−Rumah sesungguhnya−

18 3 1
                                    


"Fase pertemuan itu ada dua,
Di pertemukan untuk bersatu, atau
Di pertemukan untuk berpisah. "

~Ver~

~Ver~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

Saat ini Vera sedang berjalan seorang diri di lorong kelas. Tadi saat Vera ingin kembali ke kelas, bu Shena memanggilnya ke ruang guru untuk membicarakan sesuatu, jadi lah sekarang ia baru kembali ke kelas.

Saat masih di perjalanan ingin ke kelas, ada seseorang yang tak asing baginya menyapa dirinya.

"Hai Ver. " sapa seseorang dengan tersenyum tipis. Dia Sean.

"A-ah iya hai." balas Vera gugup.

"Darimana, Ver? kok sendirian?" tanya Sean.

"Ee.. itu tadi gue di suruh bu Shena ke ruang guru." yang membuat Sean hanya ber-oh ria.

"Sialan, kenapa jadi gugup gini sih. Oke Veraa, santai kek biasanya. " Batin Vera, lalu ia menghela nafas kecil.

"Kenapa Ver? ada masalah?"

"Eh nggak kok, gue gak papa." Vera berucap canggung.

"Oh iya Ver, emm.. nanti pulang sekolah bareng gue, mau?" Sekarang giliran Sean yang berucap gugup.

"Ha? oh gak perlu, Se. Nanti pacar lo salah paham lagi kalo lo boncengin gue." sebenarnya yang di ucapkan Vera tidak sepenuhnya bohong, karena dia takut di tuduh perusak hubungan.

"Pacar? maksud lo?"

"Iya, yang waktu itu di kantin bareng lo."

Sean bingung sejenak lalu ia mengangguk paham, "Oh itu mah sepupu gue, gue belum pacaran lagi setelah putus sama lo." Sean berucap santai yang membuat Vera gugup.

"O-oh gitu ya, hehe. "

"Kenapa? lo cemburu ya??" Sean memicing.

"Ha? apasih, nggak kok, Kegeeran lo Se."

"Haha bercanda kali, Ver."

"Oh ya jadi gimana? mau bareng gue nanti pulang sekolah?"

"Em it-" belum sempat berbicara ada seseorang yang memanggilnya.

"Vera?"

"Eh Garel, ngapain lo disini?" Ya, dia Garel.

Setulus Cinta [ Navera ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang