OSB - 4

2.8K 536 141
                                    

"Momma, Clarine yang duduk di kursi." Lisa menoleh pada putrinya yang sudah meminta untuk di angkat ke kursi anak-anak begitu Lisa menarik sebuah troli, Lisa kemu menatap Clarice yang menggandeng tangan istrinya, padahal di belanja bulanan sebelumnya, Lisa sudah berjanji pada Clarice agar Clarice yang duduk di kursi keranjang.

"Tapi hari ini adalah jadwal Unnie." Ucap Lisa, "Clarine saja, Momma." Si bungsu yang manja itu merengek sambil mengangkat kedua tangannya agar Lisa mau mengangkat tubuhnya.

"Hari ini giliran Unnie, minta ijin dengan Unnie terlebih dahulu jika Clarine ingin duduk di kursinya, jika Unnie mengijinkan, maka Clarine boleh duduk disana, jika tidak, maka Clarine duduk di dalam troli." Ucap Lisa, dia memang menyayangi dan sesekali memanjakan, namun karena putrinya dua dan kembar, dia tentu juga harus bisa bersikap tegas dan adik pada satu sama lain.

"Unnie." Clarine meraih tangan kembarannya dan menggoyangkannya, "apa boleh?" Tanya Clarine dengan manja, Clarice kemudian memilih untuk menatap Jennie.

"Tidak masalah jika Clarice tidak mengijinkan Clarine untuk duduk di kursi keranjangnya." Ucap Jennie, dia juga tidak mau membuat Clarice terus mengalah karena anak-anaknya memiliki hak untuk menolak jika mereka tidak menginginkan sesuatu, meski Clarice adalah kakak, dia sangat boleh memikirkan kenyamanannya sendiri.

"Unnie." Clarine memilih mengecup pipi kakaknya untuk membujuk, Clarice yang tadinya merasa kesal kemudian terkekeh sambil menyeka pipinya yang basah.

"Baiklah, boleh." Jawaban Clarice membuat Jennie dan Lisa saling pandang, padahal mereka pikir Clarice tidak akan mengijinkan namun dugaan mereka salah.

"Yeay!" Clarine yang kegirangan langsung memeluk Clarice terlebih dahulu sebelum dia dengan bersemangat meminta Lisa menggendong tubuhnya, Lisa kemudian mengatur kursi di troli dan membiarkan putri bungsunya duduk disana.

"Katakan apa pada Unnie?" Tanya Lisa, "terima kasih, Unnie." Balas Clarine, di usia si kembar yang ketiga tahun, keduanya memang sudah sangat fasih berbicara, bahkan dari usia satu tahun pun mereka sudah bisa berceloteh dengan kata-kata yang benar.

"Honey, apa kau keberatan jika kau yang mendorong troli nya?" Tanya Lisa, karena malam ini cukup ramai, dia memutuskan untuk menggendong Clarice karena rasanya tidak terlalu aman jika membiarkan Clarice berjalan kesana kemari, Lisa tidak mau putrinya yang kecil dan menggemaskan itu tertabrak dengan orang-orang dewasa di dalam sana.

"Tidak masalah, ayo masuk." Ucap Jennie, dia segera mendorong troli dan Lisa dengan Clarice mengikuti dari belakang, Jennie juga sudah memiliki catatan apa saja yang harus mereka beli hari ini, semuanya sudah dia hitung dengan baik, mereka hanya boleh menghabiskan sekitar tiga ratus ribu won saja untuk kebutuhan satu bulan.

"Terima kasih, Unnie." Ucap Lisa begitu putri sulungnya memeluk lehernya, Clarice tampak kebingungan, kenapa Momma nya berterima kasih?

"Karena sudah mengalah pada Clarine, kau tahu bagaimana adikmu jika dia sudah merajuk, bukan?" Ucap Lisa lagi dan Clarice mengangguk saja.

"Clarice lebih ingin.. digendong oleh Momma." Ucap Clarice, Lisa yang mendengar itu terkekeh dan mengecup bahu putrinya.

"Pantas saja kau dengan senang hati memberikan kursinya pada Clarine, lebih suka digendong oleh Momma?" Bocah kecil itu mengangguk, dia kemudian mengecup pipi Lisa.

"Menggemaskan, anak Momma begitu cantik." Lisa dengan jahil menggigit bahu kecil Clarice, membuat putrinya langsung merengek namun karena Lisa langsung menggelitik perutnya, Clarice kembali tertawa.

"Apa yang ingin Clarice beli?" Tanya Lisa, "susu, Momma." Ucap Lisa, mereka berhenti karena Jennie tengah memilih beberapa buah-buahan terlebih dahulu.

OUR STRONG BONE - JENLISA [G×G]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang