6

393 37 3
                                    

Tak butuh waktu lama, Oline tiba di pabrik batu bara itu. Ia menarik napas dalam-dalam saat melihat pabrik tempat dimana Erine ditemukan.

Kau pasti bisa Oline, ini semua demi Erine

Aku harus segera menemukan pelakunya

Aku pasti bisa!

TRAANGG!!

Tiba-tiba terdengar suara besi jatuh, Oline berlari kearah sumber suara. Setelah tiba ia tersentak kaget. Karena ia bisa melihat dirinya yang lain sedang melompat kearah jendela.

"Bikin kaget saja, paman gak bilang kalau aku akan bertemu dengan diriku di waktu ini."

Setelahnya Oline berteleportasi ke area belakang pabrik, ternyata saat itu mereka tengah asik melecehkan Erine. Melihat itu seketika amarah Oline kembali memuncak, ia baru tahu. Jadi selama dirinya terjebak di dalam pabrik, para bajingan ini tengah melecehkan Erine.

"JANGAN! TOLONG LEPASKAN AKU!" Berontak Erine.

"Percuma saja kau berteriak gadis kecil, di hutan seperti ini tidak akan ada orang yang mendengarmu." Ucap pria bertopeng yang saat itu melambaikan tangan pada Oline.

"HAHAHAHAH!"

Dengan langkah tergesa, Oline mendekati pria itu dan hendak mendorongnya.

"Manuel apa yang kau lakukan?"

Mendengar itu, gerakan Oline seketika berhenti sesaat sebelum ia menyentuh pria bertopeng itu.

"Tahan amarahmu Nak. Ingat! kau tidak boleh menyentuhnya."

Oline mencari sumber suara tersebut, "Paman Altazar?"

Ternyata suara itu berasal dari dalam kepalanya. Berkat gelang emas itu, mereka berdua bisa berkomunikasi walaupun tidak bertemu.

"Iya, ini aku. Tenangkan dirimu Nak, jangan gegabah."

Oline yang terlihat mulai frustasi, mulai meremas kepalanya. Ia meringis, "Apa yang harus aku lakukan paman?Aku mohon, bantu aku."

Sementara itu, didepannya kini pria pertopeng tengah melancarkan aksi bejatnya pada Erine.

"Kak Oline....."

"Tolong aku..." Lirih Erine yang kini sedang memejamkan mata karena ketakukan.

Disisi lain, Oline menjadi serba salah. Di satu sisi ia ingin sekali meninju pria bertopeng itu saat ini juga dan di sisi lain, Altazar melarangnya.

Tangis Oline pecah, ia merasa tidak berguna karena tidak bisa menolong adiknya.

"B-bbagaimana pamann? ap-pa yang harus aku lakukan?"

"Atur amarahmu Nak, ini semua demi Erine." jawab Altazar.

"BAGAIMANA BISA AKU HANYA DIAM SEMENTARA DIDEPAN SANA ADIKKU TERUS-MENERUS MEMANGGILKU??!!"

Altazar di sana mulai panik, ia takut Oline akan menghiraukan larangannya. Sementara disana, Oline mulai berjalan mendekati pria bertopeng dengan tatapan membunuh.

"MANUEL BERHENTI!"

Langkah Oline terhenti seketika saat mendengar Altazar berteriak. Suara amarah Altazar terdengar begitu mengerikan.

"Jangan gegabah! ikuti perkataanku jika kau ingin selamat, Manuel!"

Oline mundur beberapa langkah. Ia seakan tersadar tujuan awal dirinya berada disini. Dia sekarang berdiri disini untuk mencari bukti bukan untuk menghajar si pelaku.

"Maaf Paman."

Terdengar helaan napas berat Altazar di seberang sana, "Lebih baik kau pejamkan kedua matamu agar kau tidak melihat kejadian ini."

Blue - Orine (Oline & Erine)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang