7

1.3K 106 32
                                    


Usai selesai membeli beberapa barang yang dibutuhkannya, Jongseong segera melajukan mobilnya ke rumah. Sunghoon pasti sudah menunggu nya. Salah Jongseong lama sekali padahal hanya ke toserba.

10 menit berkendara, mobil Jongseong akhirnya masuk ke dalam pekarangan rumah miliknya. Buru buru ia turun dan masuk kedalam rumah sembari menenteng plastik hitam berisi barang belanjaan nya.

Berkali kali Jongseong suarakan nama Sunghoon supaya laki laki itu keluar menyambut nya. Tapi nihil, Sunghoon tak nampak sama sekali. Apa mungkin laki laki itu tidur saat menunggu nya.

Jongseong bergegas menuju kamar buat mengecek apakah Sunghoon ada di sana. Tapi ternyata sama saja, tidak ada. Mau menelpon pun Sunghoon tak punya ponsel. Sial sekali ia punya rumah seluas ini.

Jongseong akhirnya pergi ke belakang menuju dapur. Menaruh belanjaan nya diatas kitchen counter. Saat itulah Jongseong dengar suara tawa dari pintu belakang yang langsung menuju taman.

"Sunghoon..?" Jongseong memanggil ragu ragu.

Tak lama Sunghoon keluar dari balik pintu, tersenyum lebar saat tahu Jongseong sudah pulang.

"Lama amat belinya dimana," Sunghoon setengah merengek sambil mendekati Jongseong.

Jongseong cuma tertawa. Mengusap rambut anak itu dengan sayang.

"Jauh soalnya, maaf ya Sunghoon lama nunggu nya."

Jongseong menunduk, beri kecupan lembut di dahi yang lebih muda. Pipi Sunghoon bersemu merah. Jujur saja tak pernah ada pelanggan yang memperlakukan nya selembut ini.

Waktu Sunghoon buat malu cuma sebentar saja karena detik selanjutnya Heeseung keluar dari balik pintu menginterupsi mereka. Jongseong kelihatan yang paling kaget. Ia reflek menekan wajah Sunghoon ke lehernya agar Heeseung tak melihat.

"Santai aja kali," Heeseung tertawa mengejek saat lihat ekspresi Jongseong.

Jongseong mengepalkan tangan nya geram. Mencoba memutar otak nya untuk memikirkan alasan lain selain Sunghoon dan Heeseung baru saja bertemu di taman. Tak mungkin kan? Berkali kali Jongseong peringati Sunghoon supaya tak bertemu siapapun selain maid dirumah ini dan dirinya. Anak itu tak mungkin melanggar aturan nya kan?

Jongseong semakin menekan kepala Sunghoon saat yang lebih muda coba buat lepaskan diri. Dan Heeseung yang melihat itu bisa rasakan hatinya terbakar api.

"Lepasin dulu lah, kasian."

"Mau ngapain kesini."

"Nengokin temen? Masa ga boleh?"

Seumur umur kenal Jongseong, baru kali ini laki laki itu memandang nya semarah ini. Gestur tubuhnya tak sesantai biasa, bahkan lebih ke waspada. Heeseung bisa rasakan jantung nya berpacu semangat karena tahu Jongseong tak bakalan semudah biasanya.

"Lo mending pergi, gue sibuk."

"Sibuk apa? Ngewein lonte lo?"

"Heeseung! Jaga omongan lo ya, anjing!"

Heeseung tertawa mencemooh. Menyandarkan tubuhnya pada kitchen counter sembari curi curi pandang kearah Sunghoon. Meski tak ada gunanya karena yang bisa ia lihat cuma rambut dari lelaki cantik itu.

"Itu Sunghoon kan? Lonte di bar waktu itu. Yang gue minta pesenin ke lo."

Heeseung kembali tertawa saat Jongseong tak memberinya tanggapan apa apa. Huh, padahal niat hati kemari cuma buat senang senang. Ternyata ia malah harus bertengkar juga dengan sahabat dekat nya. Mana hanya karena laki laki murahan seperti Sunghoon. Yang sialnya harus Heeseung akui memang sangat cantik.

"Gue kira lo mau bantuin gue ngerebut dia dari Jake, kok diem diem malah lo ambil? Pantes aja waktu itu lo langsung setuju pas Jake ngajakin foursome."

"Ga ada hubungan nya sama itu."

"Ga ada? Terus apa?"

Sementara dua orang di depan nya bertengkar. Sunghoon cuma mampu menarik nafas pelan pelan sambil mencengkeram baju Jongseong. Ini dia sedang di jadikan bahan rebutan. Jadi rebutan diantara dua pelanggan paling tampan nya, dan di tambah satu lagi Heeseung yang baru di temui nya. Sunghoon ga tau harus senang, menangis atau marah dengan fakta dia mau diajak foursome oleh laki laki bejat macam mereka.

"J-jongseong..." Sunghoon berbisik kecil.

Yang langsung dibalas Jongseong dengen menekan kepalanya semakin kencang. Sunghoon sebenarnya senang bisa sedekat ini dengan Jongseong, mencium bau maskulin dari tubuhnya yang gagah dan kencang. Tapi ini bukan waktu yang tepat. Apalagi saat dengar ucapan Heeseung selanjutnya.

"Dia cuma lonte, gausah terlalu protektif deh. Orang nya kalo gue jejelin kontol juga mau. Kenapa jadi lo yang sewot?"

"Lo kalo ngomong yang bener ya, anjing!" Jongseong melepas kan kepala Sunghoon, tungkai nya bergerak maju sekangkah menghampiri heeseung. Gantian tangannya kini ia gunakan buat mencengkram kerah baju Heeseung.

Tapi Heeseung mana takut. Ingat dia Heeseung yang sama yang berani cari masalah dengan Jake anak dari calon presiden. Apalagi Jongseong yang posisinya nya hampir sama dengan dia. Heeseung tak gentar, malahan tersenyum mengejek saat lihat wajah marah teman nya.

"Apa? Salah? Cowo di belakang lo tuh orang yang sama yang cuma pake kain selembar terus joget di depan ratusan orang. Buka pacar lo, bukan punya lo, kenapa marah?"

Dan waktu seolah berhenti saat itu. Sunghoon menutup mulutnya terkejut saat lihat Jongseong memukul wajah Heeseung keras sampai menghantam kitchen counter.

Heeseung menyentuh kepala nya yang pening. Dan Jongseong cuma berdiri di sana memandang Heeseung.

"Pulang lo, anjing! Gausah kesini lagi!"

Tubuh Heeseung terhuyung saat Jongseong kembali mendorong nya kuat. Hidung nya mengeluarkan darah. Gila kuat sekali hantaman Jongseong di wajahnya. Apa ini yang dinamakan karma instan mengingat beberapa jam lalu Heeseung baru saja memukul Jake.

Sunghoon maju buat melerai keduanya. Ia menarik tubuh Jongseong dan membawanya pergi dari sana. Tinggalkan Heeseung yang masih mencoba buat sadar setelah kepalanya hampir pecah dihantam meja kayu itu.

Jongseong di bawa ke kamar. Tubuh besar nya di dudukan diatas kasur. Sunghoon mengusap bahu nya menenangkan, meski mungkin sebenarnya ga berguna.

"Berani banget dia ngomongin kamu gitu," Jongseong mengusak rambutnya karena kesal.

Sunghoon yang dengar malah tertawa kecil "kan emang bener yang dia omongin."

Niat hati cuma bercanda, tapi Jongseong yang sedang kesal jelas tak bisa diajak guyonan. Tubuh Sunghoon dibaringkan diatas kasur dengan kasar. Jongseong langsung melayang diatas nya sedetik setelahnya.

"Apa?" Jongseong bertanya, memastikan kalo pendengarannya masih berfungsi sempurna dan yang di dengarnya tadi tidak salah.

"Bener kata Heeseung, kan emang aku kerja nya begitu."

"Heeseung?"

"Kan dia namanya Heeseung."

Jawaban santai Sunghoon semakin menyulut emosi nya. Dengan gemas Jongseong gigit bahu putih yang lebih muda. Buat laki laki itu menjerit anatara terkejut dan kesakitan.

"Diem, jangan sebut namanya."

Sunghoon mengangguk kecil sambil tertawa geli. Ia tarik kepala Jongseong untuk mendekat, lalu menyatukan bibir keduanya.

Sementara dua laki laki itu sibuk berciuman di kamar. Heeseung yang kini sudah di dalam mobil nya cuma mampu meringis kesakitan. Sial, gimana cara ia pulang kalo kepala nya saja rasanya terus berputar begini.


















tbc



















lupa kalo punya cerita.












Sex DollTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang