2

2.2K 118 11
                                    


Jongseong mendobrak pintu ruang Heeseung dengan kencang hingga suara brak terdengar. Heeseung melirik sebentar, lalu kembali menyesap putung rokok nya.

Jongseong menghampiri Heeseung, wajahnya kelihatan panik seperti habis bertemu hantu. Ia duduk dan meminum kopi yang tersedia di meja, pastinya Heeseung yang punya.

"Lo tau ga?"

"Engga."

Jongseong berdecak karena Heeseung kelihatan ga peduli sama sekali. Tapi peduli setan, kalo tau pun laki laki itu bakal berjengit kaget nantinya.

"Sunghoon dibeli sama Jake, tadi gue kesono nanyain Sunghoon terus kata Yujin si Sunghoon dibawa pulang sama Jake."

"Masih jam 10 pagi lo udah ke bar?"

"Ah elah seung, bukan itu poinnya. Target lo diambil Jake lagi."

Benar. Bukan sekali dua kali hal ini terjadi. Apapun yang Heeseung mau, selalu Jake yang mendapatkan. Makanya jika dia di beri pertanyaan siapa orang yang paling dibencinya. Heeseung ga segan jawab Jake dengan lantang.

Heeseung menggerus rokoknya diatas meja lalu membuang sampahnya sembarangan.

"Bilang langsung ke yang punya, gue bayar dua kali lipat dari yang Jake kasih."

"Gue kesono lagi nih?"

"Lo kan langganan, emang ga punya nomernya?"

Jongseong nyengir "Adanya nomor bebeb Chaewon."

"Siapa aja, bilangin."

Jongseong mengangguk. Lantas mengotak-atik ponsel nya selama beberapa saat. Heeseung menunggu sembari mengaduk kopinya yang tadi di minum Jongseong. Ampas yang ada di bawah jadi aur-auran, sengaja supaya Jongseong ga minum kopinya lagi.

"Nih dia kirim VN, dengerin!"

Heeseung pasang kupingnya baik baik.

"Lo kira ayang gue sembarangan nyari target ha?! Eh dia tuh cowo mahal, bukan cuma ngeliat duit tapi tampang nya juga. Gue tuh tau semua circle lo isinya gada yang bener kecuali Jake. Mesti yang mau gantiin Jake ini bapak bapak pejabat hamil, kumisan, bau gpu kan? Sunghoon mana level, udah deh lo gausah banyak bacot."

Rela mati Jongseong betulan gatau isi vn itu bakal begitu. Ia bahkan kini ga berani menengok kearah Heeseung. Sudah pasti laki laki itu bakalan murka.

Heeseung menyandarkan badannya pada kursi. Kopi yang tadi ia aduk sudah tumpah berceceran kemana mana. Ga sengaja ia senggol saat dengarkan vn dari teman Jongseong tadi.

Ia melirik Jongseong yang kini kembali fokus pada ponselnya. Heeseung ga terlalu peduli dengan apa yang wanita tadi ucapkan, toh dia belum tau Heeseung orang yang seperti apa kan. Tapi Jongseong malah takut duluan, ga heran sih. Heeseung memang menakutkan.

"Telfon Jake coba."








•••••






Sunghoon melenguh geli saat lidah yang lebih tua menjilati telinganya. Kemeja satin yang tadinya rapih terpasang, kini sudah kusut dengan 2 kancing bagian atas yang terbuka.

Jake tersenyum senang melihat mahakarya diatas tubuh molek Sunghoon. Ia turun sebentar dari atas ranjang, mengambil ponselnya. Sunghoon yang nafasnya terengah ga peduli dengan kegiatan Jake yang sibuk memotret dirinya. Malahan ia merasa senang dan bangga.

"Jangan disebar," Sunghoon berkata pelan saat Jake kembali mengukungnya.

Jake terkekeh, kembali memberikan kecupan kupu kupu di seluruh dada Sunghoon. Hingga yang lebih muda menggeliat, mendesah kegelian.

Sex DollTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang