1

3.1K 143 29
                                    

Nama Sunghoon sudah terkenal hampir di segala penjuru sisi bar. Penari cantik molek terbaik di sini yang cuma bisa di sewa oleh orang orang kaya. Tapi bukan berarti Sunghoon se ekslusif itu. Ga jarang dia keluar ke lantai bawah dan menari sesuka hati hingga sampai di pangkuan orang kelas menengah.

Teman temannya, sesama pelacur di bar pasti iri. Tiap Sunghoon menjejakkan kaki, semua atensi langsung ada padanya. Bahkan, meski sudah ada pelacur lain di pangkuan para lelaki hidung belang itu, mata mereka tetap mengarah pada Sunghoon yang bahkan ga melakukan apa apa.

Sunghoon cantik, semuanya jelas mengakui. Tapi sayang, peruntungan Sunghoon sama bobroknya seperti otaknya. Jika saja Sunghoon pintar, harusnya ia gunakan kecantikannya buat mencari pekerjaan lain yang lebih aman. Bukan sebagai pelacur pinggiran yang sewaktu-waktu bisa saja di ringkus polisi.

Sunghoon memutar tubuhnya kekanan dan kekiri. Make up tipis yang kata Yujin ala korea sudah dibubuhkan di wajah cantiknya. Sunghoon cantik, namun kali ini lebih cantik.

Hari ini adalah hari spesial. Para laki laki konglomerat akan datang beramai ramai. Katanya mereka mau berpesta usai kemenangan telak yang di dapat presiden dukungan mereka di pemilu kemarin.

Sunghoon ga peduli apa alasannya, yang pasti ia senang karena bar bertambah ramai. Nyonya Marge selaku pemilik bar pun memberi pesan, sebagai pelacur terbaik di bar ini Sunghoon harus bisa puaskan mereka semua. Paling tidak dengan tarian erotisnya.

Yujin datang memasuki kamar sembari menenteng 2 pakaian. Wanita itu ternganga sekejap karena Sunghoon ga kenakan busana sama sekali.

Yujin hampiri Sunghoon yang kini duduk manis diatas kasur. Mulai menyisiri rambut laki laki di depannya. Sunghoon menutup mata, menikmati tiap sensasi sisir yang menyentuh kulit kepalanya.

"Tadi kata Chaeyoung lo disuruh pake baju warna putih aja, padahal kan lebih seksi yang maroon ya? Kulit lo kan putih banget kalo pake yang gelap pasti langsung wah."

Sunghoon melirik kearah pakaian yang Yujin bawa. Jelas itu bukan pakaian biasa. Melainkan lingerie tipis yang bakal ekspos hampir seluruh tubuhnya.

"Merah aja," Sunghoon berkata pelan.

Yujin langsung tersenyum senang karena Sunghoon memilih pakaian pilihannya. Ia beranjak dari posisinya dan mulai mengambil beberapa botol parfume. Sunghoon bangkit mengikuti dari belakang.

"Nanti mau dance doang atau sekalian ngeroom?" Yujin bertanya sembari memakaikan Sunghoon pakaian.

"Kalo ada yang ganteng sekalian, jarang jarang pejabat dateng serentak gini."

Yujin tertawa.

"Dibawah udah rame, Chaeyoung tadi gue liat udah ciuman sama cewek."

"Lho ada yang cewe juga?"

Yujin memutar tubuh Sunghoon. Memastikan penampilan Sunghoon sudah sempurna. Lalu mulai menyemprotkan parfume beraroma mawar yang lumayan menyengat.

"Banyak kali hoon, lo sih nyarinya cowo mulu. Padahal sugar mommy biasanya lebih royal."

"Sugar mommy cuma grepe grepe, ga asik."

Yujin mendengus.

Sedangkan sang empu mematut tubuhnya di depan cermin. Berlenggak-lenggok sembari pose centil. Sunghoon tertawa, geli sendiri dengan kelakuannya.

Yujin mendorong tubuh Sunghoon supaya keluar kamar. Sekarang sudah jam 12 malam. Puncak kesenangan di bar bakal dimulai kurang dari 1 jam. Sunghoon harus bergegas.







~~~








Orang orang langsung riuh begitu lampu panggung dinyalakan. Belum ada orang yang muncul, tapi uang merah sudah mulai dilempar-lempar.

Sunghoon tertawa dari balik tirai. Orang orang bertingkah begitu jelas karenanya. Jika pelacur lain yang menari, mana mau mereka hambur hamburkan uang seperti ini?

Sedikit demi sedikit tirai dibuka dan tubuh Sunghoon mulai tampak. Suasana makin ricuh karena mereka berdesakan buat lihat ia dari dekat. Sunghoon tersenyum manis dibalik kain yang menutupi separuh wajahnya.

Kakinya berjalan gemulai ke tengah panggung lalu duduk begitu saja dengan posisi miring. Pahanya terekspos kemana mana, dan itu yang mereka suka. Sunghoon membelai tubuhnya sendiri dari ujung kaki hingga ke dadanya. Lalu bangkit perlahan dan mulai menari kala musik dinyalakan.

Sementara itu dari lantai 2 Heeseung menyaksikan semua gerak geriknya. Orang yang menjabat sebagai pengacara ternama itu tersenyum culas. Jijik melihat Sunghoon yang begitu percaya diri meliuk-liukan tubuhnya di hadapan ratusan orang.

Ia kembali duduk begitu musik mati dan Sunghoon tertelan tirai. Orang orang mendesah kecewa, tapi detik selanjutnya langsung bersorak gembira karena Sunghoon turun bergabung dengan mereka.

Heeseung melirik kearah temannya yang masih setia berdiri memperhatikan Sunghoon. Ia jadi heran, sehebat apa sih dia di ranjang sampai semua orang memuja nya bagai Tuhan. Tempat tinggal nya saja di bar pinggiran kota, ia ga lebih dari pelacur murahan yang menjajakan tubuhnya ke sembarang orang. Ga ada hebat hebatnya sama sekali.

"Jjong," Heeseung memanggil temannya.

Jongseong, teman Heeseung yang sedari tadi berdiri itu menoleh. Satu alisnya menukik naik sebagai isyarat bertanya.

"Booking orang tadi."

"Siapa?"

"Yang joget di panggung."

Oh, Jongseong mulai tertarik. Ia memutar tubuhnya lalu duduk di sebelah Heeseung.

"Sejuta ga cukup buat dia," Jongseong memerhatikan ekspresi Heeseung saat bicara, ga biasanya laki laki itu mau bermalam di bar.

"Lima puluh juga gue gas."

Bibir Jongseong berkedut. Pesona Sunghoon memang bukan main, Heeseung saja sampai terpikat. Jongseong memang pernah tidur dengan Sunghoon. Hanya semalam, dan ia membayar sebesar 5 juta rupiah. Jumlah yang fantastis buat ukuran seorang kupu kupu malam.

Tapi Jongseong akui kemampuan Sunghoon memang amat baik. Tubuhnya secantik wajahnya, kulitnya pun mulus tanpa noda. Sunghoon juga pandai menyenangkannya, makanya meski keluar 5 juta Jongseong ga meninggalkan penyesalan. Baginya itu sepadan, malahan ia ketagihan.

"Serius? Kalo iya gue panggilan temennya nih."

Heeseung menoleh "Lo kenal?"

"Gue sering kesini kali. Eh Yujin sini bentar, ada enak enak nih!" Tangan Jongseong melambai-lambai di udara.

Wanita yang Heeseung yakini sebagai Yujin itu berjalan mendekati mereka. Pakaiannya sama seksinya dengan yang dipakai Sunghoon di bawah. Seperti nya Heeseung amat memerhatikan.

"Eh pelanggan setia, kalo ga punya duit gausah sok sokan nanyain Sunghoon deh," Yujin bicara, Jongseong memang sering bertanya mengenai Sunghoon. Tapi saat ditanya balik apa dia mau pesan, jawabannya ga punya uang. Kan sialan.

"Ngece banget lo, ini temen gue yang mau booking Sunghoon."

Yujin langsung memerhatikan Heeseung dari atas sampai bawah, menilai. Lalu kepalanya mulai mantuk mantuk di detik selanjutnya.

"Tenang aja dia duitnya banyak kok."

"Lumayan sih, ganteng, mana wangi lagi. Tapi sayang lo kalah start. Sunghoon udah dibawa ke kamar sama Jake."

Usai bicara Yujin langsung putar balik lalu duduk di meja bersama wanita muda kaya raya. Jongseong mendesah kecewa, padahal niatnya mau mengajak Yujin ke kamar, eh dia sudah nemu pasangan malam.

"Jake? Anaknya wakil presiden?" Lain dengan Jongseong, Heeseung jadi betulan memikirkan ucapan Yujin.

Ia ga terima. Apalagi kalah dari laki laki kecil kerempeng itu. Jake sialan, gada hari tanpa membuatnya dongkol.

Jongseong yang tau kalo dua temannya bermusuhan dari zaman zigot diam saja. Ia kembali mengedarkan pandangannya, mencari mangsa lain buat malam ini.











tbc










Sex DollTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang