EMPAT

201 21 1
                                    

SAMBIL mengamuk, dia tidak memberikan kunci kamar kepada (name) sehingga mereka berdua tidak bisa keluar.

"Berikan kuncinya kepadaku! Ayolah... Jangan bertingkah seperti anak kecil, aku masih punya banyak pekerjaan," dengus (name) ketika terus menggoyang goyangkan kenop pintu.

Satoru lalu membuang wajahnya. "Tidak mau," ucapnya sambil mengeluarkan lidah untuk melampiaskan amarahnya.

(name) yang melihat itu langsung marah, tetapi dia mengendalikan emosinya. "Satoru..."

"Ya?" Tanya Satoru tanpa melihat ke arah gadis itu.

"Tolong buka kan, aku masih punya banyak kerjaan, kau tahu?" Ucapnya untuk merayu Satoru agar dia mau memberikan kunci kamar itu.

"Bisa. Tapi kau tidak boleh membuat peraturan tentang pernikahan kita."

"Tapi–" "Aku suamimu, (name)."

(name) mengeluarkan desah pelan. Dia tidak tau cara apalagi untuk membuat pria itu mau menuruti perintahnya, "apakah tidak ada selain menghapus peraturan?" Tanya (name) sambil melihat ke arah Satoru.

Satoru lalu berpikir dan tertawa kecil membuat (name) merasa bahwa ada sesuatu yang akan terjadi. "Bisa, tapi kau harus mencium pipi dan keningku setiap pagi," balasnya dengan senyum lebarnya itu.

Ingin sekali (name) menampar wajah pria itu. "Apakah Aki tidak pernah memberimu ciuman sehingga memintanya kepadaku?" jawab (name) sambil memandang menolak untuk tawaran yang diberikan oleh Satoru.

Wajah pria itu berubah menjadi kosong dan menatap istrinya dengan tajam. Dia lalu berdiri dan menjepitnya di dinding. Tidak memberikan akses untuk gadis itu keluar dari kurungannya. "Kau pikir apa hubungannya Aki dengan dirimu, (name)?" Balas Satoru dengan suara rendah. "Lebih baik kau cari cara yang menguntungkan dirimu di sini," lanjutnya sambil menatap tajam ke arah mata (name).

"Baiklah, aku akan melakukannya tiap pagi," jawab (name) menyerah. Kalian tahu? Peraturan itu lebih penting dari pada kontak fisik seperti ciuman di pipi.

Ada yang tau apa peraturannya? Jika ada mungkin suami manapun akan marah jika gadis yang mereka cintai membuat peraturan seperti itu.

Peraturan selama pernikahan:

• Tidak mengurus urusan pribadi satu sama lain.

• Berhubungan intim 3 tahun setelah pernikahan.

• Jika melakukan kekerasan akan dilaporkan ke pihak berwajib.

Ya sebenarnya Satoru setuju dengan peraturan nomor tiga, tetapi satu dan dua itu terlalu berlebihan, kan? Desah Satoru. Dia masih melihat (name) dengan tajam tapi juga bahagia karena gadis itu mengabulkan permintaannya. Tangannya mengelus rambutnya lalu mencium keningnya dengan lembut.

(name) lalu tanpa sadar langsung mendorong Satoru sehingga yang di dorong langsung terkaget dan memunculkan raut kesal. "Aku sudah memenuhinya, sekarang buka pintunya," ucap (name) menuntut. "Baiklah, lagipula kau ingin ke mana lagi?" Balas Satoru sambil berjalan ke pintu dengan kunci ruangan yang berada di tangannya. Suara kunci berputar menandakan pintu terbuka langsung membuat wajah (name) lega seketika.

"Itu bukan urusanmu, kau ingat peraturannya?" Sinis (name) dan berjalan dengan gembira ketika keluar dari kamar. "Tapi (name).. Kau istriku, bagaimana jika kau terluka dalam perjalanan?" jawab Satoru dengan khawatir. Tetapi hanya helaan nafas yang dikeluarkan oleh (name). "Aku akan mengirim alamatnya."

***

12 TAHUN YANG LALU.
10 DESEMBER 2006.

Pada musim dingin di Jepang, sering sekali para pasangan pergi keluar untuk membeli makanan atau saling melempar bola salju untuk sebuah kesenangan.

Kesenangan dengan tawa serta senyum tulus yang keluar sebagai tanda bahwa mereka bahagia. Salju turun dengan rintikannya yang kecil serta bentuk bentuk yang indah. Rintikan itu mengenai dedaunan pohon yang sudah layu atau hampir tidak ada lagi karena sudah memasuki musim dingin. Juga beberapa mengenai rintikan syal dari seseorang yang sedang berjalan jalan di kota pada musim dingin.

Wajah khas seorang wanita yang tegas melewati kota Tokyo yang ramai, dia saat ini ingin pergi ke salah satu toko ramen bersama seorang pria yang berada di sampingnya, "hey, (name), kau malah lebih dulu daripada aku ya?" Seru seorang wanita dari ujung jalan dengan tas hitam yang dia pegang. Dirinya berjalan mendekati kedua orang itu dengan gembira.

"Mari kita makan ramen terlebih dahulu," saran (name). Dia membuka pintu toko itu menyebabkan bel yang terdapat langsung berbunyi menandakan adanya pelanggan yang datang.

Suasananya terlihat sangat suram tapi juga terlihat sangat tenang, kebersihan sangat terjaga. Tanaman hias membuat tempat ramen itu lebih berwarna. Mereka memilih bangku yang terletak dekat jendela, mereka mungkin akan foto dan langsung menemukan spot yang bagus.

Ketiganya duduk di meja yang sama, (name) di sebelah kiri dan di depannya terdapat pria dan wanita itu duduk bersamaan. Seorang pelayan datang untuk mencatat pesanan. "3 ramen dan mungkin 1 teh hijau dingin..."

"1 coklat panas!"

"kopi hitam 1" pinta pria terakhir dan dibalas anggukan oleh sang pelayan. "Terimakasih, saya akan segera mengantar pesanan kalian." Ucap pelayan itu lalu pergi meninggalkan mereka bertiga.

tiba-tiba rasa canggung muncul di antara mereka, apalagi dengan suhu yang sangat dingin. "(name), kau ke sini bersama siapa?" Tanya perempuan yang bernama Shoko untuk memecahkan keheningan. (name) lalu melihat ke arah Shoko sebelum membalas, "aku ke sini sendirian, hanya untuk berlibur dan menemui kalian," balas (name) sambil menghembuskan uap dingin dari mulutnya.

"Omong omong, Suguru. Bisa aku bertanya sesuatu kepadamu?" Ucap (name) sambil melihat ke arah Suguru. Suguru lalu tersenyum mendengar ucapan (name). "Katakan saja.."

"Apakah kau sungguh sungguh dengan jalan yang kau pilih?" Tanya (name) ketika sudah di beri izin. Suguru lalu terkekeh. "Tentu saja, lagipula aku punya orang yang ikut bersamaku," jawabnya yang tak lupa dengan senyum manis yang hampir membuat (name) jatuh cinta.

Shoko langsung menaikkan sebelah alisnya ketika mendengar pernyataan dari Suguru. "Siapa?"

Jawaban terhindar ketika pelayan memberikan minuman kepada mereka serta ramen yang terlihat sangat enak.

"Pesanan meja nomor 5, selamat menikmati."

TBC.

AN ARRANGED MARRIAGE (GOJO SATORUXREADER)  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang