Cinta yang Kutanam

16 1 0
                                    

Tiada kebetulan dari semua ini. Aku tak pernah menampik bahwa pasti ada alasan di balik pertemuan kala itu.

Jauh-jauh hari sebelum berani mendekatinya, aku sudah mengagumi kesederhanaan yang ada padanya. Seseorang yang bermimpi besar dalam hidupnya. Pemilik senyum yang kiranya ideal untuk kujadikan bunga hati setelah kesepianku yang panjang.

Terkadang, beberapa hari terakhir sebelum kutulis kisah ini, aku mendapati hari-harinya yang begitu panjang. Di akhir percakapan, ia masih bergelut dengan kelamnya malam. Kesibukan itu merenggut sisa-sisa tenaganya hingga esok kembali datang.

Meski demikian, ada seseorang sepertiku yang begitu tertarik dengan hidupnya. Aku yang diam-diam mengagumi jalan ceritanya. Bahkan, aku rela menahan kantuk agar tetap membaca pesan singkat itu dan berharap dapat menjadi bagian cerita hidupnya.

Bersama harapan itu, kurawat perasaan ini dengan hati-hati. Kunantikan jawaban-jawaban singkat itu sebagai pelengkap rindu yang masih tumbuh sendirian. Bahkan, di antara sendu yang memburu, aku masih mendapati senyumnya dalam bayang-bayang yang samar.

Entah, aku tak pernah tahu akhir atau bagaimana semua ini berjalan nantinya. Aku hanya ingin menyayanginya dengan caraku.  Meskipun terkadang cinta sendirian ini terasa memilukan, aku tetap menikmati derita itu sebagai bagian dari cinta yang kutanam.

CanduWhere stories live. Discover now