PROLOG

514 39 3
                                    

Shaka tersenyum kecil, "Orang yang mencintaimu akan melakukan berbagai cara agar dirimu aman sedangkan seseorang yang memahami mu melakukan banyak cara agar dirimu bahagia," Balas Shaka. "Jadi, Saya masuknya ke mana? Orang yang mencintai kamu atau orang yang ngertiin kamu?"

Motor-motor berlalu dengan cepat, sedangkan mobil-mobil melaju dengan cukup lambat karena macet. Lampu telah merah, Shaka menggandeng tangan Abi erat dan menyebrang.

"Ama! Cinta ituh appah?"

"Cinta itu awal dari kebahagiaan namun juga kesengsaraan."

Mereka berjalan hingga sampai ke seberang, "Talo itu Ama itu Olang nang petuliin Abi. Kalna Ama inin buat Abi cehat an cenang. Ama pasti lakukan apa tajaa buat bitin Abi bahagia. Iya Tan Ama?"

Tak ada balasan yang keluar dari mulut Shaka, ia hanya diam dalam langkah ringannya.

Abi merasa ada yang salah dengan Shaka. Ia menggenggam telapak tangan yang sedikit lebih besar dari miliknya itu, "Ama, anti Ama tangan tinggalin Abi!"

"Kamu sayang sama saya?"

"Sayang anget!!!" jawab Abi dengan mantap, ia mencoba tenang meskipun hatinya seolah perlahan hancur oleh rasa yang tak dirinya mengerti.

Shaka tersenyum lemah, "tapi, tidak ada satu pun dari kita ... Hah .. yang memiliki cukup umur untuk merasa cukup ditinggalkan orang yang kita sayang meski setiap saat ya bersamanya. Moment indah yang kita tunjukan saat ... ini hanya membuat kita semakin sulit untuk meninggalkan orang yang kita sayang."

Abi terdiam seribu bahasa, mulutnya terbuka hendak bersuara namun entah kenapa suaranya tak kunjung keluar dibarengi pikirannya yang masih kosong.

[END!] Tuyul Ini Bukan Takhayul || Crt Ke 2 || Bukan HororTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang