BAB 4 HANI

8.5K 43 0
                                    



Hani, istri Benny si Lelaki Tanduk Badak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hani, istri Benny si Lelaki Tanduk Badak


Sudah tiga bulan ini Hani dan Benny melakukan LDR-an alias long distance relationships. Benny diterima bekerja di luar kota dan Hani harus iklas mengurus rumah dan Dani anak mereka. Hani tidak tahu apa pekerjaan suaminya, tetapi selama tiga bulan ini Benny berhasil mencukupi kebutuhan mereka.

Bahkan berlebih karena Hani bisa mengosongkan keranjang belanjaan di aplikasi online dengan barang-barang impiannya. 

Hidupnya dan Dani lebih baik. Yang kurang hanya waktu Benny untuk mereka. Apalagi Benny hanya pulang seminggu sekali.

"Memangnya suami lu kerja apa sih?" tanya Amina, partner in crime Hani dibidang menghibah tetangga lain. Amina ini tinggal di rumah kontrakan bersebelahan dengan Hani. Keduanya bestie, bukan hanya soal gosip tetapi juga soal rencana masak menu yang sama dan tidak punya rahasia.

Sangking akrabnya, Amina dan Hani sering mengumbar kehidupan ranjang masing-masing. Hani tahu kalau suami Amina yang bernama Rivaldi itu suka anal seks, sedangkan Amina tahu kalau Benny sekarang tidak lagi punya rambut kemaluan, alias plontos.

"Gue juga ngga tahu Mina. Tapi uangnya banyak," kata Hani seraya menganti pampers Dani yang merengek minta susu.

"Oh ya? Gajinya besar gitu?" Amina bertanya dengan nada sedikit iri. Yang dia tahu pasangan Benny dan Hani hidup di bawah garis kemiskinan sejak Hani terjerat pinjol.

"Iya, kemarin dia pulang dan memberikan uang satu juta. Katanya untuk belanja dapur satu minggu. Bahkan Mas Benny juga belanja baju, sepatu untuk Dani dan susu ibu hamil.  Sebelum pergi dia beli beras, daging, dan lain-lain. Jadi uangku utuh deh. Ah dia emang suami yang the best banget," kata Hani memuji suaminya setinggi langit.

Satu juta rupiah untuk satu minggu? Tanpa mengeluarkan uang lagi karena sembako sudah terjamin?

Kening Amina berkerut. Jumlah itu cukup besar untuk keluarga Hani yang biasanya bertahan hidup dengan Rp 50.000 sehari. Bahkan sangat besar untuk keluarga Amina yang suaminya Rivaldi berkarir sebagai  supir mobil kalong.

Tahu mobil kalong? Itu loh mobil yang beroperasi malam-malam di jakarta ketika supir angkutan umum lainnya tidur. Mobil ini mengantar tukang sayur, pedagang dan lain-lain ke pasar.

Amina menelan ludah sekaligus menelan rasa irinya.

"Wah pekerjaan Benny pasti keren dengan gaji besar," kata Amina.

Hani tersenyum bangga.

"Yah Mas Benny berhasil lepas dari utang pinjol. Dia uangnya banyak dan makin perkasa sekarang. Kemarin aku dibuat KO sampai tidak bisa bangun," kata Hani cekikikan.

"Masak sih?" kalau cerita soal lendir, Amina langsung antusias. Mendengar pengalaman ranjang temannya jadi hiburan tersendiri untuk Amina selain program gosip di televisi dan youtube kalau gawainya punya paket data berlebih.

Perihal kehebatan Benny  di ranjang yang sering bikin Hani nikmat itu bukan sekali dua kali diceritakan oleh Hani pada Amina.  Keduanya memang terlalu dekat sehingga ceritanya juga vulgar dan detil. Sering Amina merasakan celana dalamnya basah hanya mendengar cerita Hani tentang Benny.

Kadang Amina sering membayangkan bisa bercinta dengan hot sebagaimana Hani dan Benny, namun obsesi itu tinggal kenangan. Suami Amina bukan tipe lelaki yang mau mengabulkan obsesi sang istri. Yang dia mau justru bagaimana anus istrinya menerima penisnya setiap hari dan  Amina tidak protes.

