3

2K 104 3
                                    


Jake dan Jongseong keluar bebarengan dari ruang rapat. Senyum kemenangan tergambar jelas di wajah keduanya. Mereka berjalan beriringan menuju ke basement tempat mobil keduanya di parkir.

Di belakang Heeseung mengikuti. Ga ada niatan buat bergabung dan ikut berjalan beriringan. Lagi pula dari belakang sini pun Heeseung masih bisa dengar pembicaraan mereka dengan jelas.

"Ah Sunghoon pasti udah pulang sekarang," Ucap Jake sembari melirik kearah arloji nya.

Jongseong melirik sebentar kearah belakang dimana Heeseung berada.

"Gagal foursome deh."

Keduanya tertawa keras padahal menurut Heeseung tak ada yang lucu sama sekali. Dua manusia biadap itu memang taunya cuma sex dan sex saja.

"Padahal lo udah nungguin pengen nyoba barang gue, ya kan seung?"

Merasa dilibatkan dalam pembicaraan, Heeseung akhirnya memandang mereka berdua. Langkah ketiganya berhenti tepat di depan sebuah lift.

Heeseung tertawa kecil, mengejek perkataan Jake barusan.

"Barang lo?"

"Iyalah, punya gue."

Jongseong menggaruk rambutnya yang tak gatal. Bingung harus melakukan apa. Niatnya sih ingin menghentikan mereka berdua agar tak bertengkar. Apalagi mereka masih di istana negara. Tapi sayang nyalinya tak sebesar itu.

Heeseung maju selangkah kearah Jake. Membuat si lelaki yang lebih pendek merasak terpojok.

"Kali ini bukan," Heeseung berbisik rendah tepat di telinga Jake.

Bertepatan dengan itu pintu lift terbuka. Beberapa orang yang keluar dari sana memandang mereka berdua aneh.

"Haha ayo masuk!" Jongseong mendorong bahu 2 temannya supaya masuk lift.

Jake merengut. Memilih buat berdiri di pojok lift dari pada berdampingan dengan Heeseung. Heeseung sendiri ga peduli. Terserah apa yang mau di lakukan oleh lelaki pendek itu.

Lift tepat berhenti di basement setelah beberapa menit. Jongseong yang keluar pertama diikuti dengan Heeseung lalu Jake jadi yang terakhir.

Jongseong mengangkat satu tangannya sebagai tanda perpisahan sebelum belok berlawanan arah dengan Jake dan Heeseung. Jake mengangguk, ikut mengangkat tangannya.

Kini tersisa hanya Heeseung dan Jake saja. Heeseung berjalan di depan sedangkan Jake tepat di belakangnya. Mana sudi mereka berdua jalan berdampingan. Sampai mati pun tak akan.

Heeseung menekan remot kontrol nya lalu segera berbelok menghampiri mobil miliknya. Jake mendengus. Pura pura membuat gestur memukul Heeseung sebelum akhirnya kembali berjalan. Sial, tau begini ia ga akan parkir mobil di dalam.








•••••












Jongseong celingukan kesana kemari. Merasa bahwa tak ada orang yang lewat, Jongseong akhirnya turun dari mobil. Masker dan topi sudah ia kenakan sehingga wajahnya kini hampir tak terlihat. Sebagai pejabat yang lumayan terkenal, Jongseong tentu harus jaga citra nya tetap baik. Mau jadi apa dia jika orang orang tau anggota MA ternyata suka bermain ke bar pinggiran.

Jongseong membuka pintu kayu yang sudah berderit itu. Bar ini memang di desain agar nampak seperti bangunan tua yang terbengkalai dari luar, tapi bagian dalamnya sungguh indah dengan gemerlap lampu dimana mana.

Sekarang masih pukul 8 malam. Bar masih belum ramai. Jongseong memang sengaja datang kesini di jam jam sepi. Kalau ramai kan bisa gawat jika ketauan.

Jongseong tersenyum sumringah saat Chaewon nampak menuruni tangga. Wanita itu masih memakai pakaian santai dan belum make up sama sekali. Maklum, masih belum ada pelanggan.

"Aduh bosen banget liat muka lo!" Chaewon berucap dramatis.

Jongseong hanya berdecih. Saking akrabnya dengan para pegawai bar ini, Jongseong bahkan sudah ga heran dengan kelakuan mereka.

"Pengen ketemu Sunghoon,"  Jongseong bicara saat Chaewon telah mempersilahkannya duduk.

Gini gini ia juga pelanggan. Meski agak spesial.

"Orang miskin kaya lo ga boleh ketemu Sunghoon, bisa sawan nanti inces ketemu rakyat jelata."

"Gaya lo, kaya duit lo lebih banyak aja dari gue."

"Kalo duit gue banyak gue ga bakal jadi lonte, goblok."

Jongseong tertawa. Menyesap sedikit cocktail yang baru saja Chaewon suguhkan. Niatnya sih ia tak akan lama disini.

"Serius gue mau ambil Sunghoon, seminggu."

Alis Chaewon bertaut tanda tak percaya.

"Ngibul."

"Lah, gue transfer sekarang dah kalo ga percaya. Panggil coba si Marge."

"Ck, tapi kenapa coba?"

"Kenapa apanya? Suka suka gue lah orang gue bayar."

"Iya sih tapi Sunghoon kan baru balik doang. 3 hari lagi lah paling engga, badannya juga masih merah merah."

Jongseong mendengus. Pasti yang memberikan tanda pada tubuh Sunghoon itu Jake. Meski kecil laki laki itu kan lumayan ganas. Jongseong saja terkejut ia bisa menggagahi orang lain.

"Kelamaan."

"Sunghoon nya gue umpetin dah kalo bener lo mau ngambil. Aman, Jake juga bakalan gue tolak."

Jongseong menggeleng tegas. Chaewon ini tidak bisa dipercaya. Wanita itu jika diiming-imingi uang juga pasti bakal berkhianat.

"Gue yang rawat Sunghoon, kasih bonus jadi 10 hari."

"Enak aja, duitnya nambah kalo gitu."

"Lah kan masih ada bekasan orang? Di discount dong."

"Eh congor lo ya!"

Bicara dengan Chaewon memang cuma menghabiskan tenaga. Jongseong kembali meminum cocktail nya. Kali ini sampai cairan di gelasnya habis tak bersisa.

"Panggilin aja si Sunghoon, duitnya gue urus sama Marge."

Chaewon berdecak. Ia ga terima Sunghoon sudah akan dibawa pergi lagi. Apalagi dengan laki laki bejat macam Jongseong. Meski begitu tungkainya tetap melangkah kembali naik keatas, menuruti perintah Jongseong untuk memanggil Sunghoon.

Sembari menunggu Sunghoon bersiap dan turun. Jongseong segera ke tempat Marge untuk melakukan negosiasi. Sama seperti Chaewon, wanita tua itu amat mudah di iming-imingi. Jadi gampang saja bagi Jongseong untuk mendapatkan Sunghoon.

Butuh 30 menit bagi Jongseong untuk melakukan negosiasi. Ia kembali ke tempat semula setelah menyelesaikan pembayaran. Ternyata sudah ada Sunghoon disana. Laki laki itu memakai piyama berwarna kuning cerah dengan logo bebek di dadanya.

"Hai Sunghoon?"

Suara Jongseong barusan berhasil mengagetkan Sunghoon. Si laki laki kulit pucat segera bangkit dari duduknya. Membalas sapaan Jongseong dengan sopan.

Jongseong tertawa. Mengelus surai Sunghoon penuh dengan kelembutan. Wajah Sunghoon bersemu merah karena malu. Diantara pelanggannya, baginya Jongseong adalah yang paling lembut.

Jongseong menggenggam tangan Sunghoon erat. Memberikan kecupan lembut di punggung tangannya sebelum akhirnya menariknya keluar dari bar.

Tak ada waktu lagi. Sunghoon harus segera dibawa pergi sebelum bar menjadi ramai.















tbc


















Sex DollTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang