Keringat bercucuran dari pelipisnya, bahkan baju Oline saat ini sudah basah karena keringat. Bisa-bisa ia masuk angin, namun ia tidak peduli. Yang terpenting sekarang adalah keselamatan Erine, masa bodo dengan dirinya yang penting Erine selamat. Setelah dari pertigaan ternyata jejak mobil itu mengarah ke kiri, setau Oline di arah kiri itu adalah daerah perhutanan.
Jejak mobil itu tiba-tiba hilang ditengah jalan, Oline bingung harus mencari Erine kemana.
"ERINEE?! JAWAB KAKAK! KAMU DIMANA?!!!"
"ERINNEEE??!!!!" Teriak Oline mencari Erine.
Disini sangat gelap, Oline mengandalkan senter di HPnya sebagai pencahayaan. Sejak berbelok kearah kiri dari pertigaan tadi, lampu jalan sudah tidak ada. Oline sebenarnya takut, tapi rasa khawatirnya pada Erine lebih besar. Ia pelan-pelan menyusuri jalanan. Oline mengusap-usap liontin memberian Erine berharap hal itu memberikannya sedikit ketenangan dan kekuatan, ia sudah terlihat sangat pasrah dengan keadaan.
Aku harus apa liontin? Erine bilang kalau aku sedang kesusahan, kamu akan membantuku menemukan jalannya.
Bantu aku liontin
Mereka pergi kemana?
Setauku disini tidak ada rumah?!
Eh tunggu! Disini memang tidak ada rumah
Tapi, disini hanya ada satu tempat yang menyerupai rumah yaitu ....
"Pabrik Batu Bara!"
"Gak salah lagi! pasti mereka pergi kesana. Aku harus cepat!" Ucap Oline bersemangat. Ia seperti menerima harapan baru.
Oline tiba di depan gerbang pabrik itu, ia sandarkan sepedanya pada tembok di samping pagar. Di dalam sana aja jejak ban yang sama seperti jejak yang ia ikuti sedari tadi. Ia masuk ke dalam area Pabrik terbengkalai itu dengan perlahan agar tidak menimbulkan kegaduhan. Ternyata benar, mereka pergi ke pabrik ini. Mobil hitam itu terparkir rapih di samping pabrik.
Kayaknya kayu ini kuat untuk memukul orang." Gumam Oline saat mengambil salah satu kayu yang cukup panjang.
Ia berjalan masuk ke area pabrik, pabrik ini sangat besar. Oline jadi kesusahan untuk mencari Erine.
Sayangnya pintu pabrik ini terkunci rapat dari dalam, ia harus mencari jalan masuk lainnya. Oline melihat kesekeliling berharap ada sesuatu yang bisa membuatnya masuk kedalam.
Di atas sana ada jendela yang terbuka
Sepertinya aku bisa masuk lewat sana
Aku hanya perlu memanjat untuk sampai kesana
Oline menyusun tumbukkan karung berisi batu bara agar memudahkannya memanjat. Hanya ada 5 karung dan itu belum cukup membuatnya bisa mencapai jendela itu. Oline loncat ke arah tangga besi yang bagian bawahnya sudah roboh, setidaknya bagian atasnya masih kuat.
TRANGGG!!
Tangga besi yang ia naiki roboh karena rapuh, untungnya sesaat sebelum mereka roboh, Oline sudah sempat berpegangan pada pinggiran tembok.
"SIAPA DISANA??!!" Suara seseorang mengagetkan Oline.
Oline buru-buru mengayunkan tubuhnya ke arah jendela yang terbuka itu.
HAAPP.....BRUGH...
Darah menetes dari kepala Oline, sepertinya karena saat meloncat tadi ia tidak sengaja mengenai potongan besi. Alhasil keningnya tergores.
"Tangga ini roboh, sepertinya kucing-kucing nakal itu lagi yang membuatnya roboh." Ucap salah satu dari kedua orang itu.
Oline segera masuk ke dalam ruangan yang ada di jendela, ia sempat meringis merasa pusing karena kepalanya berdarah. ia mengelap darahnya dengan baju lalu mulai menyusuri ruangan demi ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue - Orine (Oline & Erine)
Short StoryAkankah Oline bisa menyelamatkan Erine? Atau sebaliknya? Menceritakan seorang kakak yang berusaha menyelamatkan sang adik dari pembunuh berantai. Update setiap Selasa, Kamis dan Sabtu Thriller.