Rivaldi memang anus-mania. Mungkin dia kebanyakan nonton film porno yang banyak adegan tidak lazim itu dan ketagihan setelah Amina mengabulkan keinginannya sekali. Pengalaman itu membuat Amina trauma karena dia sulit buang air besar selama seminggu. Anehnya Rivaldi justru minta tambah.

Dan sekarang anus Amina mengalami pelebaran tidak wajar. Dia tidak merasa sakit lagi disumpal batang panas suaminya yang menjadikan anal seks sebagai menu utama. Amina justru rindu persetubuhan linggam dan yoni seperti di kamasutra.

Bukan persetubuhan ala binatang seperti itu.

Cerita Hani juga sering menimbulkan fantasi absurd di kepala Amina. Apalagi kalau dia berpapasan dengan Benny. Amina bisa membayangkan bagaimana gaya Benny di ranjang, dan perempuan itu langsung malu sendiri.

"Iya. Kemarin berkesan banget Min. Lu kan tahu Mas Benny ngga punya jembut lagi? Nah kemaren dia juga bikin gue ngga punya jembut," cerita Hani vulgar.

"Oh ya? Kok lu mau?" tanya Amina.

Hani tersenyum lebar.

"Gue ikutin aja maunya Mas Benny. Dia yang nyukur jembut gue dan kami mandi bareng setelah itu. Terus... " Hani tidak meneruskan ceritanya.

Amina makin penasaran.

"Terus apa?"

"Hihihi..." Hani cekikikan.

"Ah lu bikin gue penasaran," protes Amina kesal.

Wajah cantik Hani yang alami itu kemerahan, dan Amina langsung tahu cerita Hani akan lebih "panas" lagi.

"Dia mijitin tubuh gue Min, pakai minyak zaitun. Gue telanjang dan dia ngurut seluruh tubuh gue. Enakkk banget," celoteh Hani. 

"Enak atau terangsang?" balas Amina keki.

"Hihihihi..." kembali Hani cekikikan.

"Lu cekikikan melulu. Sebenarnya minat cerita ngga?" tanya Amina.

"Sebenarnya gue terangsang sih. Tangannya enak banget, terus kan tubuh gue licin banget. Sensasinya beda," kata Hani. Nadanya kini serius.

Amina mangut-mangut.

"Terus tiba-tiba dia nyosor ke itu gue. Padahal gue ngga mau. Kan jorok itu,"kata Hani.

"Itu?" Amina tidak mengerti.

"Meki gue Mamak bodoh. Dia jilatin dan sedot meki gue sampai gue kelojotan," kata Hani.

"Ha?"

"Gue kan ngga pernah selama ini. Punya Mas Benny aja ngga pernah gue cium, eh dia malah cuek aja jilatin meki gue padahal becek banget," kata Hani.

"Enak?" tanya Amina lirih.

"Enak bangett... Gila, gue sampai ngga tahan. Muka gue tutup sama bantal. Kalau ngga gue udah jejeritan," kata Hani.

Amina menelan ludah.

"Terus?"

"Dia juga ngocok meki gue pake jari sambil jilatin itil gue. Astaga, gue muncrat..." cerita Hani.

"Muncrat? Keluar?"

"Pipis Min. Gue pipis banyak banget dan uenakkkkkkkkkkk," kata Hani. 

Amina tercengang.

"Belum sempat gue narik nafas, Mas Benny langsung nyoblos. Gue muncrat beberapa kali malam itu, sampe lemes. KO berat," kata Hani bangga. "Belum pernah gue begitu."

Amina terdiam sambil tersenyum kecut.

"Kali dia kangen sama gue ya? Maklum kita kan ngga ketemu seminggu," Hani bergumam. "Makin cinta aja gue sama dia."

Amina mengangguk dan mencoba jadi supporter yang baik untuk bestienya.

"Iya. Bisa jadi." katanya. Namun batinnya  justru bertolak belakang.

Gue jadi penasaran sama Mas Benny. Gue juga pengen digituin. Pinjemin suami lu dong Han.



LELAKI TANDUK BADAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang