9. PERMAINAN DIMULAI❗

796 100 4
                                    

⚠️ PART INI MENGANDUNG ADEGAN KEKERASAN ⚠️

‼️ DISCLAIMER ‼️
Watak dari cerita ini tidak ada sangkut pautnya dengan vislok mereka. Jadi, jangan hujat member cuma karena wataknya di ceritaku.

 Jadi, jangan hujat member cuma karena wataknya di ceritaku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chika meringis kesakitan. Sudah berkali-kali ia memohon agar Marsha dan Kathrina berhenti memukulnya.

BRAKK!!!

Marsha menjambak kencang rambut Chika, kemudian dengan teganya ia menjedotkan kepala Chika ke tembok dengan keras.

"MAU LO AP- ARGHHH SAKIT!" entah sudah berapa kali ia mendesis kesakitan. Perempuan itu seakan tidak di beri nafas. Pelipisnya mengeluarkan darah kental sekarang. Dan rupanya itu belum selesai.

Kini giliran Kathrina, perempuan itu menampar pipi Chika berkali-kali. Chika sudah pasrah, memohon pertolongan pun tak ada gunanya. Tidak ada yang mendengarnya meski sudah berteriak sekencang-kencangnya.

"MARSHA, KATHRINA, UDAH!! LO MAU BUNUH ANAK ORANG?!" syukurlah, masih ada yang waras disini. Ashel terlihat iba melihat Chika yang sudah terbaring lemas penuh darah.

Marsha malah tertawa terbahak-bahak, membuat Ashel bergidik ngeri. "SINI LO." sentak nya sambil menarik kerah baju Ashel.

"Ck, l-lo apa-apaan, sih?"

Marsha mengeluarkan cutter dari ranselnya, membuat Ashel dan Chika terbelalak.

"Lo lukis di wajah dia, anggap sebagai canvas." Marsha sudah gila? Dia ini kenapa?

"Sha, yang ben-"

"SEKARANG!" ucapnya dengan lantang sembari menendang tubuh Ashel supaya lebih dekat dengan Chika.

"C'mon, shel. Lo temen gue."

Sreett...

Satu goresan terpampang jelas di pelipis Chika. Perlahan, darah segar mengalir cukup deras.

Belum puas dengan goresan pertama, Marsha kembali memerintah Ashel untuk membuat goresan kedua.

Chika masih memejamkan matanya, ia merasakan perih di sekujur tubuhnya. Nafasnya sudah tak beraturan, tubuhnya terasa lemas.

"Lo denger gue ga, sih?" Marsha menarik kencang rambut Ashel.

Ashel menelan salivanya bak batu yang keras. Tangannya gemetar, bulir-bulir keringat membasahi pelipisnya.

Seringai senyum mengerikan terukir di ranum Marsha, sedikit lagi,

TENTANG CHIKA (HIATUS SEMENTARA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang