CHAPTER 01

3.2K 229 16
                                    


****
~17 Tahun Kemudian~

Terlihat sosok pria manis tengah duduk di depan cermin, dia tampak tengah bersiap dengan dibantu beberapa pelayan. "Anda terlihat sangat canti, Ratu!" puji salah satu pelayan.

Pria manis itu tersenyum. "Terimakasih, pelayan!" ujarnya.

"Ratu, mahkota mu!" ujar pelayan sambil menyodorkan nampan berisikan mahkota padanya.

Pria manis itu mengambil mahkota itu, lalu dia memakaikan mahkota itu di atas kepalanya, tiba-tiba ....

"PERHATIAN! YANG MULIA RAJA MARK MARTHANESIA MEMASUKI RUANGAN!!"

Pria manis itu bangkit dari duduknya, dia membalikkan tubuhnya dan tersenyum saat mendapati sosok yang sudah lama ia tunggu berdiri di depannya.

"Raja!!" Dia berlari ke arah Mark dan memeluknya erat.

Mark tersenyum dan membalas pelukannya. "Aku merindukanmu Raja," ujarnya.

"Aku juga merindukanmu, Channiee!" ujar Mark.

Haechan melepaskan pelukannya, lalu Mark meng*c*p kening Haechan dan mengusap kepala Haechan.

"Ayah! Apa kau hanya merindukan Buna saja dan tidak merindukanku?"

****
~Kerajaan Alvarez~

Jeno turun dari kudanya, akhirnya dia bisa kembali ke kerajaannya setelah seminggu lebih dia harus pergi untuk menghadiri pertemuan di beberapa kerajaan. "Akhirnya aku sampai juga," Gumam Jeno.

Tiba-tiba ....

"Ayah!"

Jeno mengalihkan pandangannya dan mendapati sosok pemuda berlari ke arahnya, Jeno yang melihat itu tersenyum. "Ayah!" Pemuda itu memeluk tubuh Jeno.

Jeno mengusap surai rambut milik pemuda tersebut. "Ayah, kenapa kau lama sekali pergi nya?" tanya nya.

Jeno yang mendengar itu terkekeh. "Ayah harus menghadiri beberapa pertemuan, Jisung." jawab Jeno.

Pemuda itu bernama Jisung, dia adalah putra Jeno bersama Haechan, Jisung tubuh menjadi sosok yang memiliki keinginan tahuan yang tinggi, dia mewarisi semua sifat Haechan dan mewarisi ketampanan Jeno.

Jeno membesarkan Jisung sendirian tanpa bantuan siapapun, bahkan dia tidak mengijinkan orang-orang untuk berada di dekat Jisung, hanya beberapa orang kepercayaannya saja yang boleh di dekat Jisung.

Jisung melepaskan pelukannya dan menatap ke arah Jeno. "Ada apa, nak?" tanya Jeno.

"Ayah, kapan ibu pulang? Apa dia tidak merindukan Jisung?" tanya Jisung.

Jeno terdiam. "Apakah ibu membenci Jisung sehingga dia tidak mau menemui sampai sekarang?" ujar Jisung.

"Syuutt! Jangan pernah mengatakan itu lagi Jisung, ibumu menyayangi mu dia belum menemui mu karena urusannya belum selesai," jelas Jeno.

"Tapi kapan dia akan menemuiku ayah? Aku sangat merindukan nya," ujar Jisung dan menunduk.

Jeno membawa Jisung ke dalam pelukannya. "Ayah juga tidak tau Jisung," ujar Jeno.

‘Maafkan ayah, Jisung. Jika saja bukan karena kebodohan ayah di masa lalu kau pasti akan tumbuh dan mendapatkan kasih sayang dari ibumu,‘ batin Jeno.

-
-
-
-
-

Bersambung

VOTE, COMENT & FOLLOW

The Queen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang