OSB - 3

2.7K 537 126
                                    

"Mommy.. Clarine boleh tambah lagi?" Tanya Clarine sambil menunjuk piringnya yang hanya tersisa sedikit nasi di sana, padahal mulutnya masih penuh, namun dia yang kelaparan setelah pulang dari sekolah masih ingin nasi lagi.

"Tentu boleh, sayang." Jennie mengambil sedikit nasi lagi untuk Clarine karena ini adalah nasi terakhir mereka untuk hari ini, malam nanti mereka sekeluarga baru akan pergi berbelanja bulanan.

"Kenapa hanya sedikit, Mommy?" Rengek Clarine setelahnya, "habiskan terlebih dahulu, jika bisa habis, Mommy baru akan menambahkan nasi lagi." Clarine mendengus sebal, dia kemudian kembali mengambil sendok dan memakan makan siangnya.

Jennie yang melihat itu menggelengkan kepalanya saja, dia tidak bermaksud untuk membatasi makanan putrinya, hanya saja dia takut nantinya si bungsu malah kenyang dan tidak bisa menghabiskan makanan di piringnya jika dia memberikan nasi dalam jumlah yang banyak.

"Apa Clarine marah?" Tanya Clarice dan Clarine menggelengkan kepalanya, "tidak, Unnie." Sangkalnya kemudian, jika tidak ada Lisa, maka dia akan lebih mendengarkan ucapan kakaknya.

"Momma mengatakan kita tidak boleh marah dengan Mommy, Mommy sudah lelah memasak, kita harus menjadi anak yang baik." Jennie terkekeh mendengarnya, mungkin bisa dikatakan putri sulung mereka adalah cerminan Lisa dan Clarine adalah cerminan dirinya dulu, Jennie dulu sering merajuk dengan istrinya saat mereka masih berpacaran, namun tidak sekarang, dia sudah jauh lebih dewasa dan tidak sering meributkan hal-hal kecil lagi, memalukan jika merajuk di hadapan si kembar, bukan?

"Clarine tidak marah, Unnie.." si bungsu itu merengek karena dia tidak ingin dimarahi, dia tidak suka dimarahi dan dia bisa langsung menangis.

"Baiklah, cukup.. tidak ada yang marah, kita lanjutkan makan kita, okay?" Jennie memilih untuk menengahi, meski si kembar memang menyayangi satu sama lain, namun tidak satu dua kali keduanya juga berdebat dan bertengkar, biasanya Lisa akan turun tangan untuk memberikan pengertian agar keduanya kembali berbaikan.

"Unnie, ayo makan dengan benar, Clarine sudah habis satu piring namun kau bahkan belum menghabiskan setengah nasi mu." Ucap Jennie pada putri sulungnya yang memang sulit dan membutuhkan waktu lama untuk makan, ini yang menjadi pembeda di antara keduanya.

"Masakan Mommy tidak enak?" Tanya Jennie dan Clarice segera memakan makanannya, "Unnie.. Momma akan marah, masakan Mommy tidak enak? Ini enak." Clarice langsung berdecak kala mendengar ucapan adiknya.

"Unnie tidak mengatakan tidak enak, Clarine." Ucap Clarice lagi, "Mommy, ini enak, Clarice akan menghabiskan semuanya." Jennie terkekeh saja, Clarine memang lebih jahil, mungkin karena dia adalah anak bungsu dan sikapnya juga mengikuti Lisa yang jahil!

"Clarine, jangan menggoda Unnie, kau ingin melihat Unnie menangis?" Tanya Jennie, Clarine langsung menoleh dan menatap saudari kembarnya, bukan merasa bersalah, si bungsu itu malah cekikikan.

"Clarine menyebalkan, Clarice ingin dengan Mommy saja." Si sulung itu turun dari kursinya dan memilih untuk duduk di samping Jennie, Clarine kemudian memajukan bibirnya.

"Kenapa Clarine sendirian." Rengeknya, biasanya yang akan duduk di samping Mommy nya adalah Momma nya, dan Clarice pasti akan duduk di samping Clarine.

"Jangan marah, Unnie. Kita bermain setelah ini." Ucap Clarine, dia tidak suka jika kakaknya tidak ingin berdekatan dengannya, karena yang akan mereka lakukan setelah pulang sekolah adalah makan siang, kemudian bermain di kamar sebentar dan tidur bersama Mommy mereka.

"Sayang." Ucap Jennie, membantu untuk membujuk si sulung, "jangan marah dengan adikmu seperti itu." Balas Jennie lagi.

"Clarice ingin disuapi." Ucap Clarice, "baiklah, Mommy suapi namun jangan marah lagi dengan adikmu." Clarice manggut-manggut.

OUR STRONG BONE - JENLISA [G×G]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang