"Aku? Dipanggil oleh sajangnim?" Lisa segera bangkit dan langsung meninggalkan pekerjaannya begitu mengetahui atasannya memanggilnya.
"Ya, aku baru saja meminta tanda tangan sajangnim, lalu dia memintaku untuk memanggilmu, dia mengatakan ada yang ingin dibicarakan denganmu." Balas Rosie, memang wanita berambut pirang itu yang menghampiri meja Lisa barusan.
"Baiklah, aku kesana sekarang, terima kasih, Rosie." Balas Lisa seadanya, tanpa mengatakan apapun lagi, wanita tinggi itu segera melangkahkan kaki menuju ruangan atasannya dengan jantungnya yang sedikit berdebar, apa dia membuat kesalahan? Tidak biasanya atasannya memanggil secara personal seperti ini, biasanya jika ada yang ingin dibicarakan, atasannya tidak akan ragu untuk langsung menghampiri meja mereka.
Lisa menghela nafas terlebih dahulu sebelum mengetuk pintu atasannya dia kali kemudian membukanya, dia membungkuk sopan begitu melihat pria yang rambutnya sudah memutih itu duduk di kursi kebesarannya.
Yang langsung Lisa ingat adalah ayahnya, ayahnya juga memiliki ruangan yang bahkan lebih besar dan mewah lagi dari ruangan atasannya mengingat perusahaan ayahnya juga cukup besar, dulu Lisa sewaktu kecil sering menemani ayahnya bekerja dengan ibunya, ada satu ruangan di dalam ruangan kerja ayahnya yang dijadikan tempat beristirahat untuk Lisa, apalagi setelah dia pulang sekolah, maka dia akan tidur siang di ruangan ayahnya sampai sore hari tiba, barulah mereka pulang bersama-sama.
Lisa dulu bahkan dipanggilnya dengan panggilan sajangnim kecil oleh staff di perusahaan ayahnya, bahkan sekarang, seharusnya dia yang dipanggil sajangnim, namun statusnya berubah, dia malah menjadi seorang staff biasa yang begitu menunduk pada atasannya.
"Duduklah, Lisa." Lisa menarik kursi kemudian duduk di hadapan atasannya, "ada apa, sajangnim?" Tanya Lisa dengan lembut, dari raut wajah atasannya, sepertinya dia tidak akan mendapatkan kabar baik.
"Saya juga bingung bagaimana mengatakannya padamu." Ucap pria berambut putih itu dengan helaan nafasnya.
"Apa saya membuat kesalahan, sajangnim?" Tanya Lisa dengan nada yang berhati-hati, dia selalu tekun dan teliti dalam bekerja, sejauh ini, Lisa jarang sekali membuat kesalahan dan selalu bekerja dengan baik meski terkadang dia merasa pekerjaan ini bukan adalah bidangnya, namun dia memaksakan diri untuk mengerjakan semuanya karena jika tidak, bagaimana cara dia menghidupi keluarganya? Jaman sekarang, tidak mudah untuk mendapatkan pekerjaan di perusahaan besar, apalagi gaji yang Lisa terima sudah cukup besar.
"Tidak, namun begini, karena alasan yang tidak bisa saya jelaskan sepenuhnya, kami harus memberhentikan mu dari pekerjaan ini, jadi.. bulan ini adalah bulan terakhir kau bekerja disini, tenang saja, kami akan memberikan pesangon."
Lisa yang mendengar itu mendadak pucat, diberhentikan tanpa alasan yang tidak bisa dijelaskan? Ini seperti mimpi buruk untuknya, dia tidak bisa menerima jika dia tiba-tiba diberhentikan, perusahaan juga sedang naik daun, konyol jika tiba-tiba dia diberhentikan bukan?
"Sajangnim?" Panggil Lisa dengan nada lemahnya, "jika aku memiliki kesalahan, beritahu aku, bahkan orang yang membuat kesalahan juga mendapatkan kesempatan tiga kali sebelum dipecat, apa selama ini kinerjaku buruk? Aku tidak pernah complain jika harus lembur, aku tidak pernah terlambat datang bekerja, semua pekerjaan aku selesaikan tepat waktu, kenapa tiba-tiba aku diberhentikan? Ini sangat tidak masuk akal, aku sudah lebih dari dua tahun bekerja disini."
Sebagai manusia dewasa, tentu Lisa memiliki hak untuk berkomentar sekarang, dia tidak bisa langsung menerima pemecatan yang diberikan padanya begitu saja.
"Saya tahu kinerjamu bagus, namun kau tidak bisa lagi bekerja di perusahaan ini." Lisa merasakan dadanya sesak luar biasa, yang dia pikirkan adalah keluarganya, bagaimana mungkin dia tidak berpenghasilan? Bagaimana caranya dia membayar cicilan mobil setelah ini? Listrik? Air? Semua hal membutuhkan uang.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR STRONG BONE - JENLISA [G×G]
FanfictionMemiliki keluarga yang bahagia adalah impian semua orang, menikah dengan orang yang dicintai, memiliki buah hati yang luar biasa, terdengar begitu sempurna bukan? Jennie dan Lisa memiliki kedua anak kembar, Clarice dan Clarine, rumah tangga yang ked...