Gelak tawa menghantar ombak yang hendak menyapu bersih pergelangan kaki beberapa pria yang berdiri dibibir pantai. Tanpa menggunakan alas kaki mereka seperti sedang menantang laut untuk mengenai kaki kotor mereka yang penuh dengan pasir pantai.
Mereka kompak berlari mundur saat ombak kecil ingin menghantam bibir pantai. Sembari tetawa lepas mereka kompak berlari maju saat ombak itu perlahan pergi.
"Ini menyenangkan" ucapa salah satu dari mereka.
"kekanakan"
"kami memang kekanakan, tidak seperti mu yang tua jompo" sekali lagi mereka tertawa lepas saat berhasil menggoda salah satu temannya.
Seorang pria berdiri tidak jauh dari mereka dengan kameranya ia memotret pemandangan laut biru dilengkapi awan putih yang membentuk kapas diatasnya. Sesekali ia juga memotret teman-temannya yang sedang bergurau dipinggir pantai.
Jung Jeahyun atau kerap dipanggil Jae adalah pria dengan sejuta sifat. Terkadang kelakuannya membuat beberapa temannya kewalahan saat meladinya. Tapi hari ini ia nampak berbeda. Lebih banyak memotret ketimbang mereog.
Pria itu menurunkan kameranya memandangi hamparan laut luas berwarna biru dengan matanya. Tidak diperdulikannya teman-temannya yang terus meneriaki namanya untuk ikut bergabung.
"Tidak pernah ku tau laut semenenangkan ini" gumamnya.
Semilir angin menyapu wajahnya, menerbangkan rambut hitam pekatnya. Suara deburan ombak yang berirama seperti musik rileksasi yang indah. Spontan ia menutup mata untuk menikmati suasana laut yang yang begitu sempurna.
Mereka adalah segerombolan pemuda yang sedang menikmati liburan. Pergi kesebuah pulau kecil untuk menghindari hiruk pikuk ibu kota. Rasanya sudah cukup mereka menghadapai perkejaan yang begitu merepotkan. Sudah saatnya mereka menikmati sedikit saja keindahan yang sudah Tuhan sajikan.
"Jae!"
Jae tersadar saat Johny meneriaki namanya, disana semua temannya telah berada diatas kapal. Pantai yang mereka injak saat ini bukan lah tujuan utama mereka. Ada pulau lebih terpencil diujung sana. Pulau yang jauh dari semua orang atau segala hal lainnya.
Jae segera berlari menghampiri kawan-kawannya. Sesekali ia juga mengecek kembali tas kameranya untuk memastikan tidak ada perintilan yang tertinggal. Baru saja kakinya menginjak salah satu anak tangga kapal, tidak sengaja ia melihat benda berkilau dibibir pantai. Tanpa berpikir panjang ia segera mengambilnya lalu segera naik ketas kapal.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAAT LUAT MEMANGGIL
FantasySuara ombak yang menenangkan hati, biru laut yang menenangkan mata, hembusan angin yang menyejukkan wajah. Sebagian besar orang akan menganggap laut sebagai tempat pulang ternyaman. Tapi, bagi sebagaian orang laut tidak seindah terlihat. Air laut m...