Hai, aku Lavienna Isla (Yourname). Panggil aku (Yourname) atau (Name). Terserahlah. Yang penting jangan panggil aku Babu Kocheng. Aku adalah seorang remaja yang sangat cinta dengan anak berbulu yang disebut dengan kucing. Aku punya kucing 7 ekor. Mereka tidak datang ke rumah atau ku pungut, sih. Tetapi mereka datang ke rumah ini karena diberikan oleh teman-temanku.
“Aww, Blaze! Bisa nggak sih sehari aja lo nggak usah gigit tangan gue? Eh? UPAN! KAMU KENAPA ANJIR MANJAT GORDEN BEGITU? Thorn.. ya Allah."
Meow meow meow..
Suara bising dari para anabul ini membuatku gila. Melihat Blaze si kucing oren yang selalu menggigit tanganku, Taufan si kucing abu yang selalu membuat masalah dimana-mana, dan Thorn si kucing hitam belang putih yang selalu berantakin meja. Aku minta ampun kalau sudah mengasuh mereka. Mereka ini dulunya kucing milik Bila. Cewek barbar yang duduk sebangku denganku disekolah. Benar kata orang, kalau sifat peliharaan adalah cerminan dari diri pemilik—atau kita sebut majikan.Meow..
Tiba-tiba saja si kucing berbulu putih bercampur cokelat gosong didaerah wajah datang mengeong dan berjalan mendekatiku. Ia memakai topi berlambang bintang, laksana cahaya. Ya, itu Solar. Si kucing dengan sifat narsis yang selalu membuatku kesal. Ada saja tingkahnya. Yang ikutan nimbrung pas aku lagi selfie, yang mserusak buku pelajaranku, pokoknya, Solar ini kalau aku kategorikan masuk ke kategori kucing narsis.Hobinya Solar ini makan royal canin. Makananan elit para kucing ras atas. Untunglah pemiliknya yang lama—si Fiesta, selalu memberiku uang untuk membelikan makanan pada kucing cerewet yang satu ini. Tapi sekarang Fiesta tidak bisa memberiku uang. Katanya, uangnya habis buat bayar Kost-kostan.
“Solar, kamu mau makan?" tanyaku sambil mengambil Solar si kucing putih berwajah gosong, dan kemudian lanjut menggendongnya. Solar hanya mengeong panjang, dan aku hanya tersenyum. Andai aku bisa bahasa kucing. Tolong siapapun, TRANSLATE OMONGAN SOLAR!!
“Hari ini makan ikan asin, ya!" kataku riang, Solar memasang wajah kesal. Ups, sepertinya ia tak suka dengan ucapanku. Solar si Kucing muka gosong itu langsung melibaskan ekornya, dan kemudian melompat dari gendonganku. Sialan. Kucing ini menggigit kakiku. Spontan saja aku menyebut nama Solar dengan nada membentak. Solar si kucing itu menyeringai 'krrrhh' tanda marah lalu berlari pergi meninggalkanku. Yasudah, kalau tidak mau makan ikan asin. Mending belajar.
🐱Solar POV🐱
Hai guys, perkenalkan. Aku Solar. Bukan bensin ataupun pertalite. Aku ini seekor KuGans, atau boleh sebut Kucing Ganteng. Kucing jantan paling tampan kesayangan para betina-betina komplek, dan paling tampan diantara kucing-kucing yang ada dirumah ini. Jika kalian bandingkan aku dengan Ice si bulu abu tukang tidur, atau sama Hali si cokelat tukang gigit majikan biar di elus, mereka berdua bukan apa-apanya.
Tadi si (Name), mau ngasih aku ikan asin. Cuih, mendingan aku makan endorse whiskas rasa ikan tuna ketimbang makan ikan asin. Akan kuganggu (Name) belajar.
Aku pun melangkahkan keempat kakiku menuju meja (Name). Tumben dia lagi belajar. Lalu, Tiba-tiba saja Gempa si kucing abu belang putih lewat disampingku.
“Hai, Lar? Udah nyobain ikan asin gorengan (Name)? Enak tau!" ujar Gempa sambil menjilati tubuhnya. Atau kita sebut Mandi.
Aku melibaskan ekorku yang menawan ini pada Solar, “Dih. Ogah. Gue mau malakin (Name) buat beliin whiskas."
Mendengar jawabanku, Gempa langsung pergi melenggang begitu saja dengan suara loncengnya. Eh, hei? Ada kertas lukisan peta dunia yang dibuat dengan cat air warna-warni? Terletak diatas kasur pula. Wah, ini akan bagus untul mempoles kuku yang ada di paw ku.
Akupun pergi mendekati tempat tidur (Name). Aku melompat dan menatap kagum kearah lukisan yang catnya belum mengering itu. Baru saja aku hendak mengeluarkan kuku tajamku untuk mengasah kuku disana, tiba-tiba saja Thorn, Blaze, dan Taufan datang berlarian kearahku. E-eh?!
Bugh. Mereka menabrakku. Kami semua jatuh diatas lukisan peta yang belum mengering. Tubuh kami semua jadi penuh cat, dan bonus juga ketumpahan cat warna biru. (Name) melihat lukisannya hanya bisa tersenyum getir.
“Tidak ada snack untuk hari ini." ucap (Name) dingin. Astaga, teganya. Aku pun pergi sebelum (Name) mengusirku dengan sapu. Yang salah kan Trio Cat Troublemaker.
Pasrah. Aku mendekati mangkukku yang sudah terisi ikan asin goreng yang telah disiapkan oleh (Name). Aku mengendus dengan hidungku, ewh. Makanan murah. Tapi kudekatkan mulutku dengan ikan itu, mencoba mencicipinya dengan beberapa gigitan.
“Hm, enak. Besok minta (Name) goreng ini lagi ah."
KAMU SEDANG MEMBACA
PAWMENTAL!
Humor"Solar, Hali.. Habisin dulu whiskasnya.., " "Ice, bangun! Jangan molor mulu. Obesitas!" "Blaze, Thorn, Taufan! Jangan berantakin rumah!" "Emang yang paling baik cuma Gempa..," ---- Menceritakan tentang Lavienna Isla (Namakamu}, seorang remaja berus...