Part 2

191 14 0
                                    

Sakura dan Naruto mulai beranjak. Kali ini, keduanya memutuskan untuk menyapa tamu terlebih dahulu. Sesuai dugaan Sakura, orang itu beserta kekasihnya tidak hadir.

Sakura melipat bibirnya. Entah mengapa, perasaan di dalam dirinya terasa campur aduk. Naruto menghela nafas panjang sebelum memutuskan merangkul lengan atas Sakura.

"Selamat atas pernikahannya, Sakura-chan!"

Suara melengking penuh semangat dari balik tubuh keduanya membuat keduanya memutar tubuh. Menghadap ke arah sumber suara.

Naruto mengangkat lengan kirinya. Menyapa sosok gadis di depan sana. "Oi! Terima kasih!"

Tenten terkekeh. Ia menarik Neji dan bergerak menuju Naruto. Membisikkan sesuatu di telinganya. "Bagaimana hasil ucapan tanpa pikir panjangmu, Naruto? Dia tidak hadir, bukan? Ingat, dia adalah teman lamamu. Jangan sampai kau kehilangannya karena ucapanmu yang tak terkira."

Lalu, Tenten menatap Naruto dengan datar dan segera beranjak ke arah Sakura. Ia memeluk Sakura seraya berujar, "selamat, Sakura-chan!"

Sakura tersenyum. "Terima kasih!"

Sementara Naruto hanya menatap Tenten. Lalu, beralih ke arah Neji yang hanya menatapnya dingin. Apakah sungguh ini alasan ketidakhadirannya? Dipikir-pikir, hanya Neji yang kini menatapnya dingin yang merupakan anggota klan hyuuga yang hadir.

"Neji-"

Neji hanya berlalu. Ia bergerak menuju Sakura dan memberi selamat. Selanjutnya, keduanya pulang tanpa menikmati pesta entah dengan alasan apa.

Naruto berdecih. Apakah dengan ini, Naruto merasa takut? Tentu tidak! Bagaimanapun yang salah disini adalah dia, bukan Naruto!

Namun, dipikir juga sepertinya lelaki itu keterlaluan, bukan? Padahal seharusnya ia tidak melampaui batas. Setidaksuka bagaimanapun Naruto terhadap [Name], bukankah seharusnya ia tetap memendamnya? Hubungannya dengan orang itu bukanlah hubungan jauh. Seperti hubungannya dengan Sakura, orang itu juga berharga.

Naruto berdecak. Ia bergerak ke arah Sakura dan membisikkan sesuatu di sana. "Sakura-chan, aku mau-"

"Naruto?"

Suara perempuan dari sisi kanan keduanya menghentikan langkah Naruto. Perempuan itu tersenyum. "Mencari Sasuke-kun?"

Naruto meneguk ludahnya kasar. "Ehm, nee-san, Sasuke di mana? Aku punya urusan dengannya."

Izumi terkekeh. Bagaimanapun namanya teman tetaplah teman bukan? Sasuke adalah orang kaku dengan watak yang keras. Tadi, [Name] sudah membujuk Sasuke dengan segala macam cara, namun Sasuke menolak.

Secara diam-diam, Izumi telah mengetahui alasan Sasuke menjauh dari Naruto. Izumi rasa Naruto yang kala itu sedang emosi tidak berpikir lebih lanjut. Ia hanya melontarkan pertanyaan yang mengganjal di hatinya secara spontan yang tanpa sadar melukai Sasuke. Begitu juga dengan anggota klan hyuuga lainnya.

"Sasuke ada di rumah."

Suara bariton dari Itachi membuat Naruto ingin beranjak. Namun, lelaki itu mengurungkan niatannya kala mendengar lanjutan kalimat Itachi.

"Jangan meninggalkan istrimu di pernikahan, Naruto!"

Naruto meneguk ludahnya kasar. Sosok tegas Itachi yang sudah jarang ia temui kini hadir kembali. Ia melirik ke arah Itachi yang menatapnya datar dan bergerak ke arah Izumi.

Izumi tersenyum simpul. "Kami pulang dahulu, Naruto, Sakura-chan! Sekali lagi, selamat-"

Ucapan Izumi terhenti kala mendapati dua sosok yang jatuh secara tiba-tiba. Sosok anak perempuan bersurai hitam dengan harimau putih di bawahnya dan sosok anak laki-laki dengan surai kuning jatuh di halaman tanpa alas.

[On Going] Isn't Yours [Naruto X Sakura]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang