Marley saat itu saja, kali ini ajak aku Eren. Aku sudah berjanji padamu kan? Aku akan selalu berada disampingmu," tuturmu. Kau menggenggam erat tangan Eren, meyakinkan bahwa kau akan baik-baik saja apabila bersama Eren.

Kau merasa dirimu itu memang bodoh kalau menyangkut soal Eren. Kau bahkan sadar bahwa dirimu itu sudah gila akan cinta. Semuanya tidak akan berpengaruh padamu. Hanya Eren, satu-satunya yang bisa mempengaruhimu.

"Kau mencintaiku?"

"Bukankah sudah jelas? Sejak pertama kali kau menyelamatkanku dari titan, aku sudah mencintaimu Eren."

Benar. Kau kembali mengingat masa itu. Kau yang terjebak dengan dua titan dari sisi kiri dan kanan, tidak tahu harus bagaimana. Peralatanmu sudah tidak bisa dipakai lagi, tenagamu juga sudah habis. Kau pasrah saat itu.

Namun, ternyata ada salah satu titan yang dengan hebatnya menyelamatkanmu dan menghajar titan-titan lain ketimbang ikut memangsamu.

Dan saat itu kau tahu bahwa orang yang berada dalam tubuh titan itu adalah Eren Yeager.

[]

 DIE FOR YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang