I: Ayah dan Anak

25 5 2
                                    

Setelah perdebatan tersebut, ruangan tenggelam dalam sunyi. Zanky melangkah keluar dari ruangan Duke tanpa sepatah kata.

"Apakah ini jalan yang terbaik? Maksud saya, kenapa anda harus mengadakan duel seperti ini? Bukannya anda adalah seorang yang paling berkuasa.. Saya tak mengerti"
Duke Alhayne bertanya.

"Itu karena aku merasakan ada yang aneh dengan anak itu. Dia terlihat berbeda dari saudara saudaranya, namun aku tak tahu pasti apa yang berbeda dari diri anak itu"
Jawab Zullivan dengan muka yang serius.
Duke tak paham apa yang terjadi, karena orang seperti dia bisa takut dengan anak yang bahkan belum mendapatkan lencana petualang.

Esoknya, Zanky diantar pulang ke kerajaan oleh Arthur sedangkan ayahnya tetap berada di kediaman Alhayne. Zullivan berpikir bahwa sebagai musuh dalam sebuah duel, tidak akan terasa jika mereka malah latihan bersama. Oleh karena itu, Zullivan menyuruh Arthur untuk mengantar Zanky pulang untuk berlatih sendiri tanpa bantuan dari Zullivan sendiri.

Sebelum naik ke kereta, Zanky di panggil oleh sang ayah.
Beliau berkata..
"Ingat, waktu mu untuk berkembang hanya 2 Minggu. Gunakan sebaik mungkin agar aku bisa lihat apa yang berkembang dari dirimu"

"Iya, aku tahu.." jawab Zanky.

"Dan satu hal lagi. Selama 2 Minggu ini sampai hari pertandingan, anggap saja kita tidak ada hubungan keluarga. Hubungan kita hanyalah sebagai sesama musuh"
Tegas Zullivan terhadap anaknya.

"Cih..yaudah kalo gitu mau mu, Raja Zullivan" ujar sang anak.

Tak lama setelah Itu, akhirnya kereta pun berjalan meninggalkan kota kediaman Alhayne.
Di dalam kereta, Zanky memikirkan cara yang ampuh untuk mengalahkan ayahnya sendiri. Ia tak mau kalah dan harus berlutut di bawah orang bengis seperti dia.

Zanky trus memutar otaknya selama perjalanan. Dan kemudian dia menemukan sebuah ide.
"Hei, Arthur! Kau pernah bilang kalau kau pernah jadi pasukan khusus pengawal raja, kan?"
Tanya Zanky.

Arthur tersenyum, kemudian dia berkata. "Benar, Tuan. Dulu saya pernah menjadi pasukan khusus. Namun itu sudah lama sekali, sekitar  9 atau 10 tahun yang lalu. Kemudian saya ditugaskan untuk menjadi pelayan untuk tuan muda saat tuan menginjak umur 5 tahun"

"Berarti anda bisa bertarung, kan?"
Timpal Zanky penasaran.

"Tentu saja, saya bahkan dilatih cara berpedang Pasukan Asnarion langsung oleh yang mulia"
Jelas si pelayan dengan tenang.

"Bagus lah kalau begitu" ujar Zanky.

"Kenapa, Tuan muda?" Tanya Arthur keheranan dengan tingkah Zanky yang tiba tiba menanyakan latar belakang nya.

"Arthur.. Aku ingin kau mengajari ku cada bertarung selama dua Minggu ini. Ajari apa saja yang kau tahu tentang berpedang, mengendalikan sihir, dan berkelahi dengan tangan kosong."  Jawab Zanky dengan semangat yang bahkan bisa terlihat dari matanya.

"Anda serius, Tuan? Harusnya kau memilih orang lain untuk mengajari anda, bukannya saya. Saya hanyalah seorang pelayan biasa" bantah Arthur kepada Zanky.

"Tapi anda pernah menjadi pasukan khusus, dilatih langsung oleh raja, lagi.. Sudahlah gausah merendah, Arthur. Cuman kau satu satunya orang yang cocok buat mengajari ku, hehe." Ucap Zanky sambil dengan nada bercanda.

Arthur pun tertawa,
"Baiklah kalau itu mau mu, Tuan.. senang bisa dipercayai oleh orang seperti anda"

Singkat cerita, akhirnya mereka sampai di kerajaan Asnarion. Mereka telah di sambut oleh keluarga besar di depan halaman kediaman mereka.

Ibu Zanky. Rika, langsung memeluk anaknya yang baru pulang dari perjalanan itu. Ia menanyakan kenapa ayahnya tidak bersama nya, lalu. Arthur menjelaskan apa yang terjadi saat mereka berada di kediaman Alhayne.

Starlight: Grand Journey Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang