-
SUDAH menjauh dari hadapanku, aku yang memperjuangkannya tetapi aku yang dibuang, kenapa? Apakah aku kurang tampan, atau aku bukan type idealmu? Kau mengecewakan hati kecilku.
Kakiku menelusuri jalanan yang sudah sepi, sesak meresak ke dalam hatiku. Tak jauh dari sana aku mendengar dering panggilan dari telfonku. Tanganku mengambil ponselku dari saku. Mengangkat untuk mendengar siapa yang sedang berbicara. "Satoru, segera ke sini, aku, (name), dan Suguru sedang berada di salah satu cafe. Kau tau toko ramen yang berada di dekat gedung kantor itu kan? Oke sampai jumpa!" Belum selesai aku menjawab, telfon malah di matikan oleh wanita itu.
Lagipula dari tempatku berjalan, aku sudah bisa melihat cafe itu di depanku. Aku melangkah melewati kerumunan dan sampai pada tempat tujuanku, tanganku mendorong pintu yang membuat bel berbunyi. Semua mata melihat ke arahku dikarenakan suara bel yang berbunyi. Mataku melihat ke segala arah, sebelum akhirnya aku berjalan dengan santai ke meja yang sudah terdapat 3 orang itu.
***
Pelayan toko segera menyatat pesanan Satoru. Setelahnya, pelayan itu langsung pergi untuk menyiapkan makanan yang dipesan. "Jadi siapa maksudmu tentang orang yang datang bersamamu?" Tanya Shoko.
Suguru lalu tertawa, tangannya mulai mengambil sumpit untuk bersiap makan. Dari kelihatannya, pria itu tidak mau menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh temannya. "Kau seharusnya menjawab-" Ucapan (name) terhenti ketika mendengar suara serak Satoru. "Aki ikut bersama Suguru.." Jawabnya dengan tidak semangat. Matanya tak bersinar seperti biasanya, terlihat sangat redup.
"Apa?!" (Name) sedikit terkejut dengan informasi yang baru saja dia terima. Sebenarnya apa saja yang terjadi di sekolah jujutsu ketika dia tidak bersama trio ini? Terlalu banyak hal yang berputar di kepalanya, lagipula bukankah Aki merupakan pacar Surai putih itu? Betapa menjijikkannya tingkah yang mereka buat, pikir (name).
"(name), apa yang dikatakan Satoru benar, gadis itu ikut bersamaku." Sambung Suguru, mata pria itu masih fokus ke arah ramen yang sedang dia makan. Hati (name) merasa hancur ketika mendengar ucapan Suguru, "apakah kau mencintai Aki sama halnya seperti Satoru?" "Aku mencintainya bahkan sebelum Satoru mengenalnya, (name). Tetapi lihat, dia mengungkapkan perasaannya kepadaku."
Tek..
Jantungnya berdetak kencang, "tapi kau tau bahwa itu tak benar, kan?" "Dia yang memilihku, (name)." Jawaban Suguru kali ini dengan intonasi yang lebih tinggi dari sebelumnya, kerutan di dahi sang pemuda terlihat jelas tercetak. Shoko menelan ludahnya, merasa tak nyaman dengan suasana yang terjadi. Tak ingin ikut campur tetapi hatinya juga cukup hancur ketika mengetahui crush nya lebih memilih orang lain.
"Aku akan membayarnya duluan," kata Shoko sebelum bangkit dari tempat duduknya, Suguru dengan cepat menghalanginya, senyum terlihat di wajah tampannya. "Jangan repot - repot, Shoko. Aku saja yang membayarnya." Tetapi ucapan Suguru sama sekali tak dipedulikan, perempuan itu langsung pergi ke kasir untuk membayar semua pesanan.
Satoru juga merasa tak selera makan, kepalanya terus dihantui banyak pertanyaan, makanan yang baru saja diantar dia diamkan bagai patung. "Kau harus memakannya," seru (name) kepada Surai putih.
Helaan nafas mulai keluar, kedua pria itu melihat ke arah (name) dan kemudian saling melihat satu sama lain. Keduanya mulai sibuk dengan makanan dan minuman yang mereka pesan.
Shoko dengan cepat langsung kembali, semakin lama semakin canggung, tak ada tawa dan candaan lagi. Sampai mereka keluar dari toko ramen dengan kenyang. kenyang perut dan kenyang kecewa.
Tak jauh dari mata memandang, perempuan yang mereka cari cari datang, rambut lurus yang cantik serta bola mata yang mencolok bagaikan bidadari dari surga. Gadis itu diam ketika melihat kedua gadis bersama pria yang dia kenal. "Ah.. Suguru ayo kita pergi." Seru gadis itu dengan terburu - buru. Tak ada kata kata lagi setelahnya, kedua orang itu langsung pergi begitu saja.
"sampai bertemu kembali dengan kalian, ramen tadi enak"
Ugh...
***
Kecupan di pipi terasa sangat lama, sebuah tangan merengkuh pinggang kecilnya. Dengan rambutnya yang sedikit dia gesekan dengan rambutnya lainnya.Tidak ada yang sadar, keduanya masih tertidur dan di dalam alam mimpi masing - masing. Alarm dari ponsel terdengar tak lama dari mimpi yang terjadi. Sang wanita mulai merasa terganggu dengan suara yang keluar dari ponselnya. Dia ingin bangkit dan mematikan kebisingan itu, tetapi dia tersadar saat dirinya sudah terperangkap di antara tangan - tangan besar tersebut. "Bangun! Ini sangat menggangu." Serunya, tangannya juga berusaha untuk menjauhkam bibir pria yang mengecup pipinya.
Gerakan - gerakan yang keluar itu justru membuahkan hasil, si surai putih langsung terbangun, dia juga melepaskan pelukannya dan berbalik ke arah lain untuk melanjutkan tidurnya. Dengan segera (name) bangkit untuk mematikan alarm tersebut.
Tak sengaja dia melihat wajahnya di depan cermin. Semu merah mulai bermunculan di wajahnya ketika merasa masih ada hangat di pipinya. "licik sekali, padahal ini masih pagi." Desahan keluar dari bibirnya. "Nyonya~ sudah saatnya bangun-" Pelayan tersebut dengan segera langsung menutup pintu kamar.
Wajahnya semakin memerah. "Apaan coba, semua orang menyebalkan pagi ini." Lanjutnya sambil membuat wajah kesal di depan kaca yang sudah diperhatikan oleh orang lain sejak tadi.
"boneka kecilku sudah mulai jatuh cinta?"
Story by © torutorunah
menerima kritik dan saran, terimakasih 🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
AN ARRANGED MARRIAGE (GOJO SATORUXREADER)
Fiksi PenggemarBagaimana rasanya menikah dengan Satoru Gojo tapi dengan unsur paksaan? akankah muncul benih benih cinta? WARNING!! - typo bertebaran - bahasa nggak baku - gaje ꧂𝐤𝐚𝐫𝐚𝐤𝐭𝐞𝐫 𝐣𝐮𝐣𝐮𝐭𝐬𝐮 𝐤𝐚𝐢𝐬𝐞𝐧 𝐦𝐞𝐫𝐮𝐩𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐦𝐢𝐥𝐢𝐤 𝐠𝐞𝐠𝐞 𝐚�...