Part 1

316 22 0
                                    

Sakura membentangkan senyumnya kala mendapati sosok Sasuke yang telah lama tidak ia temui kini ada di hadapannya. Ia datang dan ikut serta di medan perang.

Dengan senyumnya, ia menyapa, "Sasuke-kun?"

Sasuke tidak merespon. Ia mengernyitkan dahinya tidak suka kala mendapati Sasuke yang peduli dengan gadis yang ada di sisinya. Bahkan lelaki itu mau mengambilkan penutup mata gadis itu.

Sakura mendengus. Apa gunanya menggunakan penutup mata? Aneh sekali!

Sakura membulatkan manik matanya kala mendapati Sasuke yang mendekatkan bibirnya ke telinga gadis itu. Suatu hal yang tidak pernah Sasuke lakukan padanya yang bahkan anggota tim Sasuke dahulu.

Lagi, Sakura mengernyitkan dahinya heran. Hyuuga? Gadis itu adalah hyuuga? Lalu, ada hubungan apa gadis itu dengan ketua klan hyuuga, Hiashi hyuuga?

Teriakan penerimaan maaf dari gadis itu menambah tingkatan rasa herannya. Sasuke terlihat tidak suka dengan ayah Hinata. Sungguh, apa hubungan mereka?

Ketika Sakura menolehkan kepalanya ke arah Hinata dan Neji, Hinata hanya menatap ayahnya dengan bingung. Neji menatap pamannya dengan tatapan yang sama. Apakah keduanya tidak mengetahui satu hal apapun?

✧-'-✧

Belum selesai dengan keterkejutan pertamanya, Sakura kembali mengalami keterkejutan akibat ulah Sasuke berikutnya.

Sasuke membawa gadis itu di sisinya bahkan ketika Madara mengeluarkan genjutsunya. Melindunginya dalam lingkup susanoo yang menurutnya bisa melindungi dari genjutsu. Lalu, sejak kapan Sasuke menjadi sosok yang sepeduli ini?

Ketika gadis itu luruh ke bawah dengan nafas yang terengah-engah, Sasuke menanyakannya dengan nada lembut nan khawatir. Nada yang tidak pernah ia temukan selama mengenal Sasuke.

Perubahan Sasuke yang sedrastis ini saja membuat hatinya terasa sangat sakit. Sejujurnya, ia sudah merencanakan sesuatu yang indah setelah ini. Namun, apakah ia mampu mewujudkannya jika Sasuke seperti ini?

Sakura menatap Sasuke dengan nanar. Kini, lelaki itu duduk bersimpuh di hadapan Sakura. Meminta Sakura untuk mengecek kesehatan gadis itu dan menolongnya. Sungguh, hatinya terasa sakit. Sasuke, apakah kau tidak tau hal itu?

Sakura sudah ingin menangis. Namun, ia tahan air mata di pelupuknya. Ia menganggukkan kepalanya dan menjawab, "ya. Aku akan membantunya."

Sakura ingin berteriak sekarang kala menemukan sebuah fakta yang menghancurkan hatinya. Dengan tercekat, Sakura bertanya usai menyembuhkan gadis itu, "kau hamil?"

Gadis itu tersentak. Ia menggeleng. "Saya tidak tau, Sakura-san."

Sakura menyiratkan senyum pahitnya dan berujar, "selamat atas kehamilan anda. Usianya masih empat bulan."

Sakura beralih. Ia membalikkan tubuhnya. Mencoba menenangkan diri dan emosinya. Ia harus berfikir rasional! Bukankah Sasuke pergi tanpa menjanjikan apapun kepadanya? Lalu, mengapa ia menggantungkan harapan dan merasa terkhianati seperti ini?

Rasanya sangat sakit. Ia ingin menangis namun tidak bisa. Sungguh, rasanya sesakit ini? Apakah sungguh sesakit ini mendapati laki-laki yang kau sukai datang dengan anak yang ada di kandungan perempuan lain?

Tanpa bertanya, Sakura sudah tau keturunan siapa yang ada di dalam kandungan wanita itu. Chakra yang familiar, chakra yang ia cari selama beberapa tahun belakang ada di sana. Inikah salah satu kesalahan fatal miliknya?

Sakura terlalu sibuk dengan rasa sakitnya hingga tidak bisa melerai pertikaian antara Sasuke dengan Naruto seperti biasa.

Kakashi yang melihat Sakura hanya mampu menatapnya nanar. Ia tau rasanya. Ia pernah merasakannya sewaktu mengetahui kakak Sasuke, Itachi memiliki putra dengan Izumi.

[On Going] Isn't Yours [Naruto X Sakura]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang