OSB - 1

8.5K 652 134
                                    

Kedua netra itu terbuka perlahan seiring indra pendengarannya yang mulai bekerja, wanita berusia tiga puluh empat tahun itu mengusap wajahnya, pernah terbangun karena tangisan anak kecil yang terkadang terdengar begitu menyebalkan di pagi hari? Meski Lisa sudah beradaptasi dan membiasakan diri untuk ini, namun terkadang dia tetap merasa kesal karena waktu tidurnya di pagi hari jadi tersita.

Ingin marah, namun wanita yang memiliki nama lengkap Lalisa Manoban itu kemudian membuka selimut dan bangkit untuk duduk, tidak ada yang namanya bersantai dan bermalas-malasan di atas ranjang setelah kedua matanya terbuka, dia harus segera keluar dan memeriksa tangisan yang semakin lama justru semakin nyaring di telinganya, di titik ini, Lisa menyadari dia ternyata berada di dalam kamarnya sendirian.

Lisa memejamkan matanya sebentar, dalam hati, dia berbicara pada yang kuasa, berterima kasih karena masih diberi kesempatan untuk hidup, meminta agar hari ini semua kegiatannya dimudahkan dan dilancarkan.

Setelahnya Lisa langsung bangkit dan keluar dari kamar sambil membersihkan kotoran di sudut matanya, begitu dia membuka pintu kamar, pemandangannya langsung mengarah ke arah ruang tamu, ada dua bocah kecil yang duduk disana, masih dengan menggunakan piyamanya, Lisa melihat putri bungsunya menangis sedangkan putri sulungnya hanya diam sambil menutup telinga nya.

Memilih untuk tidak langsung menghampiri kedua putrinya, Lisa membelokkan langkah kakinya ke dapur terlebih dahulu karena baginya, yang terpenting adalah mencari keberadaan belahan jiwanya terlebih dahulu alias istrinya.

Dengan kedua mata yang masih berat, Lisa menghampiri istrinya yang tampak sibuk memasak sarapan di dapur, tanpa mengucapkan apapun, wanita tinggi itu langsung menempel dan memeluk istrinya, Jennie, dari belakang.

"Momma, anakmu menangis dan kau malah kemari, bantu aku menjaga mereka terlebih dahulu." Lisa tidak terlalu menggubris ucapan istrinya karena baginya pelukan dan ciuman setelah bangun tidur adalah hal yang wajib, dengan suara tangisan yang masih menggema, wanita tinggi itu mengecup leher istrinya berkali-kali terlebih dahulu meski Jennie sedikit berkeringat.

"Honey, tenangkan Clarine terlebih dahulu." Wanita yang satu tahun lebih muda dari Lisa kembali mengeluarkan suaranya, ditambah Jennie juga tidak bisa diganggu sekarang, dia harus menyelesaikan masakannya pagi ini dengan cepat karena kedua putri kembarnya sudah lapar.

"Yang menangis adalah Clarine?" Tanya Lisa dengan kekehan nya, "kau masih saja tidak bisa menghafal tangisan mereka." Balas Jennie yang sehari-harinya berprofesi sebagai ibu rumah tangga itu sepenuhnya.

"Maaf, Mommy. Bagiku tangisan mereka sama saja, dua-duanya berisik sampai membangunkan ku." Jennie menoleh ke belakang sambil menyodorkan spatula di tangannya pada Lisa.

"Mereka berdua adalah putrimu, cepat hampiri mereka." Ucap Jennie lagi, Lisa tersenyum begitu melihat wajah istrinya, dia menangkup kedua pipi wanita yang sangat dia cintai itu kemudian memberikan kecupan pada kedua pipi dan bibir Jennie sekilas.

"Istriku." Gumam Lisa pelan dan Jennie berdecak, sudah hampir enam tahun mereka menikah, namun dia terkadang masih salah tingkah setiap Lisa bersikap seolah mereka adalah kedua gadis muda yang baru saja jatuh cinta.

"Clarine sudah terbatuk, Momma. Bawakan air untuknya, aku tidak mau dia menangis sampai muntah karena kau berlama-lama di sini." Ucap Jennie lagi, Lisa mau tidak mau memilih untuk memisahkan diri, dia segera mengambil gelas dan mengisinya dengan air kemudian berjalan menuju ruang tamu.

"Momma.. Clarine berisik." Lisa terkekeh kemudian mengambil tempat untuk duduk di tengah-tengah kedua putri kembarnya, "ada apa denganmu, Clarine? Kenapa menangis begitu kencang pagi ini? Momma sampai bangun karena tangisanmu." Lisa mengangkat tubuh putri bungsunya untuk duduk di pangkuannya, dia mengusap-usap punggung putrinya dan memberikan minum terlebih dahulu agar putri bungsunya bisa lebih tenang.

OUR STRONG BONE - JENLISA [G×G]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang