II: Pelajaran dari Sang Pelayan

16 3 0
                                    

Seminggu sudah berlalu. Zanky akhirnya paham apa yang disebut "neraka" oleh Arthur. Porsi latihan yang bahkan bisa membuat seorang prajurit veteran tak mampu berdiri lagi, tidak ada kata istirahat sebelum bisa menguasai satu gerakan atau sihir dengan baik. Tapi karena dia pernah melakukan latihan intens walaupun hanya 4 hari, ia masih bisa bertahan walaupun badannya sudah serasa ingin hancur berkeping keping.

"Kayaknya aku udah bisa liat ada orang yang melambaikan tangannya kepadaku dari atas sana" Zanky menatap langit sambil berjalan tunggang langgang ke arah pohon besar yang ada di halaman.

"Fokus, Tuan!! Jangan istirahat terlebih dahulu sebelum Anda menguasai teknik ini. Sebab, teknik inilah yang paling penting dan paling menentukan disaat pertarungan yang sesungguhnya."

Arthur memarahi Zanky yang baru saja duduk dan menyandarkan punggungnya ke batang pohon tersebut.

"Penting sih penting... Tapi mana ada orang yang bisa menyerang dan menghindar saat matanya di tutup!! Jangankan menyerang, mau menghindar serangan pun pasti sudah kesandung duluan."

Zanky mengoceh panjang lebar sembari mengeluarkan kekesalannya kepada Arthur.

Arthur hanya bisa menghela nafas panjang. Kemudian dia mengambil sepotong kain hitam dan memakainya sehingga menutupi kedua matanya.
Zanky keheranan. Kemudian dia bertanya.

"Apa yang kau lakukan? Kenapa kau menutup matamu, Arthur?

"Serang Aku, Tuan."
Jawab singkat sang pelayan

"T-tunggu... Ini serius? Apa kau yakin?"  Tanya Zanky yang masih dipenuhi keheranan di kepalanya.

"1000% yakin. Anda cukup serang dengan sekuat tenaga"
jawab Arthur dengan percaya diri.

"O-oke deh kalau begitu. Tapi jangan salahkan aku ya kalau terjadi sesuatu denganmu."

Zanky mengiyakan kemauan Arthur untuk menyerang dirinya. Zanky memanggil pedang es nya dan melakukan beberapa serangan yang cepat yang bahkan tak bisa diikuti oleh mata.

Namun, anehnya. Arthur dapat menangkis bahkan mengelak dari serangan serangan yang diluncurkan oleh Zanky. Zanky mempercepat gerakan serangannya agar dapat mengenai sang pelayan. Tapi, walaupun tebasan Zanky sudah seperti Sambaran petir yang cepat dan mematikan. Tetap saja, Arthur dapat menghindar dengan mudah. 

Lalu, Arthur mengangkat pedangnya dan ia lapisi dengan aliran sihirnya, yaitu sihir angin. Seketika angin kencang datang dan berkumpul di tempat Arthur berdiri membentuk sebuah pusaran yang sulit untuk di tembus. Zanky merasakan kekuatan yang luar biasa dari Arthur.

"K-kekuatan apa ini? Apa yang sebenarnya ingin kau lakukan, Arthur?" Zanky terheran dengan kemampuan pelayannya.

Anginnya sangat kuat. Bahkan Zanky yang ingin mendekati Arthur kembali terdorong ke belakang. Zanky tak memiliki pilihan lain selain bertahan dari serangan Arthur. Namun, angin yang kencang itu tiba tiba mereda. Zanky yang heran kemudian keluar posisi bertahan. Ia mendengar Arthur mengatakan sebuah kata.

"...Wind Cutter..."

Disaat itulah ia melihat Arthur yang melesat dengan cepat ke arah Zanky menggunakan dorongan dari angin yang ia kumpulkan di bagian belakang tubuh nya. Arthur bergerak bagai badai yang siap menghancurkan apapun. Tiba tiba saja Arthur telah berada di depan Zanky dengan pedangnya yang mengarah langsung ke leher Zanky. Zanky terkejut dengan gerakan Arthur yang cepat itu sehingga ia terlambat untuk bertahan apalagi menghindar.

Arthur tersenyum ke arah Zanky. Zanky yang merasa telah diejek akhirnya berkata.
"Iya iya, aku mengalah. Tidak ada yang tidak bisa dilakukan. Memang kau bukanlah pelayan biasa Arthur. Aku mengakui nya"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Starlight: Grand Journey Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang