| 04 | Rahma Alia W.

62 10 6
                                    

SEBAGAI seseorang yang sudah menjalin persahabatan sejak kecil, Rara sangat mengenal Reva, yang bisa saja lebih kenal daripada keluarga Reva sendiri. Jika sedang sedih, Reva akan menghampiri Rara, mengeluarkan segala keluh-kesahnya, dan Rara akan mendengarkannya.

Rahma Alia Wicaksono, atau yang biasa dipanggil Rara. Hanya gadis itu yang bisa diandalkan oleh Reva sebagai tempat bercerita. Rara bisa menjaga rahasia dengan baik, hingga ketika Reva memberitahunya jika ia bisa mengendalikan api, Rara dibuat terkejut. Bukan terkejut karena Reva dapat mengendalikan api, tapi karena Reva sama seperti dirinya. Pemilik Kekuatan.

Whuusssh!

Angin panas menyambar seisi ruangan, saking panasnya hingga mampu menghasilkan panas yang kemudian memadat menjadi bola merah yang semakin lama semakin besar, menyebar ke dinding, membuat banyak cabang. Lebih jelasnya, kini apartemen yang dihuni Rara dan Reva telah terbakar.

"Reva!" Rara berusaha bangkit. Reva sepertinya telah kehilangan kontrol atas dirinya. Para penjahat kini mengalihkan atensinya pada Reva, memusatkan serangan.

Reva menatap mereka ganas, mengayunkan telapak tangannya, memunculkan beberapa bola api dan menghempasnya dengan mudah. Beberapa orang yang terkena bola api itu mulai menjerit kepanasan, sementara yang berhasil menghindar mencoba menyerang dari berbagai sisi.

"Nona Lauren! Hati-hati!"

Ketua wanita yang dipanggil Lauren oleh Asha tersenyum mengerikan. Dengan seringainya, wanita itu mengangkat pistolnya, mencoba menembaki Reva. Reva dengan gesit menghindar dan melempar bola api hingga mengenai tangan Lauren dan pistol yang ada dalam genggamannya terlempar.

"TANGAN KOSONG KALAU BERANI!" Reva meraung marah, menyerang dengan cepat.

"Re!" Rara berseru keras, sebisa mungkin ia mencoba memadamkan api yang menjalar di sekelilingnya menggunakan kekuatannya. Yap, kalian tidak salah baca. Rara bisa mengendalikan air dan kini ia menggunakan kekuatannya untuk memadamkan api.

"Re! Berhenti!" pekik Rara.

***

Di luar apartemen, ratusan orang disana dikejutkan dengan ledakan besar yang baru saja terjadi, menghasilkan api yang menyebar dengan cepat. Beberapa mobil pemadam kebakaran dengan sigap datang untuk membantu. Petugas polisi berusaha untuk mengamankan warga jikalau ada yang berusaha mendekat.

Di belakang apartemen itu, Aulion bersama para Pemilik Kekuatan mulai beraksi. Mereka membobol pintu belakang dan masuk, namun niat mereka terhenti saat melihat kepulan asap.

"Ke ... kebakaran?" cicit Fiki.

Aulion mengangguk pelan, "Kita harus menyelamatkan orang yang masih di dalam. Untuk itu, kita akan berpecah menjadi dua tim."

"Yang akan masuk ke dalam bersama gue adalah Fajri, Fiki, Farhan, dan Jerome. Sisanya, Shandy, Gilang, Zweitson, Naira, dan Misellia akan menunggu disini, kalau bisa mencari sumber penyebab kebakaran disini," perintah Aulion, kemudian membetulkan letak senapan panjangnya. "Kalian mengerti?"

Semuanya mengangguk, tidak ada yang membantah. Terkecuali Fajri yang sedari tadi menatap kearah apartemen di depannya. Wajahnya tegang.

"Fitri sayang Kak Aji ..."

"FITRI!"

Fajri memejamkan matanya sejenak. Memori lamanya terbuka kembali. Kejadian kebakaran beberapa tahun silam terputar di otaknya.

Youth And Strength 3 : The Girls (UN1TY Ft. V1RST)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang