Hari Bahagia

10 0 0
                                    

"Nya gue kancingin gih resleting gaun lu". ujar kiran yang hari ini jadi bridesmaidnya anya yang hari ini akan menikah dengan seorang pria tampan pilihan sang ibunda tercinta.

"Ran ntar mbak luna aja ya,kamu gih siap siap sana".

"Iya tuan putri baik". tandas kiran penuh senyum bahagia melihat sahabatnya,anya akan melepas masa lajangnya di hari baik ini,lalu beranjak pergi dari kamar pengantinnya anya.

Suasana di kediaman anya sudah ramai sejak lima hari yang lalu,ya sejak itu keluarganya berdatangan untuk bantu bahu membahu dalam acara pernikahannya dan sang ibu tentu saja adalah orang yang paling sibuk sejak hari itu.

"Anya kamu benar benar cantik sayang,benar benar manglingi ihh..bikin terharu tau gak sih".

"Ah mbak luna bisa aja". sergah anya yang sudah siap menjalani proses akad nikahnya pagi ini.

Sementara sang calon pengantin pria sudah tiba di kediaman anya sekitar setengah jam yang lalu.ia tampak gagah dan tampan dalam balutan kemeja putih yang di balut lagi dengan jas bewarna hitam dengan aksen gold di bagian depan jas yang ia kenakan.

𝐕𝐎𝐏

"Anya ibu tahu dia pilihan ibu nak,tapi ibu yakin dia pria yang baik buat kamu nak" dan anya tersenyum getir mendengar permintaan ibunya yang ingin ia menikah dengan seorang pria yang belum begitu dirinya kenal.

"Baik buk anya mau". jawab anya dengan perasaan penuh bingung karena ia rasanya tak mungkin jatuh cinta sebegitu cepatnya dengan pilihan sang ibu,namun ia juga tak kuasa menolak permintaan ibunya.

Keduanya saling berpelukan malam itu,meski jauh di relung hatinya anya masih menaruh bimbang pada pilihan sang ibu.

Hujan yang lebat malam itu,setelah bicara dengan ibunya,anya mencoba menghubungi sang pria yang ibunya pilihkan untuknya dan tentu saja anya hanya ingin say hello pada pria itu yang mana dari percakapan itu setidaknya anya bisa sedikit menjadi tenang.

Anya keesokan harinya kembali beraktifitas seperti biasanya.ia bekerja di sebuah perusahaan swasta yang mana di sana ia bertugas sebagai manager pemasaran.anya sudah bekerja hampir lima tahun lamanya di perusahaan tersebut yang membuat dirinya kadang melupakan jika usianya sudah terbilang matang untuk menikah.

Sang ibu selalu menanyakan kapan anya menikah,namun spontan anya menjawabnya dengan sebuah kata " sabar ya buk".yang akhirnya sang ibu memilih turun tangan mencarikan sang anak satu satunya ini jodoh.

"Buk anya belum siap lho buk".

"Kamu akan jadi perawan tua toh nya kalau bicara belum siap terus,umur mu itu sudah berapa"?. sergah sang ibu agar anya manut.

𝐒𝐮𝐚𝐬𝐚𝐧𝐚 di ruang tengah kian terasa hikmad,semua tamu yang turut hadir tak henti hentinya mengagumi sosok pengantin prianya anya.

"Kamu dah siap sayang"?

"Anya sudah siap mbak". jawab anya dengan penuh keyakinan sembari ia melangkahkan kakinya keluar dari kamar dan menuju ruang prosesi akad nikah.

Luna sang perias pengantin membantu anya berjalan dan sesaat kemudian di bantu juga oleh kiran sang sahabat tercinta.

Anya begitu tampak anggun dan mempesona dalam balutan kebaya putih,rambutnya di sanggul bergaya modern serta tentu saja riasannya yang apik membuat wajahnya begitu bersinar hari ini.

Semua tamu diam sejenak,saat anya mulai memasuki ruangan dan tentu saja sang pengantin pria,randa sempat melihat betapa anggunnya sang pengantinnya ini.ia tak jemu jemu memandangi anya yang berjalan perlahan menuju tempat duduknya.

Setelah anya duduk tepat di sebelah randa,ia rasakan jantungnya berdetak kian cepat,tapi buru buru ia tepis rasa itu,sementara anya hanya tertunduk saat sudah di samping randa.

Acara prosesi akad nikah pun di mulai dan suasananya terasa begitu hikmad,apalagi saat randa mengucap kan ijab kabul makin terasa haru di setiap hati para tamu yang hadir.mata sang ibu tampak menitikkan airmata melihat putrinya menikah hari ini dan sang paman yang menjadi wali nikah bagi anya pun ikut menitikkan airmata.

"Saya terima nikah dan kawinnya Anya pradipta binti Suseno almarhum dengan mas kawin seperangkat alat Sholat dan cincin emas seberat lima gram di bayar tunai". ucap randa dengan mantap.

" Sah....."? tanya penghulu pada para saksi nikah.

"Sah....".

"Sah...".

Para tamu lainnya pun mengucapkan kata sah pula dan di akhiri dengan pemasangan cincin di jari keduanya.

Anya menatap pengantin prianya dengan rasa penuh bahagia,ia juga menitikkan airmata,sama halnya dengan sang pengantin pria yang menatap anya penuh bahagia.

Acara di lanjutkan dengan pembacaan tanggung jawab sebagai seorang suami lalu diakhiri dengan penanda tanganan buku nikah bagi keduanya.tak dapat di pungkiri acara pagi ini membuat semua yang hadir penuh rasa bahagia dan haru apalagi anya yang tak di walikan oleh sang ayah karena sang ayah sudah wafat saat anya berusia lima belas tahun dan randa sendiri pun sama,ia hanya di dampingi oleh keluarganya saja karena kedua orangtuanya sudah berpulang sejak ia duduk di bangku kuliah dan ia juga sama dengan anya,sama sama anak tunggal.

Setelah semua prosesi akad selesai para tamu pun di persilahkan untuk mencicipi hidangan yang sudah di siapkan dan kedua pengantin yang sedang berbahagia ini juga ikut menyantap berbaur bersama para tamu undangan yang hadir.

"Aku ambilin makan ya nya". tawar kiran yang langsung anya angguki setuju,sementara randa di dampingi oleh sang sepupu laki lakinya yang juga bertugas seperti kiran pagi ini.

Anya sekilas menatap wajah tampan pengantinnya yang walau duduk di sampingnya,namun tengah sibuk berbicara dengan para tamu.anya mencoba menyimpan rasa kagumnya akan sempurnanya wajah sang suami nya ini cukup dalam hati saja.

"Ini ran makannya". ujar sang sepupu yang sangat sopan memberikan sepiring makanan untuk randa yang di susul juga oleh kiran yang membawakan anya sepiring makanan.

"Nya gue suapin ya". tawar kiran sembari mengambil tempat duduk di samping anya.

"Saya aja yang suapin". sergah randa dengan cepat sembari meletakkan piring makanannya ke atas meja,lalu meminta piring yang anya pegang.

Anya dan kiran sontak terpaku mendengar ucapan randa,lalu kiran dengan sopannya memberikan piring makanan itu ke randa.

"Kenapa lihat saya begitu"?. canda randa pada anya yang melihat dirinya dengan terpaku.

"Gak kenapa napa kok mas". jawab anya lembut.

Randa pamit dengan sopan pada tamu yang juga duduk satu meja dengannya untuk mengajak anya makan yang tentu saja di balas dengan senyuman dari para tamu.

"Yuk makan". sembari tangannya sudah menyuapkan agar membuka mulutnya.

Kiran hanya tersipu melihat keduanya dan ia yakin randa akan menjaga anya dengan sangat baik ke depannya.




Seuntai Rindu di pelupuk mataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang