"Hey! Sakura!"
Sakura menghentikan langkahnya dan memalingkan kepalanya. Menghadap ke arah sumber suara. Secara otomatis, Sakura mengangkat lengan sebelah kirinya.
"Ino!"
Ino berlari ke arah Sakura. Menepuk punggung Sakura dengan tangan kirinya. "Baru saja berbelanja?"
Sakura menganggukkan kepalanya. "Kau juga?"
Ino mengangguk. "Bibi di rumah. Aku tidak bisa membiarkan bibi makan seadanya, bukan?"
Sakura mengangkat sebelah alisnya. "Kau punya bibi?"
Ino menganggukkan kepalanya.
"Sejak kapan?"
Ino mengernyitkan dahinya. "Kau belum bertemu dengan bibiku? Aku sudah memiliki bibi dari sebelum aku lahir, jidat!"
"Aku tidak pernah mengetahui itu."
Ino menganggukkan kepalanya. Sangat wajar jika Sakura tidak mengenal bibinya. Bibinya bukanlah orang yang tinggal menetap di desa. Bibinya juga bukan orang yang bekerja secara aktif sebagai shinobi desa.
"Mau bertemu? Akan aku kenalkan."
Sakura menimbang-nimbang. Sebenarnya, gadis itu tidak memiliki banyak pekerjaan. Ia libur hari ini. Naruto dan Boruto sedang bersama. Keduanya juga sudah sarapan. Namun, masalahnya, Sakura belum izin sama sekali pada Naruto. Bagaimanapun juga, Naruto adalah suaminya. Bukankah lebih baik Sakura meminta izin dahulu?
"Bibiku sangat cantik, jidat. Yah, walaupun tidak secantik aku ataupun Izumi-nee. Kau tidak penasaran?"
Sakura memutar bola matanya malas. Lagi, kepercayaan diri Ino sangat tinggi.
"Ayolah ikut denganku! Tenang saja! Naruto pasti tidak akan mempermasalahkannya!"
Sakura berdeham. Namun, akhirnya, ia menganggukkan kepalanya. Ia menyentil dahi Ino. "Tidak lama tapi."
Ino terkekeh. Ia menganggukkan kepalanya. "Tentu."
✧-'-✧
"Duduklah di sini, jidat! Jangan malu-malu! Aku ke dalam dahulu."
Sakura menganggukkan kepalanya. Ia takkan malu-malu. Lagipula, sejak kapan dirinya malu-malu kepada sosok Ino? Yang benar saja! Sakura merebahkan tubuhnya di sofa. Lalu, memejamkan matanya.
"Sudah lama datang?"
Suara lembut seorang perempuan menyapa pendengarannya. Sosok cantik dengan warna pirang cerah dengan atasan terbuka datang.
"Ah, iya. Saya Sakura Haruno. Teman Ino."
Sosok itu terkekeh. Cantik sekali! Tubuhnya juga sangat pas. Sakura merasa iri.
Sosok itu bergerak ke arah Sakura. Menyajikan Ocha hangat di depan meja. Lalu, menatap manik mata Sakura seraya menyodorkan tangannya.
"Saya [Name] Yamanaka. Saya bibi Ino."
Ah, rupanya ini yang dibicarakan Ino? Cantik sekali. Rambutnya lebih ke pirang cerah. Berbeda dengan Ino yang mencolok, visual bibinya lebih kalem.
Seperti Ino, bibinya memiliki selera pakaian yang tinggi. Ia tau bagaimana untuk berpakaian yang sangat menonjolkan keindahan miliknya.
Bibinya tersenyum teduh. "Sakura seumuran dengan Ino?"
Sakura menganggukkan kepalanya. "Saya seangkatan dengannya, baa-san."
"Saya mengerti."
"Loh, baa-san di sini?"
Suara dari Ino menginterupsi pembicaraan keduanya. [Name] menganggukkan kepalanya. "Apa baa-san tidak diperbolehkan berbicara dengan temanmu, Ino-chan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[On Going] Isn't Yours [Naruto X Sakura]
Hayran Kurgu[Anime Fanfiction | The New Izumi's Side Story | The Wasted One's Spin Off] Cover cr: pinterest Kesalahan fatal Sakura Haruno adalah menaruh kepercayaan pada seseorang yang belum pasti. Apakah rasa sakit hati dan kecewa itu dapat berujung dengan men...