| 06 | Sachiko Arielle

38 11 0
                                    

SUASANA menjadi sedikit tegang saat mereka melihat gadis bernama Faela itu tiba-tiba menangis dalam diam. Reva jadi kelihatan salah tingkah dan sedikit merasa bersalah karena mendesak Faela untuk menjawab pertanyaannya.

Selepas Faela ditenangkan oleh Jessica dan Rara dengan dekapan hangat, Faela duduk kembali di kursi dengan kedua tangannya yang bertaut karena canggung. Ia tak menyangka jika dirinya akan secengeng ini di depan orang-orang yang baru saja ia kenal.

"Kamu bisa cerita ..." tutur Jessica sembari tersenyum tipis, "Tapi kalau sekarang belum bisa ... nggak apa-apa."

Faela mengangguk pelan, "Maaf udah bikin kalian khawatir," lirihnya.

"Ini memang tugas kita buat saling mengerti, Fae ..." sahut Fajri, kemudian melirik Zweitson dan Fiki, "Nggak perlu minta maaf begitu, lo nggak salah, kok. Disini kita harus saling terbuka satu sama lain, kita nggak mau ada yang memendam lukanya begitu dalam."

"Bener kata Aji," timpal Aulion, melipat kedua tangannya.

Semua mengiyakan ucapan Fajri dan menatap Faela hangat. Faela pun seketika merasakan kehangatan yang ada di ruangan tersebut. Orang-orang yang baru dikenalnya ini seolah memberikan aura positif disana, yang sudah lama tidak Faela rasakan.

Netranya memanas, cairan bening itu akan tumpah jika Faela tidak mengusapnya menggunakan tangan, tidak mungkin Faela menangis lagi hanya karena perlakuan hangat ini. Meskipun mereka semua adalah orang baru, tapi tidak sedikitpun Faela merasa mereka berniat jahat. Toh, beberapa diantara mereka juga merupakan Pemilik Kekuatan Khusus, jadi bernasib sama sepertinya.

"Aku akan cerita, tapi nanti ..." gumam Faela sembari tersenyum, "Tapi, terima kasih, ya ..."

"Terima kasih?" ulang Fiki.

"Ya, makasih ... udah peduli ..."

Semua tertegun menatap Faela. Aura mahal gadis itu jadinya lebih bersahabat dibanding tadi. Semuanya terpana.

***

Selepas beberapa jam, rapat pun selesai diadakan. Faela sudah melangkah keluar dari rumah Aulion dan kini berjalan sendirian. Tangannya merogoh ponsel dan menyalakannya untuk menghubungi seseorang.

Tanpa disadari, senyuman terukir pada paras cantiknya. Apalagi, setelah tadi semua orang yang ada disana berpamitan ramah padanya. Ia seperti mendapatkan teman baru.

Dengan senyuman yang belum hilang, Faela mulai membuka suara saat ia berhasil menelepon seseorang.

"Halo?"

"Fae! Lo udah kelar kegiatannya?"

"Udah, nih. Kamu dimana sekarang?"

"Masih di rumah Safa. Lo nyusul kesana aja. Lo tahu rumahnya, kan?"

"Tahu, kok. Berarti aku ke rumahnya aja, ya?"

"Oke."

Dengan begitu, panggilan pun terputus. Faela segera menyimpan ponselnya di dalam saku celana dan mulai melangkah menuju rumah seseorang yang dimaksud temannya dalam talian.

***

Tak butuh waktu lama, Faela sudah berapa di depan sebuah rumah yang tidak terlalu besar, tapi juga tidak terlalu kecil. Dengan mantap, dirinya mengetuk pintu hingga tak perlu memakan waktu lama, pintu pun terbuka, menampakkan si tuan rumah yang tersenyum ramah kepadanya.

Youth And Strength 3 : The Girls (UN1TY Ft. V1RST)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang