1.

429 14 1
                                    

~///~~~

"15 menit temui Hyung ditempat biasa! Hyung mau kasih tau sesuatu penting! Ini dari Oma" Ucap jihoon kepada kedua Adek² nya yang lagi sibuk sama tugas tugas sekolah nya.

Tanpa menoleh,"Ok" jawab keduanya, setelah mendapat jawaban jihoon pergi dari kamar si bungsu, emang itu si Jay juga ngerjain disitu biar ada temen nya.

"Kira kira apa ya?!" Gumam Jay berfikir, itu bukan disebut gumaman si soalnya suaranya kedengaran sama sunghoon yang agak jauh darinya.

Sunghoon mengedikkan bahu nya arti dia ga tau, Jay jelas sudah pasrah dengan sifat Adek nya ini udah terlalu malas hanya untuk membuka mulut.

-
-
-

Mereka berdua pun sudah selesai mengerjakan tugas nya dan bergegas mencari jihoon pasti Hyung nya itu udah nunggu lama.

"Telat 4 menit" suara jihoon menyambut kedatangan mereka berdua ketika tiba disana, tanpa bersuara kedua saudara kembar itu langsung duduk menghadap Jihoon yang tampak mengambil sesuatu di laci meja.

"Buka lalu Baca isinya" jihoon menyodorkan sebuah sebuah kotak kecil yg terbungkus rapi ke hadapan mereka berdua.

Meskipun bingung Jay tetap mengambil dan menatap jihoon sebentar, jihoon mengganguk menyakinkan dia untuk segera membuka, jihoon juga sudah membaca nya terlebih dahulu.

Jay membuka lipatan demi lipatan kertas tersebut dengan pelan pelan sambil menahan nafas, entah lah dia hanya sedikit gugup kalo isi nya menyangkut masa depan mereka nanti.

Setelah terbuka lebar Jay pun membaca nya mulai dari atas sampai bawah tanpa ketinggalan satu kata pun diikuti sunghoon disampingnya. Setelah membaca semua nya Jay membulatkan matanya begitupun dengan sunghoon yang masih mencerna semuanya.

'huftt' jihoon membuang nafas panjang namun terkesan berat, dia sudah menduga respon Adek² nya pasti kaget gitu ga jauh beda dengan dia yang pertama membaca nya tadi, ini terlalu mendadak baginya.

"Hyung s-serius?"tanya Jay dia masih belum percaya, dia berharap bahwa ini mimpi saja begitupun sunghoon yang terdiam di sampingnya.

Jihoon mengangguk kecil, membenarkan. "Kalo mau lebih jelas lagi nanti besok kita ke rumah Oma buat bahas ini" usul jihoon lalu melipat kertas seperti semula dan meletakkan di tempat asalnya. ya dia akan menyimpan itu surat.
lalu pergi dari sana diikuti oleh kedua adek²nya.

Jihoon berhenti berjalan lalu menegaskan suaranya.
"Balik kamar!tidur" perintah jihoon tidak ingin dibantah.

Kedua nya ngangguk patuh karna dia tau Hyung nya pasti juga lagi pusing dengan kemauan yang ada di surat tadi.

Dengan gontai jihoon berjalan menuju kamarnya, "Jaman sekarang masih ada yang seperti itu?" gumam jihoon sambil natap langit. sekarang dia sudah ada di balkon kamar milik nya. Sendiri ditemani sunyi nya malam. Hati dan pikiran nya kalut, begitupun cuaca langit yang hitam. Bener bener mendukung perasaan jihoon sekarang.

Jihoon meremas dadanya yang tiba tiba sesak, "mom...dad.." panggil jihoon lirih, mata nya memandang langit yang kosong  tidak di hiasi apapun, bener bener kosong seperti pikiran nya.

tanpa dia sadari  air mata nya menetas membasahi pipinya.

Jihoon memang di kenal dengan pemuda yang tegas, cuek, dingin, berwibawa, kejam, tapi jangan salah jihoon juga bisa lemah, cengeng, rapuh jika dia sedang sendiri seperti ini.

"Ji kangen..." Ucapnya dengan suara pedih, tangannya dengan kasar mengusap air mata nya yang tak henti-hentinya keluar. "ji masih butuh kalian! Mommy tau ji.. ji p-pernah berniat ingin menyusul kalian" kekeh sedih dengan suara bergetar ketika mengingat kejadian tempo hari yang mana dia ingin menjatuhkan diri dari atap rumah sakit pas dia lagi sakit tapi syukur di cegah oleh Jay yang waktu itu mengikuti nya secara diam diam.

Istri yang baikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang