5. Teh hangat

152 15 2
                                    

2 hari penuh Hyunsik berjalan mondar mandir dalam keadaan basah kuyup menanti pemilik rumah segera membuka pintu untuknya.

Dia menyesali perkataan yang diucapkannya pada sore itu, emosinya mengendalikannya hingga tanpa sadar dia mengatakan hal yang seharusnya tidak benar dengan penuh emosi seolah-olah itu memang benar adanya.

"Lex aku mohon buka pintunya" ketukan demi ketukan Hyunsik layangkan pada pintu depan rumah tersebut.

Hyunsik datang untuk meminta maaf dan menjelaskan semuanya tetapi Lex sendiri benar-benar tidak memiliki niat untuk meluruskan segalanya, dia hanya ingin selesai tanpa memikirkannya lebih lanjut atau itu akan menyakiti perasaannya sendiri.

Namun Hyunsik bersikeras datang setiap saat menunggu sang pemilik rumah untuk segera membukakan pintu, tidak peduli dengan udara dingin dan badai yang ada. Hyunsik akan tetap berdiri dengan setia menunggu.

Ini bodoh tetapi dia mengakuinya, sungguh cinta membuatmu bodoh.

Kakak perempuan Lex yang melihat Hyunsik kadang tertidur di lantai depan rumahnya merasa cemas dan terus memaksa adik laki-lakinya untuk membuka pintu tetapi tetap saja Lex menolak dan teguh pendiriannya.

Namun hari ini Hyunsik kembali datang dan mondar-mandir dnegan wajah yang begitu pucat. Baru dua hari tetapi kesehatan tubuhnya sangat lemah.

Hyunsik hanya tidak tahan dengan udara dingin terlebih lagi dengan badai angin yang bercampur derasnya hujan karena ulahnya sendiri. Kepalanya mulai terasa sakit mendudukkan dirinya menyandar pada tembok kembali menunggu agak sosok tersebut membuka pintu untuknya.

Sedangkan Lex didalam hanya menatap Hyunsik melalui jendela rumahnya tanpa berniat untuk membukanya padahal ibunya mulai mengomel tidak jelas.

"Doohyun berhentilah bersikap kekanak-kanakan" kali ini ayahnya yang datang menepuk bahu putranya lembut.

"dia menunggumu hingga tertidur di teras, tidak bisakah kamu berbicara dengannya meskipun hanya sebentar saja?"

Apa yang dikatakan oleh ayahnya benar, dia bersikap kekanak-kanakan tidak dia bersikap egois dan kejam membiarkan sosok yang terlihat rapuh seperti Hyunsik berdiam diri menunggunya hingga berjam-jam dibawah derasnya air hujan yang turun.

Haruskah dia membuka pintunya sekejap? Tetapi entahlah dia merasa tidak ingin melakukan hal tersebut tetapi melihat wajahnya yang begitu pucat menimbulkan rasa bersalah yang begitu tinggi.

Memikirkannya lebih lama hanya akan membuang waktu, lihatlah pemuda cantik itu sudah terlihat lemas dengan wajahnya yang sangat pucat. Dibukanya pintu dengan perlahan dengan cukup ragu tetapi kakinya melangkah keluar untuk menghampiri sosok tersebut.

Hyunsik yang menyadarinya segera bangkit dari duduknya menghampiri Lex dengan langkah yang guntai, dia hampir tumbang karena kesehatannya tidak bagus hari ini.

"Kenapa kau sangat keras kepala?" Lex berkata dengan tatapan tajamnya.

Dan Hyunsik tidak menjawab melainkan terjatuh pada dekapan Lex karena tak kuasa menahan berat tubuhnya, kepalanya terasa sakit dan tubuhnya begitu panas. Lex dengan panik menangkap Hyunsik dalam pelukannya merasakan suhu tubuhnya yang begitu panas.

Apa makhluk seperti Hyunsik juga bisa sakit? Entahlah Lex tidak yakin tetapi dia harus membawa Hyunsik untuk segera masuk kedalam.

Balutan selimut yang tebal menutupi tubuhnya setelah digantikan dengan pakaiannya sendiri, terlihat kebesaran untuk Hyunsik sejujurnya tetapi Lex menyukainya entah kenapa. Handuk basah menempel pada dahinya dan matanya tertutup rapat terlarut dalam mimpinya.

Masih dengan hujan yang turun dengan deras, hampir 2 hari penuh hujan tidak berhenti dan itu terjadi setiap kali Hyunsik berdiam diri di teras rumahnya membuat Lex semakin yakin akan hayalannya.

Hujan | Lexhyun ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang