Bab 8

55 13 0
                                    

Karya ini dilindungi oleh undang-undang hak cipta no. 28 tahun 2014. Segala bentuk pelanggaran akan diselesaikan menurut hukum yang berlaku di Indonesia.

Pencipta Wulan Benitobonita / Luna S. Winterheart

Beberapa bulan sebelumnya.

"Sayang sekali, Dokter Fonda, saya tidak dapat memberikan informasi itu." Pria dalam bayang-bayang mengembuskan napas panjang. "Surat cerai dapat saya bantu, tetapi informasi? Itu sesuatu hal di luar kemampuan saya."

"Tidak dapat atau tidak mau?" tanya Fonda ketus. "Anda adalah orang terpenting di Genma Indonesia, tidak mungkin Anda tidak memiliki akses atas informasi itu."

Pria besar itu terkekeh. "Saya sudah diperingatkan akan sifat blak-blakan Anda, tetapi tetap saja terasa menusuk."

Fonda bersedekap dan memberikan tatapan dingin. Surat cerai hanyalah bonus. Tujuan utama wanita itu adalah memperoleh informasi. Hal yang sangat penting dalam hidupnya.

"Bagaimana bila sebuah panggilan telepon?"

Tawaran dari pria itu menurunkan emosi Fonda. Dia mendengarkan dengan saksama.

"Saya tidak dapat memberitahukan lokasi, tetapi saya bisa mengusahakan sebuah panggilan telepon," ulang pria itu. "Apabila Anda dapat menangani Cindaku dengan baik, saya yakin kejutan menyenangkan akan Anda dapatkan."

*****

"Cara mengoperasikannya sedikit mirip dengan bermain gim komputer," jelas Ruben sambil menyeringai bangga. Pria itu duduk di depan mesin operator dan menunjukkan fungsi beberapa tombol kepada Fonda yang berdiri di sisinya.

"Ini untuk mengganti pemandangan. Dokter tinggal mengetik saja beberapa kata dan nanti akan keluar pilihan. Setahu Saya kita memiliki lebih dari seribu pemandangan yang berbeda."

Fonda tidak berkomentar. Wanita itu fokus mengamati jari-jari Ruben yang bergerak lincah, berpindah dari satu tombol ke tombol lain, sebelum keningnya mengerut tidak puas. "Berapa kali kita harus memasukkan sandi?"

"Oh, setiap kali kita hendak mengakses komputer untuk pertama kali, ketika mengaktifkan komputer yang tertidur, dan saat masuk ke aplikasi."

Sangat merepotkan.

Fonda menekan perasaan jengkel. Sandi komputer hanya dimiliki oleh operator dan artinya dia sangat bergantung dengan pria itu untuk menjalankan komputer.

Kubah transparan masih diperbaiki dalam waktu beberapa hari. Fonda mendapatkan kesempatan untuk mengoperasikannya dengan memakai layar komputer biasa.

Wanita itu melangkah mendekat lalu mengusir pria yang sepertinya terlalu nyaman dengan kursi yang dia duduki. "Pak Ruben, saya akan mencobanya."

"Eh, apa Dokter yakin? Ini lebih sulit dari yang terlihat."

Suara Ruben menghilang di akhir kalimat saat mendapatkan tatapan tajam dari Fonda. Dia langsung berdiri dan membiarkan wanita itu mengambil alih papan kontrol.

Jari-jari Fonda bergerak, mengimitasi tindakan Ruben sebelumnya. Wanita itu menekan tombol dan menyebabkan pemandangan alam di pada layar berubah.

"Gunung Kerinci, Jambi, Indonesia."

Sebuah gunung menjulang tinggi sebagai latar, dengan perkebunan teh menutupi marmer putih sebelumnya.

"Wah, Anda sepertinya berbakat mengoperasikannya."

Fonda mendengkus malas saat menerima pujian dari Ruben. Dia telah bertahun-tahun melihat teknisi Genma Tangerang Selatan mengoperasikan mesin yang sama dan merasa yakin akan kemampuannya meniru mereka. Wanita itu membuat tombol lain, menekannya, hingga terdengar suara. "Lycan."

Mengendalikan Cindaku [ Genma Series #2 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang