Chapter 08

9 0 0
                                    


Semua orang pasti bahagia bila hidup bersama dengan orang yang dicintai. Tetapi tidak bagi keluarga Connor. Ini adalah kerajaan mereka sendiri. Dimana cinta saja tidak akan cukup bagimu untuk hidup bahagia. Kekayaan, kejayaan dan citra keluarga adalah tiga hal yang eksistensi nya harus selalu diutamakan. Cinta hanyalah yang kesekian. The Connor harus selalu mempertahankan eksistensi mereka di hadapan dunia. Di keluarga ini, dirimu bukanlah milikmu sepenuhnya. Seperti itulah hidup yang dijalani seorang Damien Matthias Connor IV.

Damien sudah menghabiskan separuh masa hidupnya untuk mengabdi dan menuruti segala keinginan kakeknya. Bisa dihitung sejak ia ditinggal pergi oleh John, ayahnya. Belajar bisnis di Harvard adalah keputusan Aaron. Melanjutkan tapuk kepemimpinan perusahaan ini juga adalah keputusan sepihak pria tua itu. Yang dimana semua itu dicap sebagai tanggung jawab yang harus ia terima. Seakan kelahirannya telah dipetakan oleh Aaron.

Damien meninggalkan kegemarannya pada musik Jazz. Ia merelakannya. Tidak lagi pernah menyentuh piano hanya untuk memainkan beberapa musik Jazz jadul. Bakat musik yang ia yakini menurun dari sang ayah. John adalah pianis terkenal pada masanya. Ia cukup berani melakukan perlawanan terhadap kediktatoran Aaron, yang sudah cukup frustasi menyuruhnya agar berhenti bermain piano dan mulai fokus pada apa yang seharusnya menjadi masa depannya.

Perusahaan yang sudah berdiri empat generasi. Dan seseorang yang memiliki darah Connor harus tetap memegang tapuk kepemimpinan. Sebuah hierarki.

Tetapi John terlalu mencintai musik dan ia hampir saja kehilangan nama belakangnya. Jika bukan karena Joanne, ibunya. John mungkin sudah hilang dari garis keturunan Connor. Dan juga karena adanya Damien, yang pada saat itu baru diketahui kehadirannya. Jikalau cucu pertama dari keluarga Connor sedang dikandung oleh wanita yang tidak pernah direstui Aaron untuk menjadi menantunya. Louisa adalah hal kedua yang dituduh oleh Aaron turut andil dalam menghancurkan rencananya terhadap John. Piano dan ballerina adalah dua kesialan yang terjadi dalam keluarga Connor. Namun pada saat yang sama, amarah yang menggebu-gebu tidak bisa lagi ia gelontorkan mengingat ada calon cucu yang bersemayam di rahim Louisa. Calon penerus yang menjadi harapan baru untuknya. Ketika ia gagal satu kali mendidik anaknya, maka Aaron tidak akan gagal kali ini pada cucunya.

Dan sekarang pria tua itu benar. Damien sekarang menuruti semua keinginannya. Sifat keras dalam diri Aaron adalah hal yang tidak terbantahkan. Dan demi Tuhan, mungkin hanya istrinya lah yang mampu membuat pria itu berpikir dua kali dalam mengambil keputusan.

Tidak salah lagi jika sifat keras itu juga setidaknya menurun pada Damien. Darah yang sama mengalir di tubuh mereka. Kenyataan yang sangat ia benci tetapi tidak bisa ia sangkal. Damien tidak pernah ingat jika ia pernah sekali saja menyukai Aaron. Waktu ketika ayahnya masih bersama Damien, John tidak pernah membiarkan Aaron menyentuh putranya. Ia berusaha sekuat tenaga untuk melindungi kemurnian dari seorang anak kecil yang menurut John sama sekali tidak berhak menerima semua perlakuan itu. John selalu mengatakan pada Damien untuk mengikuti naluri dalam dirinya. Dan ia tahu jika anaknya itu memiliki bakat juga terhadap musik. Jhon pernah berjanji akan melindungi dan akan selalu mendukung Damien menggapai cita-cita nya. Siapa yang menyangka jika ternyata perlindungan dan dukungan itu terhenti di umur Damien yang masih sangat muda. Dengan kepergian Johnson Aaron Connor, mau tidak mau Damien akhirnya tinggal dan hidup dibawah didikan Aaron.

Waktu akan terasa berjalan begitu lambat ketika kau sama sekali tidak menikmati waktu itu. Begitulah penilaian yang bisa Damien ambil selama ini. Hidupnya membosankan dan datar. Tidak ada yang menarik. Meskipun dengan segala kekayaan dan kemampuan yang ia punya, Damien hanya tidak bisa menemukan sesuatu yang benar-benar membuatnya merasa hidup. Benar-benar hidup.

Hingga pada satu ruang waktu itu. Damien bertemu seseorang yang membuat nya merasakan sebuah euforia. Ketika ia memiliki keinginan pada sesuatu, ia tahu ia harus mendapatkannya. Damien menginginkan gadis itu, Allieona. Keinginan yang satu ini lebih dari pada apa yang dirasakannya terhadap musik Jazz. Ini berbeda. Ia masih belum tahu apa tepatnya itu. Tetapi ledakan nya luar biasa hingga ia bingung harus menamainya apa. Damien sama sekali tidak tahu tentang cinta. Dan ia tidak pernah membayangkan akan mengalami hal melankolis seperti jatuh cinta. Damien hanya teramat menginginkan gadis itu. Tidak hanya pada kesan 'kurang ajar' seperti ketika ia memikirkan wanita lain. Tetapi juga pada kesan yang pantas dan baik. Seperti ia ingin Allieona menjadi bagian dari dirinya. Ia ingin gadis itu sepanjang waktu berada di dekatnya. Ikatan nyata yang Damien bahkan tidak pernah sadar terciptanya sejak kapan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 02 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Spring Isn't Always Blooming Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang