Apa yang di khawatirkan oleh Lex sebelumnya benar-benar terjadi. Akibat Hyunsik yang terus menetap bersamanya dalam semalam hujan terus turun dengan deras mengundang banyak ucapan menyakitkan oleh para tetangga dan keluarganya sendiri.
Benar saja tempatnya mengalami kebanjiran, Hyunsik sebelumnya ingin cepat pergi namun keluarga Lex yang tidak mengerti apapun terus melarang Hyunsik untuk pergi karena hujan terus turun dengan deras dan demamnya masih belum sepenuhnya turun. Padahal Hyunsik ingin membantu.
Sekarang dia berdiam diri di atas sofa melipat kedua lututnya memeluk tubuhnya sendiri dalam diam menyaksikan genangan air di lantai. Sudah setinggi itu, ingin menangis rasanya Hyunsik.
Banyak orang yang bahkan tidak memiliki rumah bagaimana bisa dia berdiam diri saja menyaksikan semuanya dengan mata kepalanya sendiri.
"Aku sudah membujuk keluargaku untuk membiarkanmu pulang" Lex menghampiri Hyunsik mengusak rambutnya dengan lembut.
Menarik tangan Hyunsik membantunya untuk kembali berdiri, Hyunsik sedikit kesulitan karena rasa sakit pada bagian bawahnya terus berdenyut nyeri.
Keduanya saling menautkan jari-jemarinya satu sama lain mencari kenyamanan sendiri begitu Lex membawa Hyunsik keluar dari rumahnya dengan payung di tangannya sebagai pelindung.
"Lex" mendengar namanya di sebutkan oleh sosok tersebut kepalanya menunduk untuk menatap Hyunsik.
Seolah mengerti apa yang akan dikatakan oleh Hyunsik, Lex memberhentikan jalannya menangkup pipi Hyunsik yang lembut mengusapnya dengan ibu jarinya dengan satu tangannya yang masih setia menjaga agar payungnya tidak terjatuh.
Perasaan hangat kembali menyelimuti hatinya membawa keduanya untuk saling mendekat mempersatukan kedua belah bibir dalam ciuman singkat. Dingin air hujan menerpa kakinya menggenang dengan tidak indahnya membanjiri jalanan.
Tidak banyak orang berlalu lalang saat itu, hanya beberapa orang yang terhenti hanya untuk melihat aktivitas romantis dari dua pemuda yang berdiri dibawah air hujan dengan payung hitamnya.
"Ibu kenapa kakak itu mencium udara?" salah seorang anak kecil yang berhenti berlarian memanggil ibunya yang terlihat kewalahan menyuruh anak tersebut untuk berhenti mandi hujan.
Bingung dengan apa yang dilihatnya anak kecil dan orang tuanya tersebut memilih untuk mengabaikan hal tersebut.
Seperti buliran air matanya yang mulai merembes keluar Hyunsik hanya diam mematung merasa kakinya semakin ringan dengan buih-buih gelembung yang entah datang dari mana melelehkan sebagian jari jemarinya yang menyatu dengan air hujan.
Pada sore itu hal terakhir yang Lex berikan untuk Hyunsik hanyalah sebuah permen berbentuk hati yang sudah dia simpan sejak awal. Jari-jarinya menyusuri setiap inci dari wajah indah Hyunsik mengaguminya dengan menatapnya penuh arti.
Hatinya terasa sakit tetapi Lex sama sekali tidak bisa mengekspresikannya.
Berdiri sosok wanita cantik dengan gaun berwarna biru cerah di belakang Hyunsik merentangkan kedua lengannya menunggu pemuda tersebut untuk segera berbalik. Hyunsik tidak yakin tetapi dia melakukan langkah pertama untuk mengecup pipi Lex sebelum kakinya melangkah mendekati sosok wanita tersebut.
Terlihat mirip dengan Hyunsik, Lex tidak yakin tetapi dia percaya bahwa mungkin saja dia tengah bertemu dengan orang tua Hyunsik saat ini.
Senyuman tipis menghiasi wajah cantik wanita tersebut begitu Hyunsik dengan tenang menutup matanya dalam dekapannya.
"Dulu aku juga mencintai manusia sepertimu dan melakukan kesalahan besar seperti apa yang dilakukan putraku semalam" wanita itu berkata dengan lembut.
Bagai lantunan musik yang merdu suaranya memenuhi indra pendengaran Lex, menyinggung kata semalam membuatnya tanpa sadar tersenyum malu. Apa wanita itu melihat semuanya? Astaga..
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan | Lexhyun ✓
Fiksi PenggemarJatuh cinta saat hujan tiba adalah hal terburuk. Itu yang dirasakan oleh Lex selaku pelajar SMK yang jatuh cinta dengan sosok cantik yang selalu menemaninya disaat hujan datang. - bxb ga bisa up berlebih wp selalu eror tiap upload :)