SIANG hari, Shandy dan Farhan pergi makan siang di restoran milik Shandy. Selepas duduk di meja yang telah disediakan, mereka mulai memesan makanan.
"Shan, makanan yang ini harganya dua puluh empat rebu, kan?" Farhan menunjukkan salah satu menu yang tertera dalam buku menu.
Shandy justru menggeleng. "Harganya tiga puluh rebu, khusus buat lo. Harga temen."
"Heh! Serius, woy! Masa, sih?" Farhan memukul sedikit lengan Shandy menggunakan buku menu.
Shandy tertawa. "Gue bercanda doang, Han. Lagian, udah tahu harganya segitu di buku, lo masih aja nanya. Kan, gue udah bilang khusus buat temen-temen gue, gue agak murahin dikit. Lo jadinya bayar dua puluh rebu aja," balas Shandy santai.
Farhan menghela napas lega dan sempat nyengir mendengar ucapan Shandy. Langsung saja setelah itu mereka langsung memanggil salah satu pekerja disana untuk memesan makanan. Sambil menunggu pesanan mereka datang, Farhan dan Shandy memutuskan untuk mengobrol.
"Han, mau minta saran," ujar Shandy yang sibuk menggulir layar ponselnya kemudian menunjukkannya kepada Farhan. "Menurut lo mana yang bagus?"
Farhan mengerutkan kening menatap layar ponsel Shandy. "Lah, kok, lo malah nanya gue, gue nggak pinter soal beginian."
"Yaudah, gue, kan, cuma minta saran aja."
"Yaaa, tapi lo aneh-aneh aja. Lo minta gue milihin cincin mana yang paling bagus. Lo mau beli cincin?"
"Iya."
"Hmmm, nggak biasanya," bukannya menjawab, Farhan justru menatap Shandy lamat-lamat dengan tatapan curiga sembari mengusap dagu. "Tiba-tiba banget, biasanya juga kalau beli nggak bilang-bilang. Oh, jangan-jangan ..." Farhan menjentikkan jari dan tersenyum penuh arti. "Lo mau lamar Nindy, Shan?"
"Hmmm, iya kali? Nggak tahu, ah. Gelap."
"Yeuuuu, malah nggak ngejawab. Berarti perkiraan gue bener, kan?"
Shandy hanya mengangkat bahu, berusaha untuk tidak mempedulikan. "Udah, gue cuma mau nanya, bagusan yang mana. Lo tinggal jawab aja, ribet amat."
"Lo ngelak, Shan?"
"Nggak ada yang ngelak, kok."
Farhan tertawa kecil, kemudian menunjuk salah satu foto pada ponsel Shandy yang menurutnya paling bagus. "Menurut gue yang ini, Shan. Cantik, cocok, unik."
"Oke, deh."
"Nanti infoin, ya, kalau udah mau akad," ujar Farhan setengah usil. Kapan lagi coba ia bisa menjahili Shandy yang kelihatannya sekarang sedang menyembunyikan alasan kenapa ia membeli cincin.
"Iya, iya, iya ... mikirin akad mulu," cerocos Shandy. "Gue, kan, cuma nanya, Kribo."
"Yaudah, emangnya kenapa kalau mikirin akad? Nggak apa-apa, kan? Lo, kan, udah punya jodohnya," Farhan kembali nyengir. "Eh, nanti habis ini mau jenguk Ricky sama Fenly, nggak? Gue udah lama nggak jenguk mereka."
"Boleh."
Tring!
Suara notifikasi yang muncul membuat Farhan dan Shandy langsung membuka ponsel. Jika sudah ada notifikasi yang berbunyi seperti ini, pasti ada pesan masuk dari grup para pemilik kekuatan dan Agen Y.A.S yang bersangkutan (seperti Misellia, Naira, dan Jerome) di aplikasi chat dengan Aulion sebagai adminnya.
Tongkrongan Kami, Bos😎
(13 members)Pikipawww
Breaking news! Ayo, aktif
semua, gaes!
(13.01)
KAMU SEDANG MEMBACA
Youth And Strength 3 : The Girls (UN1TY Ft. V1RST)
FanficSambungan dari Youth And Strength 2 : Ancaman (UN1TY) Misi dan balas dendam. Para Pria Pemilik Kekuatan terpaksa mengikuti misi hanya dengan personil enam orang saja dikarenakan dua teman mereka yang masih harus berjuang di rumah sakit. Ricky yang m...